Jubah, Jenggot dan Bahasa itu Hanya Budaya Saja
January 26, 2017
Add Comment
Bahasa, jubah dan berjenggot itu
bagian dari budaya Arab dan Timur Tengah sejak zaman bahoela jauh sebelum Islam
lahir pada abad ke-7 M. Karena itu jangan heran jika anda melihat komunitas
Kristen Arab juga berjubah, meskipun tentu saja ada yang tidak, sebagaimana Arab
Muslim: ada yang berjubah, juga ada yang tidak. Suka-suka mereka.
Tradisi berjenggot juga dipraktekkan
sejumlah kelompok agama ortodoks diluar Islam, khususnya Kristen Ortodoks
(Amish, Old Order Mennonite, Ortodoks Koptik seperti foto di bawah ini, dlsb)
dan Yahudi Ortodoks (Yahudi Heredi, Lev Tahor). Karena Nabi Muhammad hidup
dalam kultur dan tradisi Arab/Timur Tengah, maka sudah sewajarnya jika beliau
juga berjubah dan berjenggot.
Dengan kata lain, berjenggot dan
berjubah itu bukan hanya "sunah [tradisi] rasul" tetapi juga sunah
atau tradisi masyarakat Arab / Timur Tengah (laki-laki) waktu itu. Alasan
memelihara jenggot itu simpel saja karena gak ada barbershop, tidak ada
hubungannya dengan malaikat. Masak malaikat ngurusi jenggot? Meski begitu,
silakan saja kalau mau berjenggot (saya juga berjenggot meskipun ukuran
minimalis), bebas-bebas saja.
Bahasa, selain medium komunikasi,
juga budaya. Demikian juga dengan Bahasa Arab, tidak ada hubungannya dengan
identitas keislaman dan kualitas keimanan seorang Muslim. Kalau hanya soal
Bahasa Arab, orang-orang Kristen Arab di Mesir, Suriah, Libanon, Bahrain, Iraq,
Palestina, dlsb, jauh lebih fasih Bahasa Arab-nya ketimbang sejumlah kaum
Muslim di Indonesia yang gemar berantum-antum atau berakhi-ukhti. Sebagaimana
umat Arab Muslim, kaum Arab Kristen juga berkhotbah pakai Bahasa Arab, Injil
mereka juga berbahasa Arab, gereja-gereja mereka juga tertulis dengan huruf
Arab. La memang itu bahasa mereka, masak mereka mau pakai Bahasa Batak.
Karena itu tidak usah "sok-sokan",
gagah-gagahan, dan "lebay-njeblay" soal bahasa Arab ini. Biasa-biasa
saja lah. Kualitas keislaman dan keimanan itu tidak ditentukan oleh fasih dan
tidaknya dalam berbahasa Arab, oleh panjang-pendeknya jenggot, atau berjubah
atau tidak, tetapi oleh baik-tidaknya perilaku individual dan sosial seorang
Muslim itu.
Prof. Sumanto
0 Response to "Jubah, Jenggot dan Bahasa itu Hanya Budaya Saja"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR