Essay Prof Komaruddin; Pendidikan Mengangkat Martabat Bangsa
February 7, 2015
Add Comment
Jakarta,
Faquha.site – Hal yang
dapat membuat manusia berharga dan dicintai serta diperlukan banyak orang bukan
terletak pada fisiknya yang besar, melainkan kualitas yang melekat pada
dirinya, terutama integritas dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Keduanya ini
merupakan produk pendidikan yang bermutu dan berkesinambungan, mengikat
mendidik seseorang sampai membuahkan hasil
Diperlukan waktu sekitar 20-25
tahunan untuk dapat memetik hasil investasi mendidik pada manusia. berbeda dengan menanam
padi atau jagung yang menjanjikan panen hanya dalam waktu 3 bulanan. Pisang
sekitar 6 bulanan, kelapa sekitar 5 tahunan. Oleh karena itu, sangat bisa jadi keberhasilan sebuah program pendidikan, ibarat menanam benih pohon, seorang presiden atau menteri pendidikan yang meletakkan fondasinya tidak melihat hasilnya karena sudah leibh dulu meninggal.
Jadi, untuk meletakkan dasar dan
strategi pendidikan bagi anak-anak bangsa mesti berpikir jauh ke depan, bukan
berubah-ubah dan heboh setiap limat tahunan, seperti halnya pemilu presiden
beserta jajaran kabinet serta anggota DPR boleh saja berganti setiap lima
tahun. Pola dan
strategi pendidikan tidak boleh berubah-ubah, kecuali dalam jangka waktu
tertentu berdasarkan riset dan pemikiran yang matang.
Sejarah berbagai
negara memberikan pelajaran, misalnya saja Tiongkok, Australia, Jepang, Korea,
Hongkong, Singapure, dan Malaysia, berkat pemerintah mereka yang
sangat peduli dan serius dalam merancang dan melaksanakan strategi pendidikan
bagi rakyatnya, negara-negara itu lebih maju.
Penduduk bukanya
menjadi beban dan menambah angka kemiskinan, tetapi sebagai kekuatan produktif
untuk memacu dan menyangga kemajuan bangsa dan negaranya.
Australia, yang
dulunya sebagai temapt pembuangan atau penampungan penjahat kulit putih dari
Eropa, sekarang merupakan salah satu negara paling makmur di dunia dan menjadi
kiblat pendidikan. Jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar ke Australia lebih
besar ketimbang mereka yang ke Amerika.
Ini semua
berpangkal pada sistem pendidikannya yang dikelola secara serius dan terbuka bagi
inovasi baru yang lebih baik. Begitu pun Jepang dan Korea Selatan, meski sumber
daya alam dan jumlah penduduknya jauh lebih kecil dibanding Indonesia, karena
pendidikannya bagus maka sektor industri menjadi terdongkrak maju, yang pada
urutanya membanjiri pasa Indonesia.
Padahal, berapa
banyak universitas di Indonesia yang usianya leibh tua, jumlah mahasiswanya
lebih banyak, Namun alumni yang dihasilakan tidak sproduktif mereka. Di mana letak
kesalahannya? Bagaimana halnya dengan negara-negara kecil seperti Hongkong atau
Singapura? Mereka lebih mudah dan cepat melakukan pemerataan dan akselerasi
pendidikan bagi warganya.
Singapura yang
dulu lebih dikenal sebagai kota transit dan belanja, sekarang berhasil mengubah
citranya sebagai negara yang menawarkan pendidikan bagus. Banyak profesor asing
kelas dunia dihadirkan ke Singapura sehingga kultur dan kualitas pendidikannya
berkembang naik berada pada peringkat kelas dunia.
Yang juga fenomenal adalah
Malaysia. Putra-putri terbaiknya secara masif difasilitasi untuk belajar ke
luar ngeri pada universitas kelas dunia atas beasiswa negara. Selain itu, sekain
banyak sarjana berkualits dari Indonesia ditawari untuk manjadi dosesn di
Malaysia. Mereka bekerja untuk mendidik dan memintarkan warga Malaysia dengan
fasilitas dan gaji cukup.
Jadi, jika sektor
pendidikan di Indonesia tidak dibenah secara serius dan memperoleh perhatian
serta prioritas langsung dari jajaran wakil rakyat dan presiden, mudah
diprediksi bangsa ini akan kalah bersaing dalam percaturan global
Sekarang pun
dalam berbagai hal sudah kalah bersaing karena kelemahan kualitas SDM kita. Akar
masalahnya adalah pada kebijakan dan politik pendidikan yang salah. Akibatnya,
perkembangan penduduk yang mestinya menjadi “bonus demografi”, jangan-jangan
malah menjadi beban negara. Subsidi negara selalu naik, tetapi produktivitas
rakyat menurut. Kita tidak bisa lagi menggantungkan kemurahan sumber daya alam
untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa disertai keunggulan sains dan teknologi di
bahwa pemerintahan yang bersih.
Disalin dari
essay Prof. Komaruddin Hidayat dalam catatan rektor di Jurnal Wisuda ke-94
0 Response to "Essay Prof Komaruddin; Pendidikan Mengangkat Martabat Bangsa"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR