-->

Jonru tidak bisa Jawab komentar

Mempertuhankan Pesantren?
Oleh: @jonru  

Saya seumur hidup tak pernah jadi santri di pesantren manapun. Namun saya sangat simpati bahkan jatuh cinta pada PESANTREN, terutama pesantren yang mengajarkan para santrinya untuk berislam dengan benar

Tapi saya sungguh MERASA SANGAT GELI saat melihat orang-orang yang seperti mempertuhankan pesantren. Bagi mereka, orang yang dianggap ahli agama hanyalah yang pernah mondok di pesantren.
"Emangnya kamu udah pintar agama, ya? Pernah mondok di mana?" Seperti inilah contoh pertanyaan sinis yang sering diajukan oleh orang-orang yang mempertuhankan pesantren tersebut.
Padahal belajar agama itu bisa di mana saja, tidak harus di pesantren.

"Tapi kan, belajar agama itu kan tidak boleh sembarangan, harus kepada ulama yang ilmunya jelas, sanad silsilahnya jelas bla...bla...bla...."

OH TIDAK!
INI ARGUMEN YANG SANGAT KONYOL.
Sepanjang yang saya tahu, belajar agama yang benar itu adalah kepada siapa saja yang islamnya lurus, sesuah Al Quran dan Sunnah.

Jika ada ulama atau ustadz yang tak pernah belajar di pesantren manapun, namun dia belajar agama dengan sungguh-sungguh, dia pelajari sampai sedalam-dalamnya, dia mengamalkan dan mengajarkan Islam yang benar sesuai Al Quran dan Sunnah, maka kita sangat layak belajar darinya.
Bahkan jika dia mualaf sekalipun, baru setahun masuk Islam, namun jika islamnya lurus dan pengetahuan agamanya banyak serta luas, maka kita layak belajar agama dari dia.

(Silahkan baca tulisan saya berjudul "Meremehkan Mualaf?" di https://www.facebook.com/jonru.page/photos/a.10154614479939729.1073741838.68286339728/10154630811069729/?type=3&theater)

. Di tulisan ini, saya menjelaskan bahwa banyak orang (termasuk mualaf) yang mendapatkan ilmu LANGSUNG DARI ALLAH.

NB: Banyak orang yang mendebat, "Emangnya bisa mendapat ilmu langsung dari Allah? Para Nabi saja harus melalui perantaraan malaikat Jibril."
Hehehe... sepertinya orang yang mendebat seperti ini tidak bisa membedakan antara ILMU dengan WAHYU.)

Janganlah jadi umat Islam yang berpikiran sempit, termasuk mempertuhankan pesantren. Menganggap bahwa pesantren adalah segalanya.
Justru dengan mempertuhankan seperti itu, Anda tanpa sadar meremehkan umat Islam lainnya. Bukankah sikap seperti itu sangat dilarang oleh ajaran Islam?

Tidak ada jaminan bahwa lulusan pesantren itu pasti jadi orang baik dan ahli agama. Dan banyak fakta bahwa orang yang tak pernah jadi santri justru islamnya lebih bagus ketimbang mereka yang nyantri belasan tahun.

NB: Sekali lagi, jangan salah persepsi, mengira saya meremehkan pesantren. Di atas sudah saya jelaskan dengan gamblang.
1. Saya mencintai pesantren, walau saya tak pernah jadi santri di pesantren manapun.
2. Saya bahkan iri kepada para santri yang bisa belajar di pesantren, sementara saya tidak pernah seperti itu.
3. Saya bahkan punya cita-cita besar untuk menyekolahkan semua anak saya di pesantren, agar mereka punya bekal yang sangat cukup untuk menghadapi dunia yang semakin gila.
4. Bahkan belakangan ini, saya banyak beraktivitas menggalang dana untuk membantu sejumlah pesantren di Indonesia.

Dengan empat fakta di atas, tak ada alasan untuk menuduh saya meremehkan atau menghina pesantren.

Mari memandang pesantren sesuai porsinya, sewajarnya saja, tidak berlebihan, dan tidak mempertuhankannya, menganggap pesantren adalah segalanya.
NB: Keterangan foto: Saat saya berkunjung ke Pesantren Hidayatullah, Kupang, NTT


Komentar-Komentar ini tidak di jawab Jonru

1. Sanad keguruan itu sangat penting utk kita mengambil ilmu, apalagi ilmu agama. Apakah bersambung sanad kelimuannya sampai Rasulullah. Kalaulah tidak jelas asal usulnya mendapatkannya ilmu, mana mungkin kita bisa tahu dan yakin dia membawa risalah ilmu yang benar, sedangkan kita sendiri masih awam terhadap ilmu itu.

Kalau kita masih awam dengan teknik sipil, apakah mungkin kita belajar ilmu teknik sipil pada buruh bangunan? Pasti roboh kalau bangun jembatan. Siapa yg bakal kita ambil sbg guru teknik sipil? Apakah lulusan ITB atau buruh bangunan? Dalam hal dunia pun harus pada ahlinya ketika kita ingin mengambil ilmu, apalagi ilmu agama

Janganlah menjadi orang yang sombong dengan mengatakan ini datang dari Al-Quran dan Assunah dengan persepsi dan tafsir kita, sedangkan kita sendiri tidak mempelajari keduanya. Afwan

2. "Tapi saya sungguh MERASA SANGAT GELI saat melihat orang-orang yang seperti mempertuhankan pesantren" maksud seperti mempertuhankan pesantren disini yang mana om jonru? ini.."Bagi mereka, orang yang dianggap ahli agama hanyalah yang pernah mondok di pesantren"..jangan salah menafsirkan om. kalau mereka merasa mondok dipesantren adalah "gudangnya" ilmu agama karena ilmunya lebih "lengkap" mereka belajar dari pagi, siang dan malam dibandingkan dengan yang tidak mondok pesantren, ya biarkan saja toh om, jangan malah yang begitu dituduh "mempertuhankan". justru kata mempertuhankan itu datangnya dari om jonru sendiri yang berfikiran demikian dan dijadikan sebuah tulisan. hati2 om..perkataan buruk berawal dari pemikiran buruk dan sebaliknya. dosa anda om..membuat orang berfikiran ikut buruk. berapa banyak orang yang berfikir seperti itu dan anda yang menanggungnya. kemudian "OH TIDAK!
INI ARGUMEN YANG SANGAT KONYOL"..miris om saya bacanya..ini yang berfikiran om spt.itu "Tapi kan, belajar agama itu kan tidak boleh sembarangan, harus kepada ulama yang ilmunya jelas, sanad silsilahnya jelas bla...bla...bla...."sekali lagi, ya allah oooom..yang namnya menuntut ilmu agama yang benar2 itu memang spt. itu, ilmu dan sanadnya harus jelass...coba saya tanya nih, om mencari tempat sekolah untuk anak yang kurikulumnya bagus, ekstra kulikulernya,pengajarnya lulusan sarjana bahkan ada pasca sarjana yang kebanyakan sekolah swasta spt. itu dan anak om sekolah disitu dan ternyata benar2 bagus kwalitasnya dibandingkan sekolah negeri dan om serta anak om puas akan ilmunya, apa itu dinamakan mempertuhankan sekolah?? kemudian diambil contoh kalau ulil aja mondok tapi spt. itu...ya allah ooom..g semua berhasil juga kali oom, contoh..om punya anak 9, apa semuanya pada nurut? patuh? rajin? cekatan? bla..bla..bla.. pasti ada salah satu anak yang "nyeleneh" , itu baru sembilan oom belum ratusan..kalau om mempertanyakan tentang mempertuhankan pesantren, tanya sama guru agama "spiritual" om dan bandingkan dengan guru agama yang ada dipesantren,dan jawaban mana yang membuat om jonru puas..dari dulu nih ya om yang namanya NU dan muhammadiyah walaupun ada perbedaan tapi tidak bersengketa apalagi masalah pesantren yang dipermasalahkan begini...om lagaknya sepertiii....orang yang suka membid'ah2kan..


3. SURAT UNTUK BAPAK JONRU
Assalamualaikum Pak Jonru. Semoga Bapak senantiasa dalam lindungan Allah.
Bapak, baru saja saya membaca tulisan bapak yang berjudul "Menuhankan Pesantren". Sebagai alumni pesantren tulen, saya sangat kecewa dengan tulisan tersebut. Sepertinya Bapak menganggap konyol pada orang yang fanatik terhadap pesantren. Begini, pak, dalam sebuah kehidupan fanatisme itu pasti ada dalam setiap insan. Namun kita tidak diperbolehkan over dalam fanatik. Sebab hal itu akan membuat orang akan kaku, dan enggan untuk menerima pendapat dari selain orang yang ia cintai
.
Bapak, saya tidak berniat menggurui bapak, tapi ada sebuah pepatah Arab yang berarti, "rumah bisa dimasuki melalui pintunya, dan ilmu bisa didapat dari ahlinya". Berbicara tentang ilmu. Pastinya masing-masing dari kita memiliki pengetahuan khusus tentang sebuah disiplin ilmu. Ada yang ahli di bidang Agama, sains, ekonomi, politik, dan bahkan kesehatan. Untuk ilmu agama, seharusnya kita belajar kepada ahlinya. Yaitu para Ulama. Dan para Ulama lah yang sebagian besar mengajar di pesantren-pesantren. Namun juga ada sebagian Ulama yang mengajar di majelis-majelis ta'lim di luar pesantren.
Intinya, belajar ilmu agama itu kepada Ulama. Bahkan Imam Khatib al-Baghdadi mengatakan, "ilmu hanya keluar dari lisan para ulama". Kita tidak bisa hanya belajar apa saja-terlebih ilmu agama-hanya melalui buku atau bahkan artikel-artikel yang tersebar di internet. Sebab hal itu sangatlah tidak baik. Bahkan ada sebuah maqalah dari seorang ulama, " barangsiapa yang belajar tanpa guru, maka gurunya adalah setan". Itulah sebabnya mengapa kita harus belajar langsung kepada guru. Dikhawatirkan kita salah dalam memahami ilmu yang kita dapatkan dari buku-buku.

Pak Jonru yang budiman, kita pun tidak bisa langsung belajar kepada Al-Quran dan Hadits Rasulullah tanpa ada perantara dari guru. Sebagaimana kita mengetahui bahwa Tuhan kita adalah Allah SWT. Kita mengetahui hal itu dari guru kita, guru kita dari gurunya, dan seterusnya hingga bersambung kepada Rasulullah yang didapatkan dari malaikat Jibril, dan malaikat Jibril dari Allah yang Maha Mengetahui.
Makanya, dalam mencari ilmu, kita pun juga dituntut untuk memiliki sanad. Agar keilmuan kita jelas sumbernya. Dan ikatan batin kita sebagai murid akan terus berlanjut dengan guru-guru kita yang mulia.
Terakhir, marilah kita tingkatkan semangat kita dalam mencari ilmu. Agar hidup kita semakin bermanfaat. Sebab kehidupan jika tidak didasari oleh ilmu, terlebih ilmu agama, maka akan hampa. Semoga Pak Jonru bisa memaklumi hal ini. Sebab Bapak adalah orang yang selama ini dikenal sebagai aktivis Islam yang getol dalam mengkampanyekan anti pemimpin Kafir. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
Maros, 9 Dzulhijjah 1438 H

Muhammad Fuad Fadli, alumni pesantren.

Itu cuma opini anda... Tdk bisa lantas semua setuju.. Bahasa menuhankan  pesantren trlalu provokatif.. Seolah memojokkan pesantren dan santri.. Para santri  pun tdk prnh mengurus kalian belajar agama  dr mana... Pesantren adalh wadah ato lembaga.. Jd bahasanya jgn berlebihan.. Kalo anda tdk sepaham dgn kelompok para santri dan pemilik pesantren tertentu.. Tak perlu  provokatif dgn membenarkan opini anda saja... Akibat  tulisan anda akan membenturkan islam  yg satu dan lainnya... Bahasa menuhankan  pesantren tdk layak... Kecuali anda memang sengaja... Mengadu domba..sesama muslim..

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Jonru tidak bisa Jawab komentar"

Post a Comment

SILAHKAN KOMENTAR

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel