-->

Jonru si penyebar hoax

Aslinya malas menanggapi Kang Jonru hafidzahullah. Selain lebih banyak like-nya dibandingin saya, banyak komen-nya, banyak share-nya, sebab kebenaran menurut Ahlu Facebook wa Khassatuhu adalah like, komen dan share yang paling banyak.

Baik, langsung aja deh. Jonru menyinggung tentang Ahlu Sunnah wal Jamaah. Katanya dia, cari khatib shalat Id-nya yang beraqidah lurus, Ahlusunnah wal Gamaah.

Jonru--dengan dhammah-nya Ra'-- mungkin tidak pernah mencari tahu,  atau memang gak mau tahu asal usul rihlah ilmu Habib Quraish. Habib Quraish Shihab pergi ke Mesir tahun 1958, bersama adiknya, Habib Alwi Shihab. Beliau masuk asrama Madinatul Buuts, asrama untuk pelajar asing dari berbagai negara. Di Madinatul Buuts, kawan beliau di antaranya, KH. Ahmad Mustofa Bisri, mantan Rais Am Nahdatul Ulama, KH. Abdurrahman Wahid Allah Yarham, KH. Syukri Zarkasyi, pengasuh pesantren Gontor, dan banyak lagi tokoh-tokoh seangkatan atau adik kelas beliau.

Beliau santri Al-Azhar. Yang sering disebut Azhary. Azhary--menurut syaikh Ali Jum'ah--adalah seseorang yang berakidahkan Asyariyah, menganut mazhab, serta yang menempuh jalan sufi. Kalau menurut syaikh Gamal Faruq Azhary adalah mereka yang bernisbahkan diri kepada Imam Asyari dan Imam Maturidy, Bernisbah kepada salah satu dari empat Mazhab, dan bernisbah kepada jalan tasawwuf.

Dari dua definisi di atas, bisa  dikatakan bahwa Habib Quraish Shihab adalah Ahlu Sunnah wal Jamaah atau masyhur dengan sebutan Sunni. Karena beliau adalah seorang Azhary yang sampai sekarang sering tersambung dengan Azhar, Imam Akbar syaikh Ahmad Thayyib, Syaikh Hasan Syafi'i dan ulama-ulama Azhar yang lain. Bahkan beliau juga diangkat sebagai anggota Majelis Hukama Muslimin yang diketuai langsung oleh Syaikh Azhar.

Sebagaimana yang beliau katakan,  beliau bermulazamah dengan syaikh Abdul Halim Mahmud paling sebentar lima tahun. Waktu yang tak sebentar untuk bersuhbah dengan orang shalih. Selama di Mesir, beliau juga berguru kepada syaikh Sya'rawi dan syaikh Muhammad Ghazali. Syaikh Abdul Qasim--seorang ulama, ahli Qiraat, penyebar mazhab Malikiyah--konon bermulazamah dengan Imam Malik selama dua puluh tahun. Syaikh Wahab Sya'rani bermulazamah dengan syaikh Nuruddin al-Syuni dan syaikh Ali Khawwas. Syaikh Ibnu Athaillah bermulazamah dengan syaikh Abbas al-Mursi. Jadi mempelajari Agama harus berguru kang Jonru. Supaya apa yang  disampaikan bersanad dan nyambung ke Rasulullah.

Abdullah Ibnu Mubarak berkata: "Al-Sanad min al-Din. Laula Isnadu Laqâla man Syâ' mâ Syâ', Sanad itu termasuk dari Agama. Tanpanya, orang akan semaunya berkata yang dia inginkan."

Terkait Habib Quraish Shihab pembela Karbala dan menganggap Nabi tidak masuk surga, baiknya, kang Jonru baca deh klarifikasi dari Gus Mus, Pak Lukman Hakim, Pak Muchlis Hanafi. Tiga klarifikasi itu sudah cukup kok.

Terus tentang masalah Jilbab, kang Jonru bacalah sesekali buku "Berguru kepada Sang Maha Guru" tulisan Dr. Muchlis Hanafi, Duktur Tafsir dari Azhar. Di sana akan antum temukan diskusi-diskusi yang indah bagaimana menyikapi perbedaan pendapat.

Satu yang patut antum ketahui. Bagaimanapun anda menghina, mencaci, berkata tidak sopan kepada ulama kami, cinta kami tak akan luntur. Orang spesies seperti antum banyak juga di Mesir. Mencaci syaikhul Azhar. Menganggap beliau sebagai sekuler. Mencaci syaikh Ali Jum'ah. Menyebut beliau Syiah. Tapi sekali lagi, cinta dan takdim kami kepada beliau tidak akan pudar.

Terakhir kali ada nasehat bagus dari Imam Tajuddin al-Subki:

قال الإمام السبكي: لحوم   العلماء مسمومة
وسنة الله في منتقصيهم مذمومة ومن أطلق لسانه فيهم بالسلب ابتلاه الله قبل موته بموت القلب

Imam as-Subki rahimahullah pernah berdauh :

"Daging ulama itu beracun. Dan sunnatullah bagi orang-orang yang merendahkan para ulama adalah mendapat celaan. Dan barang siapa yang berbicara sembarangan tentang mereka: diberi cobaan dengan matinya hati sebelum mati yang sesungguhnya. Yaitu kematian hati".

Tahrîr, 25 Juni 2017

Foto di atas diambil pas acara Muktamar Azhar. Bertemu beliau secara tidak diduga-duga. Sowan lalu dirangkul oleh tangan kanannya. Amat bersyukur, bisa bersentuhan dengan tangan yang telah mengetik tafsir Al-Misbah dan al-Lubab.
Bisa menjadi dalil, di hari kiamat bahwa saya telah mencintai keturunan Rasulullah yang juga seorang Ahlullah, pemerhati Alquran selama setengah abad lebih! Athâallâhu Baqâahu.

Îd Mubarâk.
Kullu Âm Wa Antum Bikhair.
Mohon maaf lahir batin, wan-kawan.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Jonru si penyebar hoax"

Post a Comment

SILAHKAN KOMENTAR

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel