Perpustakaan Kota
December 9, 2017
Add Comment
Faquha.site Beberapa stasiun televisi nasional, beberapa hari ini sering menampilkan berita global tentang perpustakaan di Cina. Berbagai rlis di berbagai situs menarasikannya. Beberapa video di Yuotube memperjelas visualisasinya.
Perpustakaan _Binhai Tianjin_ namanya, Arsitekturnya benar-benar futuristik. Dikenal sebagai perpustakaan terbesar dunia yang kenampung 1,2 juta judul buku, 4.000 kursi dan 500 komputer. Orang yang hendak masuk perpustakaan harus sabar mengantri layaknya masuk tempat rekreasi, sinema 21 atau tempat ramai lainnya. Bagi para pustakawan dan mereka yang cinta buku dan sering berkunjung ke perpustakaan, apa yang terjadi di sana seperti cerita fiksi. Perpustakaan yang megah ini menyisakan pertanyaan, apakah ia dibangun dengan kalkulasi ataukah dengan spekulasi? Apakah ia dikonsep dengan logika ataukah dengan rasa, atau gabungan semua unsur di atas?
Perpustakaan _Binhai Tianjin_ adalah salah satu jawaban dari kehawatiran pada masa depan perpustakaan di berbagai daerah dan di berbagai negara. Gempuran dunia digital telah menyeret generasi kita pada _mainan_ baru bernama smartphone. Generasi kita terancam. Kewibawaan buku semakin tergeser. Kini anak-anak kita bisa mendapat asupan pengetahuan dari konten HP. Peran HP menjadi begitu penting hari ini. Karena konten di dalamnya mengandung unsur benar dan kemungkinan salah, maka demi menjaga generasi emas bangsa, penguatan dalam meluruskan penggunaan dan pemanfaatan HP harus dilembagakan.
Jika tak ada upaya serius dan sinergitas pihak-pihak yang terkait dengan perpustakaan (Presiden, Gubernur, Bupati/Wali Kota, Dinas Perpustakaan dan Arsip, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan lainnya), maka nasib perpustakaan kita akan menjadi sejarah. Perpustakaan akan menjadi musium. Bangunan perpustakaan akan megah tapi sepi. Pengunjungnya pindah ke tempat-tempat keramaian. Perpustakaan akan hanya tinggal nama.
Kota Tasikmalaya memiliki perpustakaan. Bangunannya kini menjadi dua lantai. Bukunya tidak cukup banyak. Jumlahnya terhitung sedikit jika dihubungkan dengan angka yang berderet di buku APBD, tidak seimbang dengan besarnya anggaran yang disalurkan pada dinas lainnya, juga tak sebanding dengan angka nominal pembangunan wilayah fisik lainnya. Perhatian Pemerintah Kota Tasik terhadap perpustakaan cukup menyedihkan. Adanya perpustakaan terkesan asal ada. Lokasinya pun di ujung, di pojok perkantoran. Lokasu yang sangat tak strategis.
Konon, DPRD Kota Tasik bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tasik sudah merampungkan Ranperda Perpustakaan menjadi Perda. Tinggal selangkah lagi Kota Tasik memiliki Perda Perpustakaan. Jika benar Kota Tasik punya Perda Perpustakaan, maka diharapkan Perda ini bisa menjadi jembatan menuju kehadiran perpustakaan daerah yang representatif dan menjadi tangga menuju peningkatan gemar membaca masyarakatnya. Dihadirkannya Perda Perpustakaan harus menjadikan dimensi lahir dan batin Perpustakaan Kota Tasik benar-benar berubah.
Dalam sejarahnya, perpustakaan adalah rumah produksi para ilmuwan, penemu, penulis dan para tokoh besar yang mewakafkan usia dan hidupnya pada ilmu. Karena perpustakaan, peradaban terbangkitkan dan terangkat. Mengangkat peradaban bisa dengan cara menghidupkan perpustakaan. Hancurnya perpustakaan berarti kehancuran peradaban. Hal itu pernah dilakukan oleh Bangsa Tatar yang menghancurkan perpustakaan Baitul Hikmah di Baghdad. Penghancuran perpustakaan juga pernah dilakukan di Tripoli Libya dan di Mesir.
Kota Tasik dalam beberapa tahun terakhir begitu sibuk dengan pembangunan fisik dan infrastruktur. Kota Tasik juga baru saja memiliki pasangan pemimpin definitif. Mereka berdua banyak diingatkan untuk meningkatkan perhatiannya pada segala dimensi yang melingkupi Kota Tasik dengan segala kompleksitasnya. Sebagai bagian dari masyarakat Kota Tasik, kita juga _wajib_ mengingatkan pada mereka agar bisa melakukan reformasi perpustakaan Kota Tasik. Caranya, pindahkan lokasinya dari pojokan komplek perkantoran yang sepi ke pusat peradaban Kota Tasik di dekat Masjid Agung Kota Tasik. Perpustakaan sebagai rumah peradaban wajib berada di wilayah kota sebagai pusat peradaban.
0 Response to "Perpustakaan Kota"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR