-->

Ulumul Quran; Definisi dan ruang Lingkup


1.      Definisi Ulumul Quran (Az-Zarqani)
مَبَاحِثُ تَتَعَلَّقُ بِالْقُرْآنِ الكَريْمِ مِنْ نَاحِيَةِ نُزُلِهِ وَتَرْتِبِهِ وَجَمْعِهِ وَكِتَابَتِهِ وَقِرَائَتِهِ وَتَفْسِيْرِهِ وَإِعْجَازِهِ وَنَاسِخِهِ وَمَنْسُوْخِهِ وَدَفْعِ الشُّبْهِ عَنْهُ وَنَحْوِ ذلِكَ[1]
“Beberapa pembahasan yang berkaitan dengan Alquran dari sisi turun, urutan penulisan kodifikasi, cara membaca, kemukjizatan, nasikh, mansukh, dan penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya, serta hal-hal lain”

2.      Awal kemunculan Istilah Ulumul Quran
Istilah Ulumul Quran menurut al-Zarqani muncul pada abad V Hijriyah oleh al-Hufi (wafat 430 H.), namun pendapat lain muncul pada abad VI H. Oleh Abu al-Farj bin Al-Jauzi, bahkan menurut Subhi Salih muncul sejak abad III Hijriyah, yaitu ketika Ibn al-Marzuban menulis kitab yang berjudul al-Hawi fi ‘Ulum al-Quran

3.      Perkembangan ‘Ulum Alquran
a.      Abad I Hijriyyah
Perkembangan Ulum Quran pada fase, ini ditandai dengan kegairahan para sahabat untuk mempelajari ilmu-ilmu Alquran dengan sungguh-sungguh sekalipun ilmu-ilmu al-Quran mulai dikenal pada abad III, namun benihnya sudah ada sejak Nabi Masih hidup

b.      Abad II Hijriyyah
Pada Abad ini ulama mulai memberikan prioritas atas penyusunan tafsir Alquran diantaranya adalah:
1.      Syu’bah Al-Hajjaj (w. 160 H.)
2.      Sufyan bin ‘Uyainah (w. 198 H.)
3.      Sufyan bin At-Tsauri (w. 161 H.)
4.      Waqi bin al-Jarh (w. 197 H.)
5.      Muqatil bin Sulaiman (w. 150 H.)

c.       Abad III Hijriyyah
Pada abad ini, selain Tafsir dan Ilmu Tafsir, para ulama mulai menyusun pula beberapa ilmu alquran (Ulum alQuran) diantaranya:
1.      ‘Ali bin Al-Madini (w. 234 H) gurunya adalah Imam Bukhari
2.      Abu Ubaid Al-Qasimi bin Salam (w.224 H.)
3.      Muhammmad bin Khalaf al-Marzuban (w. 309 H.) yang menyusun kitab al-Hawi fi Ulum al-Quran.

d.      Abad IV Hijriyyah
Pada abad ini Istilah Ulumul Quran sudah masyhur, ditambah lagi dengan kemunculan ilmu Garib al-Quran untuk mengetahui lapad yang asing dalam al-Quran diantara penyusunnya adalah:
1.      Abu Bakar As-Sijistani (w. 330 H) yang menyusun kitab Gharib al-Quran
2.      Abu Bakar Muhammad bin Al-Qasimi  al-Anbari (w. 328 H.) menulis kitab “Ajaib Ulum al-Quran yang di dalamnya terdapat perihal Tujuh huruf (Sab’ah ahruf), penulisan mushaf, jumlah bilangan surat, ayat-ayat dan surat-surat dalam Alquran.
3.      Abu Al-Hasan al-‘Asya’ri (w. 324 H) penyusun kitab al-Mukhtazan fi Ulum al-Quran
e.       Abad V Hijriyyah
Pada abad ini mulai disusun Ilmu I’rab al-Quran dan penulisan Ulumul Quran semakin lengkap. di antara ulama yang menyusun adalah:
1.      ‘Ali bin Ibrahim bin Said al-Hufi (w. 430 H) sebagai pelopor I’rab al-Quran sekaligus penulis kitab al-Burhan fi Ulum al-Quran
2.      Abu ‘Amr ad-Dani (w. 444 H) penyusun kitab Al-Taisir fi Qiraat As-Sab’i dan Kitab al-Muhkam fi An-Naqth.

f.       Abad VI Hijriyyah
Pada Abad ini mulai dikenalkan ilmu Mubhamat al-Quran, di antaranya adalah Abu Al-Qasim bin ‘Abdurrahman As-Suhaili ( w. 538 H) penyusun kitab Mubhamat Al-Quran, di dalamnya terdapat penjelasan kata-kata Alquran yang masih mubham

g.      Abad VII Hijriyyah
Pada abad ini mulai disusun ilmu Majaz alquran diantara ulama yang terkenal adalah Abu Syamah penyusun kitab al-Mursyid al-Wajiz fi Ulum al-Quran Tata’allaqa bi al-Quran al-Aziz

h.      Abad VIII Hijriyyah
Pada abad ilmu penyegaran dalam Ulumul quran terus dilakukan misalnya:
1.      Ibn Abi al-Isba penyusun ilmu Badi al-Quran (keindahan bahasa dan kandungan al-Quran)
2.      Taqiyuddin Ahmad bin Taimiyyah al-Harrani penyusun Ushul Tafsir
3.      Ibn Qayyim al-Jauzi (w. 752 H) penyusun Ilmu Aqsam (sumpah) dalam al-Quran
4.      Abu al-Hasan al-Mawardi menyusun ilmu Amtsal al-Quran; suatu ilmu yang membahas perumpamaan-perumpamaan yang terdapat dalam al-Quran
5.      Badruddin al-Zarkasyi (w. 794 H.) penyusun kitab Al-Burhan fi Ulum Al-Quran yang di dalam nya terdapat 47 macam persoalan

i.        Abad IX dan X Hijriyyah
Pada abad ini, Ulumul Quran dianggap masuk pada kesempurnaannya, di antara ulama yang susun adalah:
1.      Jalaluddin al-Bulqini (w. 824 H) menurut al-Suyuti (w. 911 H), al-Bulqini adalah penyusun Ulumul Quran yang paling lengkap dengan karyanya yang bernama Mawaqi al-Ulum min Mawaqi al-Nujum
2.      Jalaluddin ‘Abdurrahman bin Kamaluddin As-Suyuthi (w. 911 H) penyusun kitab Al-Itqan fi Ulum al-Quran. Terdapat 80 macam pembahasan ilmu-ilmu al-Quran secara sistematis dan padat isinya, menurut Rosihon Anwar, kitab Al-Itqan karya Suyuthi yang mutunya tak tertadingi, di pakai di fakultas-fakultas yang mengajarkan Ulumul Quran di berbagai Universitas ternama.

j.        Abad XIV Hijriyyah
Perhatian Ulama kepada Ulumul Quran kembali tumbuh, ditandai dengan kegiatan yang membahas al-Quran dalam berbagai segi di Universitas Al-Azhar  Mesir, pada masa ini perhatian Ulama terhadap ulumul Quran sebagai respon dari jawaban dari serangan-serangan orientalis (Para pengkaji alquran dari Eropa) yang meragukan keotentikan Alquran. Di antara Ulama penyusun abad XIV hijriyah adalah:
1.      Syekh  Thahir Al-Jaziri penyusun kitab At-Tibyan fi Ulum Al-Quran
2.      Jamaluddin al-Qasimi (1332 H) penyusun kitab Mahasin al-Ta’wil
3.      Muhammad al-Zarqani penyusun kitab Manahil al-Irfan fi Ulum al-Quran
4.      Syekh Tanthawi Jauhari penyusun kitab al-Jawahir fi Tasir al-Quran
5.      Sayyid Qutb penyusun kitab al-Tashwir al-Fanni fi al-Quran
6.      Sayyid Rasyid Ridha penyusun Tafsir al-Quran al-Hakim di kenal dengan Tafsir al-Manar yang didalamnya terdapat penjelasan Ulumul Quran.
7.      Syekh Muhmmad ‘Abdullah Darraz penyusun An-Naba al-‘Azhim an Al-Quran al-Karim
8.      Dr. Subhi As-Salih, Guru besar Islamic Studies pada fakultas Adab Universitas Libanon, penyusun kitab Mabahis fi Ulum al-Quran. Kitab ini selain membahas Ulum al-Quran, juga menanggapi secara ilmiah pendapat-pendapat orientalis yang dipandang salah mengenai berbagai masalah yang berhubungan dengan al-Quran.
9.      Manna al-Qattan dan lain-lain





[1]Muhammad Abdul Adzim al-Zarqani, Manahil Al-Irfan fi Ulum al-Quran (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), h. 18 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Ulumul Quran; Definisi dan ruang Lingkup"

Post a Comment

SILAHKAN KOMENTAR

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel