Kewajiban Manusia pada Dirinya (Kontrol Nafsu)
April 14, 2016
Add Comment
Kewajiban Manusia pada Dirinya (Kontrol Nafsu)
Prof. Mulyadhi Kartanegara |
Faquha.com - Marilah kita lihat secara lebih teknis,
tentang apa yang kita bicarakan. Menurut Mishkawayh dan juga Plato, masing-
masing nafsu memiliki dua ujung yang ekstrim, dan satu titik di tengahnya.
Ambillah, misalnya, Nafs syahwat, di sisi kirinya adalah
“dingin”, tetapi di sisi kanannya “hiperseksi”, sedangkan di sisi tengahnya
adalah 'iffah' (temprament).
Nafs Amarah atau tepatnya Ghadabiyyah, di sisi kirinya
adalah (jubn), tetapi di sisi ekstrim kanannya adalah sembrono (tahawwur),
sedangkan di titik tengahnya adalah (251) berani (shuja'ah).
Nafsu Ghadbiyyah ini memiliki turunan, yang di sisi terjauh
kirinya adalah “kikir” (bakhil) dan di ujung paling jauh kanannya adalah
“boros” (tazbir), dan di sisi tengahnya adalah “dermawan” (shakha').
Sedangakan dari Nafsu Rasional (al-Nafs al-Natqiyyah)
terdapat di sisi kirinya “ketidak tahuan atau ignorance” (Jahl), dan di sisi
kanannya “cerdik” (hilah), sedangkan di tengah- tengahnya bijaksana “hikmah”.
Apabila sifat-sifat moderat ini tercapai maka akan tercapai sifat
paling utama yaitu keadilan ('adalah). Namun, kalau belum berada di
tengah-tengah, maka tugas kitta adalah melatih diri sedemikian rupa, supaya
titik tengah (wasath) ini tercapai.
Sifat-sifat atau karakter yang sudah berada di tengah-tengah
ini disebut keutamaan-keutamaan (al-fada'il) (252) sedangkan yang masih berada
pada garis ekstrim disebut sifat- sifat jahat (al-Radza'il).
Tujuan pendidikan akhlak adalah memper-tahankan al-fada'il
dan mengurangi atau kalau mampu menghilangkan Radza'il. Dengan begitu, maka
akhlak kita menjadi baik, dan dengan baiknya akhlaq kita, jiwa akan menjadi
sehat, dan denag sehatnya jiwa, maka ia akan bahagia, sehingga tercapailah target
etika, yaitu meraih kebahagiaan (tahsil al-sa'adah).
sumber: Tulisan Prof. Mulyadhi
0 Response to "Kewajiban Manusia pada Dirinya (Kontrol Nafsu)"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR