Hellenisme; Pengertian dan Pembahasan
January 29, 2015
Add Comment
Faquha Site - Istilah Hellenisme adalah istilah
modern yang diambil dari bahasa yunani kunohellenizein yang berarti adalah
berbicara atau berkelakuan seperti orang yunani (to speak or make Greek). Dalam pengertian yang lebih luas,
helenisme adalah istilah yang menunjuk kebudayaan yang merupaka gabungan antara
budaya Yunani dan budaya Asia Kecil, Syria, Mesopotamia, dan Mesir.
Sekalipun demikian, sejak sekitar 50
sm, Roma berhasil mengambil alih kekuasaan kerajaan yunani , dan sejak itu
kebudayaan Romawi dan bahasa latin mendominasi mulai dari spanyol di barat
hingga jauh menembus Asia. Ini awal periode romawi, yang sering kita sebut
sebagai zaman Yunani kuno akhir.
Namun demikian, sebelum orang-orang
Romawi berusaha untuk menaklukkan dunia Yunani, Roma itu sendiri merupakan
bagian dari kebudayaan Yunani. Maka sesungguhnya, masa Helenisme bisa diartikan
sebagai proses mengglobalisasinya kebudayaan yunani dengan filsafatnya ke
belahan wilayah kerajaan Romawi.
Setelah Aristoteles, zaman baru
dimulai dengan ditandai pemerintahan Iskandar Agung dengan kekuasaannya meluas
ke Timur dan Barat, yang dikenal dengan Helenisme. Helenisme mengandung makna
bahwa jiwa Yunani mempengaruhi dan terjadinya perubahan-perubahan di bidang
kesusastraan, agama, ilmu pengetahuan, daan budaya bangsa-bangsa. Pada zaman
ini filsafat yang teoritis berubah ke filsafat praktis. Banyak
aliran-aliran yang tumbuh sebagian berorientasi kepada cita-cita hidup manusia
dan sebagian lagi berorientasi pada agama.[5]
Tokoh-Tokoh Filsuf Helenisme
Ada beberapa tokoh Filsuf yang
terkenal di massa Hellenisme yang terkenal:
a.
Epikuros (341-271 SM)
Epikuros dilahirkan di samos dan
mengalami pendidikan di athena. Tujuan filsafatnya adalah menuju kebahagiaan
manusia. Ia berpendapat bahwa segalanya terdiri dari atom-atom dan selalu
bergerak dan sebagian bertabrakan hingga menjadi gumpalan atom-atom dan dari
gumpalan atom-atom itulah yang menjadi dunia. Jiwa pun terdiri dari atom-atom
yang bulat dan licin. Para dewa tidak ikut campur dalam kejadian alam dan ruh
itu.
Tujuan hidup manusia adalah kepuasan
dan hal itu bisa di capai bila bathinnya tenang dan badannya sehat. Untuk
kepuasan itu maka orang harus membatasi keinginan. Semakin sedikit keinginan semakin
banyak kebahagiaan
b.
Aliran Stoisisme
Aliran stoisisme atau stoa didirikan
oleh zeno dari citium siprus (336-264 sM). Prinsip penting di kalangan aliran
stoa adalah pandangannya yang bersifat materialistis, dengan kata lain yang ada
itu adalah benda.
Dalam aliran ini filsafat dibagi
kepada 3 bagian, ialah fisika yang berfungsi sebagai ladang beserta
pohon-pohonnya, logika berfungsi sebagai pagarnya dan etika berfungsi sebagai
buah-buahnya. Ajaran aliran ini dalam bidang etika memandang manusialah yang
mewujudkan keselarasan di dunia bersama dengan suatu kuasa rasio yang bersifat
ilahi.
c.
Aliran skeptitisme
Aliran skeptitisme dengan tokoh pyrrho
yang berasal dari elis (360-270 SM) menurut aliran ini pengamatan dan akal hanya
memberi pengetahuan yang bersifat relatif. Adapun kebahagiaan bagi aliran ini
terletak pada kesengajaan manusia tidak berbuat dan tidak membuat penilaian
d.
Elektisisme
Suatu kecenderungan umum yang
mengambil berbagai unsur, filsafat dari aliran-aliran lain tanpa berhasil
pencapai suatu pemikiran yang sungguh-sungguh.
e.
Neoplatonisme
Yakni paham yang ingin menghidupkan
kembali filsafat plato, tokohnya adalah plotinus. Seluruh filsafatnya berkisar
pada Allah sebagai yang satu. Segala sesuatu berasal dari yang satu dan
ingin kembali kepadanya[1].
0 Response to "Hellenisme; Pengertian dan Pembahasan "
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR