Mikraj Dalam pandangan Sufi
April 9, 2019
Add Comment
MIKRAJ DALAM PANDANGAN SUFI
Kira-kira apa permintaanmu jika seandainya Tuhan berjanji akan mengabulkan permohonanmu??? 😀😀
“Kitāb al-Mi‘rāj” merupakan salah satu kitab yg secara khusus membahas tentang perjalanan mi‘rāj Nabi Muhḥammad. Kitab tersebut ditulis oleh al-Qusyayrī, seorang sufi terkemuka pada abad ke-5/11. Karyanya yang cukup populer di antaranya adalah “al-Risālah al-Qusyayriyyah” dan “Latha’if al-Isyārāt” (tafsir sufi) yg hingga hari ini menjadi rujukan utama dalam kajian tasawuf. Di bidang teologi, al-Qusyayrī sendiri menganut paham Asy‘ariyyah. Fazlur Rahman memandang bahwa al-Qusyayrī telah “berhasil” mensintesiskan antara tasawuf dan teologi Asy’ariyyah. Ajaran itu—harmonisasi antara ajaran tarekat dan syari’at—menjadi sumbangan penting al-Qusyayrī bagi dunia Islam. Ini kemudian dilanjutkan oleh para tokoh sufi berikutnya seperti al-Ghazālī yang berupaya menyelaraskan antara hakikat dan syari’at yang sebelumnya sempat dipertentangkan.
Kembali ke “Kitāb al-Mi‘rāj.” Kitab tersebut secara khusus, sistematis, dan sangat luas membahas tentang perjalan Nabi Muḥammad pada malam isra’ mi‘rāj. Pada bagian pertama, al-Qusyayrī memulai penjelasannya dengan pengertian mi‘rāj baik secara etimologis maupun termenologis. Kemudian, membahas hadis-hadis yang berkaitan dengan mi‘rāj. Selanjutnya, dibahas tentang persoalan seputar peristiwa mi‘rāj dan rahasia-rahasianya. Di bagian ini, dibahas apakah perjalan mi‘rāj Nabi beserta jasadnya atau ruhnya saja dan juga dilanjutkan dengan beberapa keistimewaan yg diberikan kepada Nabi Muḥammad, seperti bagaimana Nabi Muḥammad “melihat” Allah pada malam itu.
Di bagian lain, al-Qusyayrī juga memberikan penjelasan bagaimana padangan para sufi tentang mi‘raj. Ada satu hal yang cukup menarik dalam hal ini. Ketika Nabi Muḥammad berada pada posisi yang sangat dekat dengan Allah, kemudian Allah berfirman: “Mintalah, tentu enkau akan diberi.” Kemudian Rasulullah berkata: “Apa yang harus aku minta sementara aku telah diberi?! Apa yang harus aku cari sementara aku telah dicukupi?!.” Maka Rasulluah diseru, “Enkau sungguh berbudi pekerti yang agung, sehingga engkau tidak berani meminta, padahal engkau telah dijanjikan untuk diberi apa pun yang kamu minta.”
Silahkan renungkan sendiri hikmah dibalik kutipan ini
0 Response to "Mikraj Dalam pandangan Sufi "
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR