Tafsir Ibn Asyur, Biografi Pengarang dan Riwayat Pendidikan
January 30, 2015
Add Comment
Latar Belakang Keluarga dan
Lingkungan
Nama lengkap Ibn ‘Âsyur
adalah Muhammad al-Tâhir bin Muhammad
al-Tâhir bin Muhammad bin Muhammad al-Syâzilî bin ‘Abd al-Qâdir Ibn Muhammad
Ibn ‘Âsyur lahir Jumâd al-Ûlâ Tahun 1296 H./1879 M.[1]
dan wafat pada tahun 1973, dikuburkan di al-Jallâz[2].
Jika dilihat dari nama dan
silsilahnya, Mufassir yang dikenal dengan nama Ibn ‘Âsyur ini, nama ayahnya
adalah Muhammad al-Tâhir, namun tidak memakai kata “Ibn Muhammad”
yakni dengan meng-Kunyah-kan kepada nama ayahnya[3],
hal ini diduga bahwa pemakaian kata ‘Âsyûr karena kemasyhuran
keluarga ‘Âsyûr
Kakek dari ayah Ibn ‘Âsyûr
juga bernama Muhammad al-Tâhir Ibn ‘Âsyûr lahir pada tahun 1230 H
dan terkenal dengan sebutan Ibn ‘Asyûr. Beliau pernah menjabati kedudukan-kedudukan
penting seperti, qâdî dan muftî, dewan pengajar, pengawas
waqaf dan anggota majlis syûrâ[4].
Silisilah keluargan Ibn
‘Âsyûr bermula dari ‘Âsyûr (W. 1110 H.) seorang imigran dari Andalusia ke
Salā sebuah daerah yang masuk dalam
kawasan Maghrib (Maroko), lalu berpindah ke Tunisia[5].
Sementara Kakek dari ibu
Ibn ‘Âsyûr adalah al-Syaikh al-Wazîr (perdana menteri) bernama Muhammad al-‘Azîz Bû’attûr[6]
bin Muhammad al-Habîb Ibn Muhammad al-Tayyib
bin Muhammad[7]
Pendidikan dan Pemikiran
Ibn ‘Âsyûr tumbuh dan berkembang dalam
lingkungan keluarga yang mencintai ilmu pengetahuan, ia belajar al-Qur'ân sejak usia 6 tahun,
setelah itu ia mengahafal kumpulan kitab-kitab matn seperti matn al-Jurûmiyyah, alfiyyah Ibn Mâlik dan juga kitab Syarah
al-Syaikh Khâlid al-Azhary ‘alâ al-Jurûmiyyah, sebagai prasyarat untuk
melanjutkan studi di Universitas al-Zaitûnah[8].
Baru pada usia 14 tahun,
Ibn ‘Âsyur tercatat sebagai murid pada Universitas al-Zaitûnah (1310 H/1983 M.) di
sana ia mempelajari ilmu Syâri’ah (fiqh dan usûl fiqh), bahasa Arab,
sejarah, dan lain-lain.
Setelah belajar tujuh
tahun di Universitas al-Zaitûnah, diangkat sebagai guru (dosen) di al-Zaitûnah pada tahun 1320 H dan
sebagai syaikh (rektor) di Universitas yang sama tahun 1351 H., lalu diangkat sebagai
muftî Mazhab Mâliki pada tahun
1341 H/1911 M. dan anggota Majma’ al-Lugah al-‘Arâbiyyah pada tahun 1355[9]
[1] Muhammad al-Tâhîr
Ibn ‘Âsyûr, Alaisa al-Subh bi Qârîb; al-Ta’lîm al-‘arabî
al-Islâmî, (Tunis: Dâr Syahnûn, 2005) hal. 7, Muqaddimah oleh
Abd al-Mâlik bin Asyur
[3] Sekalipun tidak semua “Ibn” disandingkan dengan nama ayah
seperti Ibn Taimiyyah, di mana kata Taimi adalah nama sebuah tempat. Dalam tradisi nama Bahasa
Arab dikenal dengan tiga nama, pertama: nama (‘alam Karîm) adalah
nama asli, kedua: nama (‘alam laqab) adalah nama sebutan; alias. Ketiga:
nama (‘alam kunyah) adalah nama yang disandarikan dengan Abû, Ummu,
Ibn, jamaknya Bani, atau Binti. Ibn Mâlik mengatakan:
وَاسْمًا أَتٰى وَكُنْيَةً وَلَقَبًا وَأَخِرنْ ذَا إِنْ سِوَاهُ صَاحِبَا
Lihat dalam Lihat Jamâluddîn
Muhammad bin Abduillah bin Mâlik, Syarh Ibn ‘Aqîl ‘alâ alfiyyah (Jeddah:
al-Haramain, t.th), 19
[4] Muhammad Ibrâhim Buzgaibah, Fatâwâ al-Syaikh al-Imâm Muhammd al-Tâhir ibn ‘Âsyûr (Dubai: Markaz Jam’ah al-Mâjid li al-Tsaqâfah wa al-Turâts, 2004), cet I, h. 11
[5] Muhammad al-Tâhîr
Ibn ‘Âsyûr, Alaisa al-Subh bi Qârîb: al-Ta’lîm al-‘Arâbî al-Islâmî (Tûnis:
Dâh Syahnûn, 2007), cet. VII, h. 7, kata sambutan oleh ‘Abd
al-Mâlik Ibn ‘Âsyûr
[6] Disebut demikian karena di daerah tempat tinggalnya
tersebut dijadikan tempat persinggahan kapal-kapal laut, kemudian jalan menuju
tempat ini sekarang diabadikan dengan nama Syaikh Imâm Muhammad Tahir Ibn
‘Âsyûr. Lihat Abdul Aziz Muchammad
dengan Judul “Syariah dan Tafsir al-Qur’ân; Elaborasi Maqashid dalam Tafsir Ibn
‘Âsyûr, Konsentrasi Ulum al-Qur’ân Sekolah Pasca Sarjana Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2008. hal. 34
[7] Muhammad al-Tâhîr
Ibn ‘Âsyûr, Alaisa al-Subh bi Qârîb; al-Ta’lîm al-‘arabî al-Islâmî, h.
5 Kakeknya (Abdul Azîz wafat tahun 1907) adalah guru yang paling berpengaruh
kepada Ibn ‘Âsyûr, selain itu adalah al-Syaikh Sâlim wafat 1924, darinya Ibn
‘Âsyûr belajar Sahih al-Bukhârî, dan al-Muwatâ. Lihat
Muhammad al-Tâhîr Ibn ‘Âsyûr, Alaisa al-Subh bi Qârîb;
al-Ta’lîm al-‘Arabî al-Islâmî, hal. 8
[8] Sebuah lembaga pendidikan
yang selama beberapa abad termasuk lembaga pendidikan bonafid setaraf al-Azhar,
pada awalnya Zaitunah adalah sebuah mesjid dari sekian pusat pendidikan,
informasi dan penyebaran ilmu. Lihat Man’i Abdul Halim, Metodologi
Tafsir,. Hal. 313, lihat juga Muhammad al-Tâhîr
Ibn ‘Âsyûr, Alaisa al-Subh bi Qârîb; al-Ta’lîm al-‘arabî al-Islâmî, hal.
7
0 Response to "Tafsir Ibn Asyur, Biografi Pengarang dan Riwayat Pendidikan"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR