-->

Negara yan bukan bid'ah

Kita tidak tahu, apakah Raja Salman bin Abdul Aziz itu penganut Salafisme Wahabi atau tidak, atau sejauh mana ia berkehendak mengadopsi dan mengamalkan ajaran-ajaran dari faham tersebut. Yang jelas, logika Salafisme Wahabi pasti: pertama,  tidak mengijinkan pemisahan kepemimpinan agama dari kepemimpinan politik; kedua. memandang bentuk Negara-Bangsa (Nation-State) seperti yang kita miliki saat ini sebagai bid'ah.

Maka, kita bisa menjangka bahwa eskatologi Salafisme Wahabi pada ujungnya akan meminta umat Islam seluruh dunia memilih antara dua: pertama, mengakui Raja Saudi Arabia sebagai "Imam 'Adhiim", Imam Besar umat Islam seluruh dunia, baik dalam urusan keagamaan maupun politik; atau, kedua, masuk dalam golongan yang diperangi apabila syarat-syarat perang telah terpenuhi.

Umat Islam Indonesia mempunyai pilihan ketiga, yaitu, mengikuti ijtihad Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah yang telah menetapkan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan bersendikan Bhinneka Tunggal Ika, sebagai negara yang sah sesuai syari'at Islam serta wajib ditaati dan dibela dengan jiwa-raga.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Negara yan bukan bid'ah"

Post a Comment

SILAHKAN KOMENTAR

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel