Umat Islam Mestinya Berterima Kasih kepada Kaum Liberal
February 21, 2017
Add Comment
Faquha.site Banyak
kaum Muslim di Indonesia (dan juga negara-negara mayoritas Muslim lain) yang
begitu antipati terhadap kelompok liberal. Padahal, di negara-negara Barat,
kaum liberalah yang banyak membantu dan membela kaum Muslim dari gempuran,
olok-olok, dan pelecehan kaum konservatif. Kaum liberal ini pula, baik yang
berafiliasi ke Kristen, Yahudi, sekularis, agnostic, ateis, dlsb yang
membentengi umat Islam dari serangan kelompok Islamophobis yang sudah menjadi
“industri” di Barat.
Liberalisme
adalah sebuah filosofi atau “pandangan dunia” yang bertumpu pada ide-ide
kebebasan dan persamaan dalam segala aspek kehidupan: keagamaan, kepercayaan,
pendidikan, ekonomi, intelektualisme, dan hak-hak dasar kemanusiaan lain, tanpa
memandang latar belakang suku, agama, ras, etnis, bahasa, dlsb.. Jika
“liberalisme klasik” lebih menekankan pada aspek peranan kebebasan (liberty),
maka “liberalisme sosial” lebih menekankan pada peranan persamaan (equality).
Karena
memandang pentingnya “kebebasan” dan “persamaan” inilah, maka kaum liberal
selalu berada di garda depan dalam pembelaan terhadap kelompok minoritas di
Barat, termasuk kaum Muslim. Seperti tampak dalam foto di bawah ini, dimana
sekelompok non-Muslim di Amerika (?) sedang menjaga umat Islam yang sedang
menjalankan salat Jum’at di sebuah masjid atau Islamic Center. Mereka melakukan
aksi ini karena adanya gelombang pendapat yang nyinyir terhadap Islam dan kaum
Muslim yang diserukan oleh kelompok konservatif yang mendukung Donald Trump.
Aksi mereka ini persis seperti akang-akang Banser NU yang menjaga gereja-gereja
pada waktu Natal karena adanya pendapat-pendapat nyinyir terhadap Kristen yang
diserukan oleh sekelompok Muslim konsevatif. Kaum liberal pula yang banyak
membantu dan “membekingi” pendirian masjid-masjid atau pusat-pusat kajian Islam
di Barat, termasuk masjid-masjid yang disponsori oleh umat Islam Indonesia di
Barat.
Hanya
saja sangat disayangkan ada sejumlah kelompok Islam konservatif (baik yang di
Indonesia maupun yang di Barat) yang hanya melihat “sisi negatif” masyarakat
Barat (terutama Kristen dan Yahudi), persis seperti kaum konservatif Barat yang
hanya melihat “sisi negatif” Islam dan kaum Muslim. Jika hanya negatifnya saja
yang dilihat, kapan kita bisa menilai dan mengapresiasi kontribusi positif umat
lain? Rajin-rajinlah bertafakur dan meditasi supaya hati dan pikiran kita tidak
dipenuhi oleh "pikiran-pikiran jorok" dan “kotoran-kotoran duniawi”.
Di
zaman Internet seperti ini, hendaknya kita harus saling menahan dan menjaga
diri dari aneka perbuatan kekerasan dan intoleransi karena secuil apapun
perbuatan yang kita lakukan akan berdampak global dan dibaca oleh umat
sepenjuru dunia. Ingat umat Islam tidak hanya di Indonesia saja. Mereka
bertebaran dimana-mana: dari Amerika dan Australia sampai Cina dan Russia, dan
bahkan Amerika Latin. Di Indonesia, kaum Muslim memang mayoritas, tapi di sejumlah
negara lain, mereka menjadi minoritas. Apa yang umat Islam lakukan di
Indonesia, akan berdampak pada nasib kaum Muslim di negara-negara lain.
Karena
itu, saya ingatkan janganlah sekali-kali suka “membusungkan dada” alias sombong
merasa diri mayoritas sehingga bisa berbuat seenaknya. Kalau “membusungkan
perut” sih boleh-boleh saja karena mungkin kekenyangan ya habis makan-makan
enak, apalagi saat liburan Natal begini makin “busung” aja tuh perut he he
Jabal
Dhahran, Arabia, Prof. Sumanto
0 Response to "Umat Islam Mestinya Berterima Kasih kepada Kaum Liberal"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR