Dalil Kirim Pahala Quran
Amaliah Kami Tentang Kirim Pahala Quran Dan Sedekah Untuk Mayit Juga Difatwakan Oleh Ulama Salafi Arab Saudi
1. Baca Quran untuk orang tua yang sudah wafat oleh anaknya, dapat sampai menurut Syekh Albani:
وَخُلَاصَةُ ذَلِكَ أَنَّ لِلْوَلَدِ أَنْ يَتَصَدَّقَ وَيَصُوْمَ وَيَحُجَّ وَيَعْتَمِرَ وَيَقْرَأَ الْقُرْآنَ عَنْ وَالِدَيْهِ لِأَنَّهُ مِنْ سَعْيِهِمَا ، وَلَيْسَ لَهُ ذَلِكَ عَنْ غَيْرِهِمَا إِلَّا مَا خَصَّهُ الدَّلِيْلُ مِمَّا سَبَقَتِ الْإِشَارَةُ إِلَيْهِ . و الله أعلم . (السلسلة الصحيحة - ج 1 / ص 483)
“Kesimpulannya, bahwa ANAK BOLEH bersedekah, berpuasa, berhaji, berumrah dan MEMBACA AL-QURAN untuk kedua orag tuanya. Sebab anak merupakan usaha orang tua (An-Najm 39). Dan anak tersebut tidak bisa melakukan itu semua untuk selain orang tuanya, kecuali yang dikhususkan oleh dalil, yang telah dijelaskan” (al-Silsilah al-Sahihah, 1/483)
2. Syekh Ibnu Utsaimin juga membenarkan amalan kirim bacaan Al-Quran:
النَّاسُ عَلَى قَوْلَيْنِ مَعْرُوْفَيْنِ: أَحَدُهُمَا: أَنَّ ثَوَابَ الْعِبَادَاتِ الْبَدَنِيَّةِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالْقِرَاءَةِ وَنَحْوِهِمَا يَصِلُ إِلَى الْمَيِّتِ كَمَا يَصِلُ إِلَيْهِ ثَوَابُ الْعِبَادَاتِ الْمَالِيَّةِ بِاْلإِجْمَاعِ وَهَذَا مَذْهَبُ أَبِي حَنِيْفَةَ وَأَحْمَدَ وَغَيْرِهِمَا وَقَوْلُ طَائِفَةٍ مِنْ أَصْحَابِ مَالِكٍ وَالشَّافِعِي وَهُوَ الصَّوَابُ لِأَدِلَّةٍ كَثِيْرَةٍ ذَكَرْنَاهَا فِي غَيْرِ هَذَا الْوَضْعِ. وَالثَّانِي: أَنَّ ثَوَابَ الْعِبَادَةِ الْبَدَنِيَّةِ لَا يَصِلُ إِلَيْهِ بِحَالٍ وَهُوَ الْمَشْهُوْرُ عِنْدَ أَصْحَابِ الشَّافِعِي وَمَالِكٍ. (مجموع فتاوى ورسائل ابن عثيمين - ج 7 / ص 159)
“Ulama memiliki 2 pendapat yang sudah populer. Pertama bahwa pahala ibadah badaniyah (tubuh/ fisik), seperti salat, membaca Quran dan lainnya bisa sampai pada mayit, seperti sampainya pahala ibadah harta (sedekah) berdasar ijma’ ulama. Ini adalah madzhab Abu Hanifah, Ahmad dan lainnya. Juga pendapat sekelompok ulama Malikiyah dan Syafiiyah. INI ADALAH PENDAPAT YANG BENAR karena banyaknya dalil yang kami sampaikan di selain bab ini. Kedua, bahwa pahala ibadah fisik (tubuh) adalah tidak sampai sama sekali. Ini pendapat yang populer ulama Syafiiyah dan Malikiyah” (Majmu’ Fatawa Wa Rasail Ibni Utsaimin 7/159)
3. Fatwa Syekh Bin Baz tentang sedekah untuk orang tua yang telah wafat, di Arab dikenal dengan nama ‘Asya’ Al-Walidain. Di negeri kami namanya selametan, berkatan dan sebagainya. Dan jelas di akhir fatwanya Syekh Bin Baz tidak mempermasalahkan nama dan istilah:
ج : الصَّدَقَةُ لِلْوَالِدَيْنِ أَوْ غَيْرِهِمَا مِنَ الْأَقَارِبِ مَشْرُوْعةٌ ؛ لِقَوْلِ النَّبِي صَلّى اللهٌ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَمَّا سَأَلَهُ سَائِلٌ قَائِلًا : َهْل بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا ؟ قَالَ نَعَمْ الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا وَالْاِسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيْقِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا تُوْصَلُ إِلَّا بِهِمَا » (رواه الإمام أحمد برقم (15629) ، وأبو داود برقم (5142)) ... « وَقَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا سَأَلَهُ سَائِلٌ قَائِلاً : إِنَّ أُمِّي مَاتَتْ وَلَمْ تُوْصِ أَفَلَهَا أَجْرٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا ؟ قَالَ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَمْ » (رواه البخاري برقم (1388) ومسلم برقم (1004))
Sedekah untuk kedua orang tua ataupun untuk orang lain adalah sesuai dengan syariat. Sesuai dengan hadis, ketika ada sahabat bertanya: “Adakah kewajiban saya untuk berbakti kepada kedua orang tua saya setelah keduanya wafat?” Rasulullah menjawab: “Ya, yaitu mendoakan keduanya, memintakan ampunan untuk keduanyan, melakukan wasiat keduanya, memuliakan sahabatnya, dan bersilaturrahmi kepada keluarga keduanya” (HR Ahmad dan Abu Dawud) ... Dan hadis ketika ada sahabat bertanya: “Ibu saya meninggal dan dia tidak berwasiat. Apakah ia akan mendapatkan pahala jika saya bersedekah atas nama ibu saya? Rasulullah Saw menjawab: “Ya” (HR Bukhari dan Muslim).
وَهَذِهِ الصَّدَقَةُ لَا َمَشاحَةَ فِي تَسْمِيَتِهَا بِعَشَاءِ الْوَالِدَيْنِ ، أَوْ صَدَقَةِ الْوَالِدَيْنِ سَوَاءٌ كَانَتْ فِي رَمَضَانَ أَوْ غَيْرِهِمَا. وَفَّقَ اللهُ الْجَمِيْعَ لِمَا يُرْضِيْهِ . (مجموع فتاوى ابن باز 13/ 253)
Sedekah ini tidak masalah disebut ‘hidangan kedua orang tua’, atau ‘sedekah orang tua’, baik di bulan Ramadlan ataupun yang lain (Kumpulan Fatwa Bin Baz 13/253)
Jadi jelas amaliah kami memiliki dukungan fatwa dari ulama Salafi dari Saudi. Jika disini pengikut Salafi masih membidahkan amaliah kami, maka konsekuwensinya mereka juga membidahkan Syekh Albani, Syekh Ibnu Utsaimin dan Syekh Bin Baz yang fatwanya tidak menguntungkan Salafi Nusantara.
Ma’ruf Khozin, Anggota Aswaja NU Center PWNU Jatim
0 Response to "Dalil Kirim Pahala Quran "
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR