Al-Hikmah min Kung Fu Panda (1)
March 1, 2017
Add Comment
FAQUHA.com-
Po the Panda tidak disangka-sangka ditahbiskan sebagai the Dragon Warrior
oleh Grand Master Oogway. Po tidak punya background kung fu sama sekali. Bagi
yang lain penunjukkan ini sebuah kesalahan. Bagi sang Grand Master, penunjukkan
ini kehendak langit dan akan ada rahasia tersendiri di kemudian hari.
Untuk
melawan Tai Lung sang macan yang begitu hebatnya, setelah melewati berbagai
latihan berat, Po dibekali dengan the Dragon Scroll. Semua orang sudah
membayangkan akan ada mantra ajaib di dalamnya. Masalahnya begitu gulungan
kertas itu dibuka, isinya ternyata kosong, tak ada apa-apa. Bercandakah sang
Grand Master meletakkan Scroll yang jadi rebutan dunia per-kungfu-an itu? Apa
yang bisa dilakukan Po dengan kertas kosong itu?
Iya. Kosong.
Cuma kertas putih.
Bagaimana?
Belum paham juga?
Rahasia
terbesar dari kemampuan diri adalah mengosongkan segalanya. Kembali ke titik
nol. Ulama menyebutnya kembali kepada fitrah bagai kertas putih atau bayi yang
baru lahir. Sejauh mana perjalanan kita
tempuh, pada hakikatnya kita tidak pernah beranjak pergi. Yang dicari bukan
diluar sana, tetapi ada di dalam diri. Anda tidak akan meraih kebahagiaan dan
ketenangan kalau anda mencarinya di luar diri anda –tidak peduli berapa banyak
zikir yang anda baca atau berapa kali anda bolak-balik ke tanah suci. Selama
anda belum berhasil meleburkan diri anda hingga ke titik nol, anda belum
memahami rahasia ini: when you disappear, God will appear. Karena anda kosong,
maka anda akan dipenuhiNya.
Grand Master
Oogway berkata dengan bijak: “kadangkala orang justru menemukan takdirnya pada
jalan yang dia ingin hindari.” Master
Shifu yang menghabiskan semua umurnya di padepokan dan merasa itulah jalan
takdirnya masih belum paham juga. Bagaimana orang yang biasa-biasa saja seperti
Po kok bisa menjadi Pendekar Naga yang ditunggu-tunggu kehadirannya?
Ini persis
dengan ocehan orang kafir Mekkah yang bertanya-tanya: Dan mereka berkata:
“Mengapa rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar?” (QS al-Furqan
ayat 7). Dengan kata lain, kenapa seorang Muhammad yang menjadi rasul terakhir?
Dia seorang yatim-piatu, tidak bisa baca-tulis, dan hanya orang biasa yang
makan dan berjalan di pasar? Tidak layak. Sungguh tidak layak. Begitu pikiran
para pembesar jahiliyah saat itu. Tentu maksud mereka, yang layak itu adalah
mereka sendiri.
Takdir sudah
memilihkan jalan dengan caraNya yang luar biasa. Grand Master Oogway sesaat
sebelum menuju alam baqa berpesan pendek kepada Master Shifu: “anda hanya harus
percaya pada ini semua!” Ya, pada titik ini, kita hanya harus percaya.
Jikalau
kekosongan itu di-isi dengan keimanan, maka kita akan mampu melakukan sesuatu
yang tidak mungkin; membalik kelemahan menjadi sebuah kekuatan; melipatgandakan
potensi diri menuju hal-hal yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Masalahnya:
bagi orang yang telah mencapai banyak hal dan percaya pada amalan diri, mereka
tidak rela kembali lagi ke titik nol –mengosongkan segala yang ada, yang sudah
diraih dengan susah payah. Maka tragedi kemanusiaan pun dimulai seperti
dilukiskan dalam surat di bawah ini:
Bermegah-megahan
telah melalaikan kamu
sampai kamu
kelak masuk ke dalam kubur
Janganlah
begitu, kelak kamu akan mengetahui
dan
janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
Janganlah
begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
niscaya kamu
benar-benar akan melihat neraka Jahiim,
dan
sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin.
kemudian
kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu raih pada
hari ini).” (QS. At Takatsur: 1-8).
Tabik,
0 Response to "Al-Hikmah min Kung Fu Panda (1)"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR