-->

Essay Prof Komaruddin; Pendidikan Mengangkat Martabat Bangsa

Jakarta, Faquha.site – Hal yang dapat membuat manusia berharga dan dicintai serta diperlukan banyak orang bukan terletak pada fisiknya yang besar, melainkan kualitas yang melekat pada dirinya, terutama integritas dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Keduanya ini merupakan produk pendidikan yang bermutu dan berkesinambungan, mengikat mendidik seseorang sampai membuahkan hasil

Diperlukan waktu sekitar 20-25 tahunan untuk dapat memetik hasil investasi mendidik pada manusia. berbeda dengan menanam padi atau jagung yang menjanjikan panen hanya dalam waktu 3 bulanan. Pisang sekitar 6 bulanan, kelapa sekitar 5 tahunan. Oleh karena itu, sangat bisa jadi keberhasilan sebuah program pendidikan, ibarat menanam benih pohon, seorang presiden atau menteri pendidikan yang meletakkan fondasinya tidak melihat hasilnya karena sudah leibh dulu meninggal.

Jadi, untuk meletakkan dasar dan strategi pendidikan bagi anak-anak bangsa mesti berpikir jauh ke depan, bukan berubah-ubah dan heboh setiap limat tahunan, seperti halnya pemilu presiden beserta jajaran kabinet serta anggota DPR boleh saja berganti setiap lima tahun. Pola dan strategi pendidikan tidak boleh berubah-ubah, kecuali dalam jangka waktu tertentu berdasarkan riset dan pemikiran yang matang. 

Sejarah berbagai negara memberikan pelajaran, misalnya saja Tiongkok, Australia, Jepang, Korea, Hongkong, Singapure, dan Malaysia, berkat pemerintah mereka yang sangat peduli dan serius dalam merancang dan melaksanakan strategi pendidikan bagi rakyatnya, negara-negara itu lebih maju.
Penduduk bukanya menjadi beban dan menambah angka kemiskinan, tetapi sebagai kekuatan produktif untuk memacu dan menyangga kemajuan bangsa dan negaranya. 

Australia, yang dulunya sebagai temapt pembuangan atau penampungan penjahat kulit putih dari Eropa, sekarang merupakan salah satu negara paling makmur di dunia dan menjadi kiblat pendidikan. Jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar ke Australia lebih besar ketimbang mereka yang ke Amerika.

Ini semua berpangkal pada sistem pendidikannya yang dikelola secara serius dan terbuka bagi inovasi baru yang lebih baik. Begitu pun Jepang dan Korea Selatan, meski sumber daya alam dan jumlah penduduknya jauh lebih kecil dibanding Indonesia, karena pendidikannya bagus maka sektor industri menjadi terdongkrak maju, yang pada urutanya membanjiri pasa Indonesia.

Padahal, berapa banyak universitas di Indonesia yang usianya leibh tua, jumlah mahasiswanya lebih banyak, Namun alumni yang dihasilakan tidak sproduktif mereka. Di mana letak kesalahannya? Bagaimana halnya dengan negara-negara kecil seperti Hongkong atau Singapura? Mereka lebih mudah dan cepat melakukan pemerataan dan akselerasi pendidikan bagi warganya.

Singapura yang dulu lebih dikenal sebagai kota transit dan belanja, sekarang berhasil mengubah citranya sebagai negara yang menawarkan pendidikan bagus. Banyak profesor asing kelas dunia dihadirkan ke Singapura sehingga kultur dan kualitas pendidikannya berkembang naik berada pada peringkat kelas dunia. 

Yang juga fenomenal adalah Malaysia. Putra-putri terbaiknya secara masif difasilitasi untuk belajar ke luar ngeri pada universitas kelas dunia atas beasiswa negara. Selain itu, sekain banyak sarjana berkualits dari Indonesia ditawari untuk manjadi dosesn di Malaysia. Mereka bekerja untuk mendidik dan memintarkan warga Malaysia dengan fasilitas dan gaji cukup.

Jadi, jika sektor pendidikan di Indonesia tidak dibenah secara serius dan memperoleh perhatian serta prioritas langsung dari jajaran wakil rakyat dan presiden, mudah diprediksi bangsa ini akan kalah bersaing dalam percaturan global

Sekarang pun dalam berbagai hal sudah kalah bersaing karena kelemahan kualitas SDM kita. Akar masalahnya adalah pada kebijakan dan politik pendidikan yang salah. Akibatnya, perkembangan penduduk yang mestinya menjadi “bonus demografi”, jangan-jangan malah menjadi beban negara. Subsidi negara selalu naik, tetapi produktivitas rakyat menurut. Kita tidak bisa lagi menggantungkan kemurahan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa disertai keunggulan sains dan teknologi di bahwa pemerintahan yang bersih.


Disalin dari essay Prof. Komaruddin Hidayat dalam catatan rektor di Jurnal Wisuda ke-94

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Essay Prof Komaruddin; Pendidikan Mengangkat Martabat Bangsa"

Post a Comment

SILAHKAN KOMENTAR

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel