Ulumul Quran; Definisi dan ruang Lingkup
November 11, 2015
Add Comment
1.
Definisi
Ulumul Quran (Az-Zarqani)
مَبَاحِثُ
تَتَعَلَّقُ بِالْقُرْآنِ الكَريْمِ مِنْ نَاحِيَةِ
نُزُلِهِ وَتَرْتِبِهِ وَجَمْعِهِ وَكِتَابَتِهِ وَقِرَائَتِهِ وَتَفْسِيْرِهِ
وَإِعْجَازِهِ وَنَاسِخِهِ وَمَنْسُوْخِهِ وَدَفْعِ الشُّبْهِ عَنْهُ وَنَحْوِ
ذلِكَ[1]
“Beberapa
pembahasan yang berkaitan dengan Alquran dari sisi turun, urutan penulisan
kodifikasi, cara membaca, kemukjizatan, nasikh, mansukh, dan penolakan hal-hal
yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya, serta hal-hal lain”
2.
Awal
kemunculan Istilah Ulumul Quran
Istilah
Ulumul Quran menurut al-Zarqani muncul pada abad V Hijriyah oleh al-Hufi (wafat
430 H.), namun pendapat lain muncul pada abad VI H. Oleh Abu al-Farj bin
Al-Jauzi, bahkan menurut Subhi Salih muncul sejak abad III Hijriyah, yaitu
ketika Ibn al-Marzuban menulis kitab yang berjudul al-Hawi fi ‘Ulum al-Quran
3.
Perkembangan
‘Ulum Alquran
a.
Abad I
Hijriyyah
Perkembangan
Ulum Quran pada fase, ini ditandai dengan kegairahan para sahabat untuk
mempelajari ilmu-ilmu Alquran dengan sungguh-sungguh sekalipun ilmu-ilmu
al-Quran mulai dikenal pada abad III, namun benihnya sudah ada sejak Nabi Masih
hidup
b.
Abad
II Hijriyyah
Pada Abad ini ulama mulai memberikan
prioritas atas penyusunan tafsir Alquran diantaranya adalah:
1.
Syu’bah
Al-Hajjaj (w. 160 H.)
2.
Sufyan bin
‘Uyainah (w. 198 H.)
3.
Sufyan bin
At-Tsauri (w. 161 H.)
4.
Waqi bin
al-Jarh (w. 197 H.)
5.
Muqatil bin
Sulaiman (w. 150 H.)
c.
Abad
III Hijriyyah
Pada abad ini, selain Tafsir dan Ilmu
Tafsir, para ulama mulai menyusun pula beberapa ilmu alquran (Ulum alQuran)
diantaranya:
1.
‘Ali bin
Al-Madini (w. 234 H) gurunya adalah Imam Bukhari
2.
Abu Ubaid
Al-Qasimi bin Salam (w.224 H.)
3.
Muhammmad bin
Khalaf al-Marzuban (w. 309 H.) yang menyusun kitab al-Hawi fi Ulum al-Quran.
d.
Abad
IV Hijriyyah
Pada abad ini Istilah Ulumul Quran
sudah masyhur, ditambah lagi dengan kemunculan ilmu Garib al-Quran untuk
mengetahui lapad yang asing dalam al-Quran diantara penyusunnya adalah:
1.
Abu Bakar
As-Sijistani (w. 330 H) yang menyusun kitab Gharib al-Quran
2.
Abu Bakar
Muhammad bin Al-Qasimi al-Anbari (w. 328
H.) menulis kitab “Ajaib Ulum al-Quran yang di dalamnya terdapat perihal Tujuh
huruf (Sab’ah ahruf), penulisan mushaf, jumlah bilangan surat, ayat-ayat dan
surat-surat dalam Alquran.
3.
Abu Al-Hasan
al-‘Asya’ri (w. 324 H) penyusun kitab al-Mukhtazan fi Ulum al-Quran
e.
Abad V
Hijriyyah
Pada abad ini mulai disusun Ilmu I’rab
al-Quran dan penulisan Ulumul Quran semakin lengkap. di antara ulama yang
menyusun adalah:
1.
‘Ali bin
Ibrahim bin Said al-Hufi (w. 430 H) sebagai pelopor I’rab al-Quran sekaligus
penulis kitab al-Burhan fi Ulum al-Quran
2.
Abu ‘Amr
ad-Dani (w. 444 H) penyusun kitab Al-Taisir fi Qiraat As-Sab’i dan Kitab
al-Muhkam fi An-Naqth.
f.
Abad
VI Hijriyyah
Pada Abad ini mulai dikenalkan ilmu
Mubhamat al-Quran, di antaranya adalah Abu Al-Qasim bin ‘Abdurrahman As-Suhaili
( w. 538 H) penyusun kitab Mubhamat Al-Quran, di dalamnya terdapat penjelasan
kata-kata Alquran yang masih mubham
g.
Abad
VII Hijriyyah
Pada abad ini mulai disusun ilmu Majaz
alquran diantara ulama yang terkenal adalah Abu Syamah penyusun kitab al-Mursyid
al-Wajiz fi Ulum al-Quran Tata’allaqa bi al-Quran al-Aziz
h.
Abad
VIII Hijriyyah
Pada abad ilmu penyegaran dalam Ulumul
quran terus dilakukan misalnya:
1.
Ibn Abi
al-Isba penyusun ilmu Badi al-Quran (keindahan bahasa dan kandungan al-Quran)
2.
Taqiyuddin
Ahmad bin Taimiyyah al-Harrani penyusun Ushul Tafsir
3.
Ibn Qayyim
al-Jauzi (w. 752 H) penyusun Ilmu Aqsam (sumpah) dalam al-Quran
4.
Abu al-Hasan
al-Mawardi menyusun ilmu Amtsal al-Quran; suatu ilmu yang membahas
perumpamaan-perumpamaan yang terdapat dalam al-Quran
5.
Badruddin
al-Zarkasyi (w. 794 H.) penyusun kitab Al-Burhan fi Ulum Al-Quran yang
di dalam nya terdapat 47 macam persoalan
i.
Abad
IX dan X Hijriyyah
Pada abad ini, Ulumul Quran dianggap
masuk pada kesempurnaannya, di antara ulama yang susun adalah:
1.
Jalaluddin
al-Bulqini (w. 824 H) menurut al-Suyuti (w. 911 H), al-Bulqini adalah penyusun
Ulumul Quran yang paling lengkap dengan karyanya yang bernama Mawaqi al-Ulum
min Mawaqi al-Nujum
2.
Jalaluddin
‘Abdurrahman bin Kamaluddin As-Suyuthi (w. 911 H) penyusun kitab Al-Itqan fi
Ulum al-Quran. Terdapat 80 macam pembahasan ilmu-ilmu al-Quran secara
sistematis dan padat isinya, menurut Rosihon Anwar, kitab Al-Itqan karya
Suyuthi yang mutunya tak tertadingi, di pakai di fakultas-fakultas yang
mengajarkan Ulumul Quran di berbagai Universitas ternama.
j.
Abad
XIV Hijriyyah
Perhatian Ulama kepada Ulumul Quran
kembali tumbuh, ditandai dengan kegiatan yang membahas al-Quran dalam berbagai
segi di Universitas Al-Azhar Mesir, pada
masa ini perhatian Ulama terhadap ulumul Quran sebagai respon dari jawaban dari
serangan-serangan orientalis (Para pengkaji alquran dari Eropa) yang meragukan
keotentikan Alquran. Di antara Ulama penyusun abad XIV hijriyah adalah:
1.
Syekh Thahir Al-Jaziri penyusun kitab At-Tibyan
fi Ulum Al-Quran
2.
Jamaluddin
al-Qasimi (1332 H) penyusun kitab Mahasin al-Ta’wil
3.
Muhammad
al-Zarqani penyusun kitab Manahil al-Irfan fi Ulum al-Quran
4.
Syekh
Tanthawi Jauhari penyusun kitab al-Jawahir fi Tasir al-Quran
5.
Sayyid Qutb
penyusun kitab al-Tashwir al-Fanni fi al-Quran
6.
Sayyid Rasyid
Ridha penyusun Tafsir al-Quran al-Hakim di kenal dengan Tafsir al-Manar
yang didalamnya terdapat penjelasan Ulumul Quran.
7.
Syekh Muhmmad
‘Abdullah Darraz penyusun An-Naba al-‘Azhim an Al-Quran al-Karim
8.
Dr. Subhi
As-Salih, Guru besar Islamic Studies pada fakultas Adab Universitas
Libanon, penyusun kitab Mabahis fi Ulum al-Quran. Kitab ini selain
membahas Ulum al-Quran, juga menanggapi secara ilmiah pendapat-pendapat
orientalis yang dipandang salah mengenai berbagai masalah yang berhubungan
dengan al-Quran.
9.
Manna
al-Qattan dan lain-lain
[1]Muhammad Abdul Adzim al-Zarqani, Manahil
Al-Irfan fi Ulum al-Quran (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), h. 18
0 Response to "Ulumul Quran; Definisi dan ruang Lingkup"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR