-->

Tafsir Ibn Asyur, Biografi Pengarang dan Riwayat Pendidikan

 Latar Belakang Keluarga dan Lingkungan

Nama lengkap Ibn ‘Âsyur adalah Muhammad al-Tâhir bin Muhammad al-Tâhir bin Muhammad bin Muhammad al-Syâzilî bin ‘Abd al-Qâdir Ibn Muhammad Ibn ‘Âsyur lahir Jumâd al-Ûlâ Tahun 1296 H./1879 M.[1] dan wafat pada tahun 1973, dikuburkan di al-Jallâz[2].

Jika dilihat dari nama dan silsilahnya, Mufassir yang dikenal dengan nama Ibn ‘Âsyur ini, nama ayahnya adalah Muhammad al-Tâhir, namun tidak memakai kata “Ibn Muhammad” yakni dengan meng-Kunyah-kan kepada nama ayahnya[3], hal ini diduga bahwa pemakaian kata ‘Âsyûr karena kemasyhuran keluarga ‘Âsyûr

Kakek dari ayah Ibn ‘Âsyûr juga bernama Muhammad al-Tâhir Ibn ‘Âsyûr lahir pada tahun 1230 H dan terkenal dengan sebutan Ibn ‘Asyûr. Beliau pernah menjabati kedudukan-kedudukan penting seperti, qâdî dan muftî, dewan pengajar, pengawas waqaf dan anggota majlis syûrâ[4].

Silisilah keluargan Ibn ‘Âsyûr bermula dari ‘Âsyûr (W. 1110 H.) seorang imigran dari Andalusia ke Salā  sebuah daerah yang masuk dalam kawasan Maghrib (Maroko), lalu berpindah ke Tunisia[5].

Sementara Kakek dari ibu Ibn ‘Âsyûr adalah al-Syaikh al-Wazîr (perdana menteri) bernama Muhammad al-‘Azîz Bû’attûr[6] bin Muhammad al-Habîb Ibn Muhammad al-Tayyib bin Muhammad[7]

Pendidikan dan Pemikiran

Ibn ‘Âsyûr tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga yang mencintai ilmu pengetahuan, ia belajar al-Qurn sejak usia 6 tahun, setelah itu ia mengahafal kumpulan kitab-kitab matn seperti matn al-Jurûmiyyah, alfiyyah Ibn Mâlik dan juga kitab Syarah al-Syaikh Khâlid al-Azhary ‘alâ al-Jurûmiyyah, sebagai prasyarat untuk melanjutkan studi di Universitas al-Zaitûnah[8].

Baru pada usia 14 tahun, Ibn ‘Âsyur tercatat sebagai murid pada Universitas al-Zaitûnah (1310 H/1983 M.) di sana ia mempelajari ilmu Syâri’ah (fiqh dan usûl fiqh), bahasa Arab, sejarah, dan lain-lain.

Setelah belajar tujuh tahun di Universitas al-Zaitûnah, diangkat sebagai guru (dosen) di al-Zaitûnah pada tahun 1320 H dan sebagai syaikh (rektor) di Universitas yang sama tahun 1351 H., lalu diangkat sebagai muftî Mazhab Mâliki pada tahun 1341 H/1911 M. dan anggota Majma’ al-Lugah al-‘Arâbiyyah pada tahun 1355[9]





[1] Muhammad al-Tâhîr Ibn ‘Âsyûr, Alaisa al-Subh bi Qârîb; al-Ta’lîm al-‘arabî al-Islâmî, (Tunis: Dâr Syahnûn, 2005) hal. 7, Muqaddimah oleh Abd al-Mâlik bin Asyur
                [2] Muhammad al-Tâhîr Ibn ‘Âsyûr, Alaisa al-Subh bi Qârîb; al-Ta’lîm al-‘arabî al-Islâmî, h. 12
            [3] Sekalipun tidak semua “Ibn” disandingkan dengan nama ayah seperti Ibn Taimiyyah, di mana kata Taimi adalah nama sebuah tempat. Dalam tradisi nama Bahasa Arab dikenal dengan tiga nama, pertama: nama (‘alam Karîm) adalah nama asli, kedua: nama (‘alam laqab) adalah nama sebutan; alias. Ketiga: nama (‘alam kunyah) adalah nama yang disandarikan dengan Abû, Ummu, Ibn, jamaknya Bani, atau Binti. Ibn Mâlik mengatakan:
وَاسْمًا أَتٰى وَكُنْيَةً وَلَقَبًا                 وَأَخِرنْ ذَا إِنْ سِوَاهُ صَاحِبَا
Lihat dalam Lihat Jamâluddîn Muhammad bin Abduillah bin Mâlik, Syarh Ibn ‘Aqîl ‘alâ alfiyyah (Jeddah: al-Haramain, t.th), 19
[4] Muhammad Ibrâhim Buzgaibah, Fatâwâ al-Syaikh al-Imâm Muhammd al-Tâhir ibn ‘Âsyûr (Dubai: Markaz Jam’ah al-Mâjid li al-Tsaqâfah wa al-Turâts, 2004), cet I, h. 11
[5] Muhammad al-Tâhîr Ibn ‘Âsyûr, Alaisa al-Subh bi Qârîb: al-Ta’lîm al-‘Arâbî al-Islâmî (Tûnis: Dâh Syahnûn, 2007), cet. VII, h. 7, kata sambutan oleh ‘Abd al-Mâlik Ibn ‘Âsyûr

[6] Disebut demikian karena di daerah tempat tinggalnya tersebut dijadikan tempat persinggahan kapal-kapal laut, kemudian jalan menuju tempat ini sekarang diabadikan dengan nama Syaikh Imâm Muhammad Tahir Ibn ‘Âsyûr. Lihat Abdul Aziz Muchammad dengan Judul “Syariah dan Tafsir al-Qur’ân; Elaborasi Maqashid dalam Tafsir Ibn ‘Âsyûr, Konsentrasi Ulum al-Qur’ân Sekolah Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2008. hal. 34
[7] Muhammad al-Tâhîr Ibn ‘Âsyûr, Alaisa al-Subh bi Qârîb; al-Ta’lîm al-‘arabî al-Islâmî, h. 5 Kakeknya (Abdul Azîz wafat tahun 1907) adalah guru yang paling berpengaruh kepada Ibn ‘Âsyûr, selain itu adalah al-Syaikh Sâlim wafat 1924, darinya Ibn ‘Âsyûr belajar Sahih al-Bukhârî, dan al-Muwatâ. Lihat Muhammad al-Tâhîr Ibn ‘Âsyûr, Alaisa al-Subh bi Qârîb; al-Ta’lîm al-‘Arabî al-Islâmî, hal. 8
[8] Sebuah lembaga pendidikan yang selama beberapa abad termasuk lembaga pendidikan bonafid setaraf al-Azhar, pada awalnya Zaitunah adalah sebuah mesjid dari sekian pusat pendidikan, informasi dan penyebaran ilmu. Lihat Man’i Abdul Halim, Metodologi Tafsir,. Hal. 313,  lihat juga Muhammad al-Tâhîr Ibn ‘Âsyûr, Alaisa al-Subh bi Qârîb; al-Ta’lîm al-‘arabî al-Islâmî, hal. 7

[9] Muhammad al-Tâhîr Ibn ‘Âsyûr, Alaisa al-Subh bi Qârîb; al-Ta’lîm al-‘arabî al-Islâmî, hal. 9

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Tafsir Ibn Asyur, Biografi Pengarang dan Riwayat Pendidikan"

Post a Comment

SILAHKAN KOMENTAR

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel