Belajar Hadis Online; Hadis ditinjau dari Kualitas Rawi
November 11, 2015
Add Comment
A.
Hadis Sahih
مَا نَقَلَهُ عَدْلٌ تَامُ الضَّبْطِ مُتَّصِلُ السَّنَدِ
غَيْرَ مُعَلَّلٍ وَلاَ شآذٍّ
Hadis yang dinukil
(diriwayatkan) oleh rawi yang adil, sempurna ingatan, sanadnya
bersambung-sambung, tidak berillat dan tidak janggal.
Keadilan rawi adalah terkumpul 3 hal:
1. Islam. Karena periwayatan dari seorang kafir,
tidak dapat diterima. Sebab ia dianggap tidak dapat dipercaya.
2.
Mukallaf. Karenanya periwayatan dari anak yang belum dewasa tidak dapat
diterima. Sebab dia belum terjamin dari kedustaan. Demikian pula halnya
periwayatan orang gila
3.
Selamat dari sebab-sebab yang menjadikan seseorang fasik dan dari
sebab-sebab yang dapat mencacatkan kepribadian seseorang.
Arti dabit dan macamnya
Yang dimaksud dabit ialah orang yang kuat
ingatannya, artinya ingatnya lebih banyak daripada lupanya, dan kebenarannya
lebih banyak daripada kesalahannya. Dabit Shadri ialah: seseorang yang
mempunyai ingatan yang kuat, sejak dari menerima sampai kepada menyampaikan
kepada orang lain dan ingatannya itu sanggup dikeluarkan kapan dan dimana saja
dikehendaki adapun Dabit Kitabi ialah: apa yang disampaikan itu berdasar
pada buku catatannya (teksbook
Seseorang yang
adil dan dabit disebut dengan “tsiqah”
Arti sanad bersambung
Yang dimaksud adalah sanad yang selamat dari
keguguran. Tiap-tiap rawi dapat saling bertemu dan menerima langsung dari guru
yang memberinya
Arti illat Hadis
Illah hadis ialah suatu penyakit yang
samar-samar, yang dapat menodai kesahihan suatu hadis.
Arti Kejanggalan Hadis
Kejanggalan hadis terletak kepada adanya perlawanan
antara suatu
Hadis Sahih terbagi kepada dua bagian:
1.
Sahih lidzatihiyaitu hadis-hadis yang memenuhi syarat-syarat seperti
tersebut di atas
2. Sahih ligairhi yaitu hadis-hadis yang
diriwayatkan oleh rawi yang kurang sempurna, (menjadikan hadis menjadi hasan),
namun hadis tersebut dikuatkan oleh sanad lain yang lebih dhabit
Contoh hadis sahih ligairihi:
كَانَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عليه وسلم فىِ حَائِطِنَا فَرْسٌ يُقَالُ لَهُ اللَحِيْفُ
“Konon Rasulullah mempunyai seekor kuda,
ditaruh di kandang kami yang diberi nama al-Luhaif”
Mengenai
hadis ini, terdahapt Ubay bin al-Abbas yang oleh Ahmad, Ibnu Ma’in dan An-Nasa’i dianggap
rawi yang kurang baik hafalannya. Oleh karena itu, hadis tersebut berderajat
hasan lidzatihi. Tetapi oleh karena hadis Ubay tersebut mempunyai mutabi’(hadis
lain) yang diriwayatkan oleh ‘Abdul Muhaimin, maka naiklah derajatnya dari
hasan lidzatihi menjadi sahih ligairihi
B.
Hadis Hasan
1. Definisi:
مَا نَقَلَهُ عَدلٌ
قَلِيْلُ الضّبْطِ مُتَّصِلُ السّنَدِ غير مُعَلَّلٍ ولا شَاذٍ
“Hadis yang dinukilkan (diriwayatkan) oleh seorang adil, (tapi) tidak
begitu kokoh ingantannnya, bersambung-sanadnyanya dan tidka terdapat ‘illat
serta kejanggalan”.
Dapat dipahami bahwa perbedaan antara hadis sahih dan
hasan adalah terletak pada syarat kedabitan rawi. Yakni pada hadis hasan,
kedabitan lebih rendah (tidak begitu baik ingatannya), jika dibandingkan dengan
hadis sahih. Sedang syarat-syarat hadis sahih yang lain masih diperlukan untuk
hadis hasan. Seperti harus muttasil, tidak ilal dan tidak syad.
2. Hadis hasan terbagi dua:
a. Hasan li dzatihi : hadis yang memenuhi
syarat-syarat hadis hasan
b. Hasan li gairihi : Hadis dhaif yang mempunyai
mutabi’ (hadis penguat di sanad yang lain)
Jadi hadis dhaif bisa naik menjadi hasan ligairihikarena
dibantu oleh hadis-hadis lain yang semisal dan semkna atau karena banyak yang
meriwayatkannya. Misalnya hadis al-Turmudzy:
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو
يَحْيَى إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيُّ عَنْ يَزِيدَ بْنِ
أَبِي زِيَادٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ
عَازِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ
عَلَى الْمُسْلِمِينَ أَنْ يَغْتَسِلُوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلْيَمَسَّ
أَحَدُهُمْ مِنْ طِيبِ أَهْلِهِ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَالْمَاءُ لَهُ طِيبٌ
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Al
Hasan Al Kufi telah menceritakan kepada kami Abu Yahya Isma'il bin Ibrahim
At Taimi dari Yazid bin Abu Ziyad dari Abdurrahman bin Abu Laila dari
Barra' bin 'Azib dia berkata, Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Benar bagi seorang Muslim untuk mandi di
hari Jum'at dan memakai wewangian keluarganya, jika ia tidak mendapatinya maka
cukuplah dengan menggunakan air."
Dalam sanad lain (jalur 2) terdapat
riwayatdari Abu Sa'id dari Ahmad bin Mani' dari Husyaim dari Yazid bin Abu Ziyad (sebagai
sanad penguat terhadap jalur 1)
Abu Isa berkata, hadits Barra' adalah hadits
hasan namun jalur yang dilalui oleh Husyaim lebih baik daripada riwayatnya Isma'il
bin Ibrahim At Taimi, karena Isma'il bin Ibrahim At Taimi didla'ifkan
dalam (meriwayatkan) hadits
Dapat disimpulkan bahwa hadis حَقٌّ عَلَى الْمُسْلِمِينَ أَنْ يَغْتَسِلُوا يَوْمَ
الْجُمُعَةِuntuk jalur 1 (riwayat Ismail bin Ibrahim
at-Taimi) adalah hadis Daif, namun karena diperkuat oleh jalur (riwayat
Husyaim) maka hadis jalur 1 yang asalnya Daif naik menjadi hadis Hasan lagairihi
C.
Hadis Dhoif
1. Definisi:
وَهُوَ مَافَقِدَ
شرْطَا مِنْ شُرُوْطِ الصحيح او حسن
Hadis yang tidak memenuhi syarat untuk menjadi sahih atau dhaif
2. Pembagian Hadis Daif
Sebab dhaifnya sebuah hadis adalah dua hal: pertama:
“Adanya cacat pada rawinya, baik tentang keadilannya (adil) maupun dalam
hapalannya (dobit)”. Kedua: “Ketidak bersambung-sambungnya sanad”
dikarenakan adanya seorang rawi atau lebih, yang digugurkan atau saling tidak
bertemu satu sama lain
Hadis Dhoif terbagi 2. Pertama: dikarenakan
rawi, Kedua: dikarenakan dalam sanad.
Adapun yang menyebabkan cacat dalam keadilan
(adil) dan kedabitan rawi dikarena 10 hal:
1. Dusta.
Hadis daif yang karena rawinya dusta, disebut hadis maudu
2. Tertuduh dusta.
Hadis daif yang karena rawinya tertuduh dusta disebut hadis hadis
matruk
3. Fasik
4. Banyak salah
5. Lengah dalam menghapal
Hadis daif yang karena rawinya fasik, banyak salah dan lengah disebut hadis
munkar.
6. Banyak waham (purbasangka).
Hadis daif yang karena rawinya waham, disebut hadis mu’allal.
7. Menyalahi riwayat orang kepercayaan.
-Apabila menyalahi riwayat kepercayaan karena dengan penambahan suatu
sisipan, hadisnya disebut hadis mudraj
-Apabila menyalahi riwayat orang kepercayaan tersebut dengan
memutarbalikan, hadisnya disebut hadis maqlub
-Apabila menyalahi riwayat tsiqah tersebut dengan menukar-nukar rawi,
hadisnya disebut hadis mudtarib
-Apabila
menyalahi riwayat orang kepercayaan dengan perubahan syakal-huruf, hadisnya
disebut hadis muharraf
-Apabila perubahan itu tentang titik-titik kata, hadisnya disebut: hadis
mushahhaf.
8. Tidak diketahui identitasnya (jahalah)
Hadis dhoif yang karena jahalah ini, disebut hadis mubham
9. Penganut Bid’ah: Hadis dhoif yang karena
rawinya penganut Bid’ah disebut hadis mardud
10. Tidak baik hafalannya
Hadis Dhoif yang karena ini, disebut hadis syadz dan
hadis mukhtalit
Hadis yang dhaifnya disebabkan oleh gugurnya rawi atau
sanadnya
1.
Hadis Mu’allaq
Hadis yang rawinya gugur pada sanad pertama
2.
Hadis Mursal
3.
Hadis Munqati (Hadis yang gugur seorang rawinya sebelum sahabat, di
satu tempat, atau gugur dua orang pada dua tempat dalam keadaan tidak
berturut-turut)
4.
Hadis Mu’dhal (Hadis yang gugur rawinya dua orang atau lebih,
berturut)
5.
Hadis Mudallas (bila kedua rawi yang meriwayatkan hadis dan rawi
yang memberikan hadis hidup sezaman dan pernah bertemu, akan tetapi rawi yang
meriwayatkan hadis enggan menyebutkan nama rawi yang telah memberikan hadis
padanya
0 Response to "Belajar Hadis Online; Hadis ditinjau dari Kualitas Rawi"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR