Kewajiban Manusia terhadap Dirinya (Membina Ahklak)
April 14, 2016
Add Comment
Kewajiban Manusia terhadap Dirinya (Membina Ahklak)
prof. Mulyadhi Kartanegara |
faquha.com - Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana membina akhlaq yang
baik itu?
Pada prinsipnya, ciri orang yang berakhlaq mulia, menurut
para filosof Muslim adalah yang tindakan atau tingkah lakunya moderat (wasatan),
atau yang dikenal dengan jalan tengah (the Golden Means).
Tentu saja, ini cocok dengan ajaran fillsafat dan juga
ajaran Islam, yang menyatakan “sebaik- baiknya perkara adalah yang di
tengah-tengah”. Semua tindakan manusia, menurut falasifa, berasal dari nafsu
yang manusia miliki, yaitu nafsu syahwat (al-Nafs al-Shahwat), nafsu
amarah (al-Nafs al- Ghodbiyyah) dan nafsu rasional (al-Nafs
al-Natqiyyah).
Kesan kita selama ini, nafsu selalu dikonotasikan negatif.
Padahal, nafsu akan menjadi negatif, dan menjadi sumber akhlaq yang buruk,
hanya apabila berlebih-berlebihan. Tapi, kalau nafsu-nafsu ini dikendalikan
dengan baik, dan yang paling penting dalam konteks kita, ia akan menjadi sumber
dari segala akhlak yang terpuji (al-Akhlaq al-Karimah). Maka untuk membina
akhlaq yang baik adalah dengan mengendalikan nafsu, sehingga tidak liar tetapi
terkontrol dengan baik oleh akal dan hati kita.
Menurut Ikhwan al-Safa’, banyak factor yang (250)
mempengaruhi akhlak manusia, ada faktor bawaan atau alami, dimana seseorang,
begitu lahir sudah mempunyai bakar sabar, tawadu' dll, sehingga untuk
sifat-sifat ini, ia akan sangat mudah dikembangkan.
Ada juga faktor lingkungan geografis, misalnya masyarakat
pegunungan dan pesisir pantai mungkin akan memiliki perilaku yang berbeda, ada
juga faktor pergaulan, seperti dengan siapa seseorang bergaul. Ada juga karena
pengaruh ajaran agama yang diterimanya.
Maka tugas kita adalah mencari tahu dimanakah kekuatan moral
kita dan dimana pula yang masih lemah. Untuk nilai moral yang masih lemah, kita
perlu melatih diri kita, supaya tercapai level yang diharapkan. Misalnya, kalau
anda masih termasuk golongan orang yang lemah mentalnya, maka menjalin perlu
ikut latihan militer, atau menunggang kuda, mendaki gunung dsb. Supaya terbina
mental yang berani. Kalau anda masih merasa diri anda pelit, maka perlu dididik
pemurah dengan latihan menderma dan lain- lain cara untuk mencapai level yang
ideal, yakni yang berada di tengah-tengah
sumber: tulisan Prof. Mulyadhi Kartanegara
0 Response to "Kewajiban Manusia terhadap Dirinya (Membina Ahklak)"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR