Sejarah Syiah dan Sunni di Indonesia
SYI'AH DAN SUNNI DI INDONESIA:
Sebuah Tinjauan Sejarah
Aliran Islam Syi'ah sering dipersepsi sebagai aliran yang baru datang ke Indonesia setelah revolusi Iran 1979, dan melalui imbas revolusi yang fenomenal menyusup ke tengah-tengah masyarakat Sunni kontemporer Indonesia.
Di sini saya tidak akan membahas tentang pandangan orang terhadap Syi'ah baik yang menerima maupun yang menolaknya. Yang ingin saya sampaikan adalah meninjau keberadaan Syi'ah dan Sunni di nusantara ini dari perspektif historis dan pelajaran apa yang bisa diperik darinya. Dari perspektif ini, ternyata Kerajaan atau kesultanan pertama di Nusantara --yaitu Kesultanan Perlak (didirikan pada tahun 840 M) beraliran Syi'ah, karena kesultanan ini didirikan oleh seorang Syi'ah yang bernama Sultan Alauddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah, keturunan dari Ali bin Muhammad bin Ja'far Siddik ra, yang menikah dengan putri sultan Perlak.
Sekitar tahun 900-an aliran Sunni Islam diperkenalkan ke kesultanan Perlak. Dan baru pada tahun 928 Sultan Makhdum Alauddin Malik Abdul Kadir Shah Johan berdaulat, dari keturunan Sultan pribumi, menjadi Sultan Sunni pertama di kerajaan Perlak. Dan sejak itu kerajaan Nusantara beraliran Sunni, hingga sekarang. Meskipun begitu pengaruh Syi'ah belum pupus seluruhnya. Pernah terjadi peperang antara keduanya sehingga kerajaan Perlak terbagi dua: Syi'ah dı Perlak Pesisir dan yang Sunni di Perlak Pedalaman.
Baru setelah terjadi penyerangan dari kerajaan Sriwijaya yang menewaskan Sultan terakhir Syi'ah pada tahun 988, tidak ditemukan lagi di sana Sultan yang Syi'ah. Setelah berakhirnya serangan Sriwijaya pada tahun 1006, kesultanan Perlak dipersatukan kembali oleh sultan Sunni, hingga tahun 1292, ketika kerajaan Perlak mendapat serangan dari Majapahit dan meminta serta mendapatkan bantuan dari kerajaan Samudra Pasai, kesultanan Perlak bergabung dengan kesultanan Samudra Pasai yang menandai berakhirnya kesultanan Perlak dan munculnya kesultanan Samudra Pasai yang lebih terkenal.
Apa pelajaran yang bisa kita petik dari fakta sejarah ini? Setidaknya ada 3 poin penting: (1), bahwa Islam ternyata telah masuk ke Nusantara dan mendirikan kesultanannya jauh lebih awal (abad X) daripada yangvdisangkakan semula (pada abad ke XIII) yaitu dengan munculnya kesultanan Samudra-Pasai. (2), ternyata Syi'ah bukan aliran yang baru masuk je Nusantara srtelah revolusi Iran 1979, tetapi justru aliran Islam yang pertama masuk dan diperkenalkan ke wilayah Nusantara ini, dan menjadi aliran yang utama, selama hampir hampir 1 abad dan terus bertahan hingga tahun 988, setelah bercokol hampir 1,5 abad. (3) Dari perspektif ini agaknya jelas bahwa Syi'ah menempati posisi historis yang penting dan berpengaruh pada budaya masyarakat Muslim Nusantara, terutama pada bukahan utara pulau Sumatra, bahkan juga ditenggarai bahwa Hamzah Fansuri akhir abad 16 dan Syamsuddin al-Sumatrani, awal abad 17, adalah dua ulama besar beraliran Syi'ah, dan kayanya tidak berlebihan kalau ia diberi hak hidup di negeri ini asal bisa hidup berdampingan dengan damai dengan aliran lain dan tidak menyebar sikap agresif dan fanatik terhadap golongan yang berlebihan dan menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat yang mencintai kedamaian..Wallahu a'lam, semoga bermanfaat..
Prof. Mulyadi
0 Response to "Sejarah Syiah dan Sunni di Indonesia"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR