Belajar Nahwu; Bahasan Basmallah
February 8, 2015
Add Comment
Pada artikel ini adalah pembahasan Basmalallah dengan gaya ilmu Nahwu
يَنبَغِيْ لِكُلِّ شَارِعٍ فِيْ فنٍّ
مِنْ فُنُوْنِ اثْنَيْ عَشَرَ فَنًّا أنْ يَّبْحَثَ البَسْمَلة َ بمَا يُناسِبُ
ذلك الفنَّ المَشْرُوْعَ وِفاءً لِحَقـَّيْنِ حَقِّ البَسْمَلةِ وَحَقِّ ذلك
الفنِّ المَشْرُوْعِ
Membahas
Basmallah sesuai dengan permasalahan yang dikaji dengan dua alasan pertama mengikuti
tatacara dalam al-Quran yang setiap surah diawali dengan basmallah kedua: mengamalkan
hadis
كُلُّ أمْرٍ ذِيْ بَالٍ لايُبْتَدَءُ
فِيْهِ ببسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ فهُوَ أقطعُ أوْ أبْتَرُ أوْ أجْدَم
Setiap hal yang tidak diawali dengan
basmallah maka sia-sia atau tidak sempurna
Selanjutnya
pembahasan Basmallah dengan disiplin ilmu Nahwu adalah mengetahui struktur
kalimat dan maknanya. Berikut penjelasannya:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ أى
أبْتـَدِءُ تـَعَلـُّمَ هَذا الكِتـَابِ المُسَمَّى بالجُرُوْمِيَّةِ حَالَ
كَوْنِيْ مُسْتَعِيْنا وَمُتَبَارِكا ببسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Bismillahirahman al-rahim yakni aku memulai mempelajari kitab yang dinamai dengan Jurumiyyah ini
dengan meminta pertolongan Allah, dan mengalap berkah.
Dapat
kita amati dari lapad “بسم” tersusun
dari dua sturuktur. Pertama adalah Ba harf Jâr dan lapad سم sebagai majrûr. Dikarenakan Ba dalam
lapad bismi adalah haraf jar asliyyah, maka harus mempunyai muta’lak.
Adapun muta’alak dari jar-majrur ini adalah kalimat fiil ((أبتدأ
Adapaun I’rab lapad ism adalah
jar/khofad karena di-jar-kan oleh ba haraf jar. untuk pembahasan
mengenai Jâr-Majrûr dan muta’alak-nya akan dibahas dalam Bab Kala Selanjutnya
dalam rangka membahas Basmallah ala ilmu nahwu, akan memonitor hubungan lapad “بسم”
dan lapad “الله” adalah Mudaf dan mudhaf ileh, yang pertama sebagai mudaf, dan yang kedua
sebagai mudaf ileh dan hubungan keduanya disebut dengan “idofat” adapun I’râb
lapad “الله” menjadi jar karena menjadi mudaf ileh. Pembahasan idofat selebihnya
akan dibahas dalam Bab Mahfudzat al-asma
Hubungan lapad “الله”
dan lapad “الرحمن” adalah mausuf dan sifat, yang pertama sebagai mausuf dan yang kedua sebagai
sifat. Adapun I’rab lapad al-rahman adalah jar karena menjadi
sifat dari lapad Allah (telah dibahas sebelumnya bahawa lapad Allah adalah jar)
Lapad
الرحيم I’rab-nya sebagai sifat dari lapad الله. Kali ini statusnya menjadi sifat yang kedua. Untuk I’rab-nya juga jar.
Sampai di sini dapat disimpulkan bahwa sebab Jar ada 3, pertama karena
haraf seperti jar nya lapad ismi oleh ba. Kedua, jar
karena idofat seperti jar nya lapad Allah, dan ketiga karena
sifat seperti jarnya lapad al-Rahman dan al-Rahim.
Catatan
1
Makna
dari الرّحمن adalah:
:أَيِ المُنْعِمِ بِجَلاَئِلِ النِـّعَمِ
أَيْ أُصُوْلِهَا فِي الدُّنْيَا عَلى جَمِيْعِ المَخْلُوْقَاتِ
Yakni yang memberikan nikmat-nikmat nampak
yaitu pokok-pokonya nikmat di dunia kepada seluruh Makhluk. Nikmat yang
diberikan kepada seluruh makhluk adalah nikmat dijadikan dan nikmat diberikan
umur
Makna
dari الرّحيم adalah:
أَيِ الْمُنْعِمِ بِدَقَائِقِ
النِـّعَمِ أَيْ فُرُوْعِهَا فِى الآخِرَةِ عَلى الُمؤمِنِيْنَ فَقَطْ
Yakni yang memberikan nikmat-nikmat lembut
yaitu cabang-cabanya nikmat di akhirat
hanya untuk orang mukmin. Nikmat yang diberikan diakhirat yang hanya kepada
mukmin adalah masuk surga, dan melihat Allah Swt.
Catatan 2
Telah diketahui dalam pembahasan di atas, bahwa
lapad Allah disipati dengan dua sifat, yakni dengan lapad al-rahman dan al-rahim.
Dalam aturan ilmu Nahwu jika satu mausuf disipati dengan dua sifat atau
lebih namun sifat tersebut tidak penting untuk diceritakan, maka I’rab dari
sifat tersebut bisa mengikuti I’rab dari mausuf disebut Itba’
atau tidak mengikuti disebut Iqta’. Sebagaimana Ibn Malik
berkata:
وإنْ
نُعُوْتٌ كثُرَتْ وَقَدْ تَلَتْ
|
مُفْتَقِرًا
لِذِكْرِهِنَّ أُتْبِعَتْ
|
وَاقْطَعْ
أوْ أتْبِعْ إنْ يَكُنْ مُعَيّنَا
|
بِدُوْنِهَا
أوْ بَعْضَهَا اقْطَعْ مُعْلِنَا
|
I’rab sifat manakala tidak mengikuti dari I’rab mausuf (Iqta”)
maka I’rab-nya bisa rofa karena menjadi khobar dari mubtada
yang disimpan, atau menjadi maf’ul dari nasib (fiil-fail)
yang disimpan. Sebagaimana dalam Ibn Malik:
وَارْفَعْ
أوِانْصِبْ إنْ قَطَعْتَ مُضْمِرَا مُبْتَدَأ أوْ نَاصِبًا لَنْ
يَظْهَرَا
Dalam kasus lapad al-Rahman dan al-Rahim,
keduanya dapat di-rofa-kan karena menjadi khobar dari mubtada yang
dibuang. Jika ditakdirkan seperti berikut:
هُوَ
الرّحمٰنُ الرَّحِيْمُ
Membuang mubtada yang
telah diketahui adalah hal lumrah dalam peraturan gramatika Arab. Sebagaimana
Ibn Malik:
وَحَذْفُ
مَا يُعْلَم ُجَائِزٌ كَمَا تَقُوْلُ زُيْدٌ بَعْدَ مَنْ
عِنْدَ كُماَ
Begitupula lapad al-Rahman dan al-Rahim,
keduanya dapat di-nasab-kan karena menjadi maful dari fiil-fail
yang dibuang. Jika ditakdirkan seperti berikut:
أَمْدَحُ الرّحمٰنَ الرَّحِيْمَ
Membuang fi’il-fail yang
telah diketahui adalah hal lumrah dalam peraturan gramatika Arab. Sebagaimana
Ibn Malik:
وَيُحْذَفُ
النـَّاصِبُهَا إنْ عُلِمَا وَقَدْ يَكُوْنُ حَذْفُهُ مُلْتَزَمَا
Catatan 3
Dalam pembahasan sebelumnya disebutkan bahwa jika terdapat
dua sifat, dan sifat tersebut tidak dibutuhkan oleh mausuf, maka sifat
boleh dikutkan I’rab mausuf (Itba’) atau tidak (Iqta).
Dan bolehkan untuk rofa dan nasab dalam keadaan tidak ikut mausuf (Iqta)
Maka
dalam kasus lapad al-rahman dan al-rahim dari lapad Allah, dapat
ditempuh Itba dan Iqta. Maka dihasilkan dari dua
sifat itu masing-masing 3. Pertama I’rab yakni rofa karena Iqta,
kedua nasab karena Iqta juga,
dan ketiga adalah jar karena ikut pada Jar-nya lapad
Allah. Kemugkinan dari dua sifat dengan
tiga harkat adalah 9, namun yang dua tidak boleh. dari Perhatikan tabel berikut
ini:
Boleh, karena semuanya sifat
|
بسم الله
الرّحمنِ الرّحيمِ
|
Boleh, karena sifat dan maf’ul
|
بسم الله
الرّحمنِ الرّحيمَ
|
Boleh, karena sifat dan mubtada
|
بسم
الله الرّحمنِ الرّحيمُ
|
Tidak Boleh karena awalnya muful dan tak boleh
yang kedua jadi sifat padahal sudah terpisah oleh maf’ul
|
بسم
الله الرّحمنَ الرّحيمِ
|
Boleh karena muful dan maful
|
بسم
الله الرّحمنَ الرّحيمَ
|
Boleh karena muful dan khobar
|
بسم
الله الرّحمنَ الرّحيمُ
|
Tidak Boleh karena awalnya khobar dan tak boleh
yang kedua jadi sifat padahal sudah terpisah oleh maf’ul
|
بسم
الله الرّحمنُ الرّحيمِ
|
Boleh karena muful dan khobar
|
بسم
الله الرّحمنُ الرّحيمَ
|
Boleh karena maful dan khobar
|
بسم
الله الرّحمنُ الرّحيمُ
|
Kesimpulannya adalah terdapat
7 yang boleh dan dua yang tidak boleh, sebagaiman daalam syai’r:
فَالجَرّ
فِى الرّحيم ِقطعاً مُنِعا
|
إن يُنْصَبِ الرّحْمنُ أوْ يُرْتَفعَ
|
ثَلاَثةَ
الأوْجُهِ خُذ بَيَانِى
|
وَإنْ يُجَرّ فَأجِزْ فِى الثـَّانِى
|
وَجْهاَنِ
مِنها فادْرِ هَذَا وَاسْتَمِعْ
|
فهذه تضمّنت تسعاً مُنِعْ
|
0 Response to "Belajar Nahwu; Bahasan Basmallah"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR