-->

Kewajiban Manusia pada Dirinya (Kontrol Nafsu)

Kewajiban Manusia pada Dirinya (Kontrol Nafsu)
Kewajiban Manusia pada Dirinya (Kontrol Nafsu) Faquha.com - Marilah kita lihat secara lebih teknis, tentang apa yang kita bicarakan. Menurut Mishkawayh dan juga Plato, masing- masing nafsu memiliki dua ujung yang ekstrim, dan satu titik di tengahnya.  Ambillah, misalnya, Nafs syahwat, di sisi kirinya adalah “dingin”, tetapi di sisi kanannya “hiperseksi”, sedangkan di sisi tengahnya adalah 'iffah' (temprament).  Nafs Amarah atau tepatnya Ghadabiyyah, di sisi kirinya adalah (jubn), tetapi di sisi ekstrim kanannya adalah sembrono (tahawwur), sedangkan di titik tengahnya adalah (251) berani (shuja'ah). Nafsu Ghadbiyyah ini memiliki turunan, yang di sisi terjauh kirinya adalah “kikir” (bakhil) dan di ujung paling jauh kanannya adalah “boros” (tazbir), dan di sisi tengahnya adalah “dermawan” (shakha').  Sedangakan dari Nafsu Rasional (al-Nafs al-Natqiyyah) terdapat di sisi kirinya “ketidak tahuan atau ignorance” (Jahl), dan di sisi kanannya “cerdik” (hilah), sedangkan di tengah- tengahnya bijaksana “hikmah”.   Apabila sifat-sifat moderat ini tercapai maka akan tercapai sifat paling utama yaitu keadilan ('adalah). Namun, kalau belum berada di tengah-tengah, maka tugas kitta adalah melatih diri sedemikian rupa, supaya titik tengah (wasath) ini tercapai.  Sifat-sifat atau karakter yang sudah berada di tengah-tengah ini disebut keutamaan-keutamaan (al-fada'il) (252) sedangkan yang masih berada pada garis ekstrim disebut sifat- sifat jahat (al-Radza'il). Tujuan pendidikan akhlak adalah memper-tahankan al-fada'il dan mengurangi atau kalau mampu menghilangkan Radza'il. Dengan begitu, maka akhlak kita menjadi baik, dan dengan baiknya akhlaq kita, jiwa akan menjadi sehat, dan denag sehatnya jiwa, maka ia akan bahagia, sehingga tercapailah target etika, yaitu meraih kebahagiaan (tahsil al-sa'adah).  sumber: Tulisan Prof. Mulyadhi
Prof. Mulyadhi Kartanegara

Faquha.com - Marilah kita lihat secara lebih teknis, tentang apa yang kita bicarakan. Menurut Mishkawayh dan juga Plato, masing- masing nafsu memiliki dua ujung yang ekstrim, dan satu titik di tengahnya.

Ambillah, misalnya, Nafs syahwat, di sisi kirinya adalah “dingin”, tetapi di sisi kanannya “hiperseksi”, sedangkan di sisi tengahnya adalah 'iffah' (temprament).

Nafs Amarah atau tepatnya Ghadabiyyah, di sisi kirinya adalah (jubn), tetapi di sisi ekstrim kanannya adalah sembrono (tahawwur), sedangkan di titik tengahnya adalah (251) berani (shuja'ah).
Nafsu Ghadbiyyah ini memiliki turunan, yang di sisi terjauh kirinya adalah “kikir” (bakhil) dan di ujung paling jauh kanannya adalah “boros” (tazbir), dan di sisi tengahnya adalah “dermawan” (shakha').

Sedangakan dari Nafsu Rasional (al-Nafs al-Natqiyyah) terdapat di sisi kirinya “ketidak tahuan atau ignorance” (Jahl), dan di sisi kanannya “cerdik” (hilah), sedangkan di tengah- tengahnya bijaksana “hikmah”. 

Apabila sifat-sifat moderat ini tercapai maka akan tercapai sifat paling utama yaitu keadilan ('adalah). Namun, kalau belum berada di tengah-tengah, maka tugas kitta adalah melatih diri sedemikian rupa, supaya titik tengah (wasath) ini tercapai.

Sifat-sifat atau karakter yang sudah berada di tengah-tengah ini disebut keutamaan-keutamaan (al-fada'il) (252) sedangkan yang masih berada pada garis ekstrim disebut sifat- sifat jahat (al-Radza'il).
Tujuan pendidikan akhlak adalah memper-tahankan al-fada'il dan mengurangi atau kalau mampu menghilangkan Radza'il. Dengan begitu, maka akhlak kita menjadi baik, dan dengan baiknya akhlaq kita, jiwa akan menjadi sehat, dan denag sehatnya jiwa, maka ia akan bahagia, sehingga tercapailah target etika, yaitu meraih kebahagiaan (tahsil al-sa'adah).

sumber: Tulisan Prof. Mulyadhi





Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kewajiban Manusia pada Dirinya (Kontrol Nafsu)"

Post a Comment

SILAHKAN KOMENTAR

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel