-->

Ibn khaldun (wafat 808 h/1406 m) Tentang ilmu pengetahuan dan berbagai jenisnya, tentang pengajaran serta metode-metode dan aspek-aspeknya, dan tentang berbagai hal yang bersangkutan dengan semua itu

Ilmu pengetahuan dan pengajaran alami dalam peradaban manusia
Dalam hal ini manusia sama dengan hewan-hewan lain yaitu memiliki alat indra, gerak, makan, ruang hidup, dan seterusnya. Tetapi manusia mempunyai kelebihan yaitu adanya kemampuan berfikir yang menjadi penuntun bagi dirinya, masyarakat dan taat pada ajaran ALLAH dan Nabi.

Jadi manusia itu tak pernah lepas untuk berfikir walaupun hanya sekejap mata. Dari cara berfikir manusia ini timbullah ilmu pengetahuan dan industry, karena berfikiran  itu bersifat alami pada manusia, begitupun dengan binatang memiliki dorongan untuk mendapatkan apa yang dituntut oleh alam. Pada dasarnya akal itu cenderung untuk memperoleh hal baru yang sebelumnya tidak diketahui. Oleh karena itu mereka mempelajari orang-orang pada zaman dulu dalam hal ilmu pengetahuan.

Cara berfikir, perhatian dan sifat orang tersebut diarahkan dan dikaji kepada berbagai kenyataan secara satu persatu, sehingga orang tersebut menjadi terlatih dalam mengkaji suatu ilmu dan menjadikan suatu kebiasaan. Sehingga menambah wawasan mereka, dan mendorong mereka untuk mempelajari ilmu pengetahuan. Dari hal ini lah timbul suatu pengajaran.

Ilmu pengetahuan berkembang apabila peradaban dan kebudayaan berkembang
Hal ini terjadi karena mengajarkan ilmu pengetahuan merupakan jenis industry, yang berkembang dikota-kota, karena industry merupakan hal baru dalam kehidupan maka tingkat kuantitatif dan kualitatif sebanding dengan peradaban kota tersebut.

Sekarang, ilmu pengetahuan dan pengajaran dapat dilihat di mesir, karena peradaban dan kebudayaan telah mantap dan berkembang pesat, termasuk industry pengajaran dan pengetahuan.

Tentang berbagai jenis ilmu pengetahuan yang terdapat dalam peradaban masa kini
Kelompok pertama yaitu ilmu hikmah dan falsafah. Ilmu pengetahuan yang didapat dari alam fikir manusia ,dengan menggunakan alat indera sehingga biasa melihat objek, persoalan, demonstrasi, aspek pngajaran dan dapat menymampaikan pengajaran dengan benar. Kelompok kedua ilmu tradisional (naqly) dan konvensional (wadi’i) ilmu tersebuur seluruhnya disandarkan pada orang lain. Dalam ilmu ini tidak ada tempat bagi akal, kecualii dalam mengaitkan segi-segi cabang dari permasalahannya. Karena itu memerlukan pengkaitan denga qiyas, karena qiyas in prcabangan dari berita dan memiliki ketentuan hokum dalam ajaran pokok yang bersufat naqly, sehingga qiyas kembali kepada tradisi yang merupakan pengembangan dari naqli.

Keseluruhan sumber ilmu ppengetahuan ialah ajaran syariat dari kitab suci dan sunnah yang telah ditetapkan. Serta ilmu pengetahuan yang saling berkaitan sebagai ilmu penopang untuk member manfaat yang lenbih besar.

Ilmu naqliyah memiliki banyak jenis, saat pertama mempelajari kitab suci yaitu mengenai lafal-lafalnya yang disebut ilmu tafsir. Kemudian mempelajari ilmu kesinambungan berita dan riwayat kitaab sehingga sampai kepada nabi SAW, dan terdapat perbedaan riwayat para ahli baca dan dalam membacanya di sebut ilmu qira’at. Kemudian harus diketahui sanad sunah sampai kepada pemilik asalnya di sebut ilmu hadits. Kemudian harus melakukan penyimpulan mengenai hukum-hukum dari sumber pokok yang melandasi kesimplan tersebut di sebut ushul al-fiqih.

Dalam melakukan pengkajian al-qur’an dan hadist mengan menggunakan ilmu bahasa dintaranya ilmu linguistic, ilmu gramatika, ilmu retorika dan ilmu sastra.

Tentang ilmu kalam
Ialah ilmu yang mencakup argument-argument untuk kaidah-kaidah keimanan dengan menggunakan dalil-dalil rasional, dan yang penolakan terhadap kaum bid’ah yang menyimpang dalam akidah dari mazhab salaf dan Ahlus-sunnah.

Inti daripada kaidah ini adalah tauhid (Ketuhanan Yang Maha Esa). Sesungguhnya setiap kejadian penciptaan (al-hadits) dalam alam, baik yang berupa zat ataupun berupa tingkah laku manusia dan binatang memiliki sebab akibat. Masing-masing sebab tersebut bersifat hadist, sehingga memerlukan sebab lain. Dalam peningkatannya, sebab tersebut semakin meluas sehingga sulit dipahami oleh akal.oleh karena itu, tida ada yang dapat mengetahui sebab tersebut kecuali ilmu yang komprehensif, apalagi yang berkenaan denga tingkah laku manusia dan binatang. Karena diantara sebab tingkah laku tersebut memiliki kehendak dan tujuan yaitu berupa perkara kejiwaan yang muncul dari konsep yang telah ada.

Jadi tauhid merupakan ketidak mampuan memahami sebab-sebab tersebut serta cara kerjanya, dan menyerahkan hal tersebut pada yang maha kuasa. Maka sasaran ilmu kalam bagi para ahli ialah, kaidah-kaidahh keimanan, setelah semuanya benar menutut syara’, maka biasa dibuktikan kebenaranya dengan menggunakan dalil-dalil rasio, sehingga bid’ah, keraguan dan kesamaan mengenai akidah hilang.

Tetang ilmu-ilmu Rasional dan Bagian-bagiannya

Adapun ilmu-ilmu rasional yang bersifat alami bagi manusia yaitu cara berfikirnya,hal ini ada semenjak dulu dan ilmu-ilmu ini dinamakan ilmu falsafah dan hikmah.

Ilmu rasional ini mencakup empat macam ilmu, yang pertama ialah ilmu manthiq (logika) yang merupakan ilmu untuk menjaga fikiran dari kesalahan dalam menyimpulkan pencarian yang belum diketahui dengan menggunakkan hal-hal yang tersedia dan yang telah diketahui. Faedahnya ialah memperjelas perbedaan yang salah dari yang benar mengenai hal-hal yang dipelajari,untuk menyampaikan pembuktian kebenaran mengenai alam semesta.

Kemudian mereka mengkaji terhadap hal-hal yang dapat di jangkau indra yaitu materi-materi elementer maupun benda-benda yang tersusun dari materi-materi elementer, misalnya barang-barang tambang, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda-benda langit, gerak-gerak alami. Ilmu ini dinamakan ilmu alam dan merupakan bagian kedua dari ilmu rasional.

Bagian ketiga, pengkajian pada perkara di luar alam, yaitu hal-hal keruhanian dan dinamakan ilmu ketuhanan (metafisika). Ilmu yang keempat, ilmu yang mempelajari ukuran-ukuran. Ilmu ini mencakup empat ilmu pengetahuan dan dinamakan ilmu-ilmu instruktif (ta’limi). Yang pertama ialah ilmu ukur, yang berupa pengkajian tentang ukuran-ukuran secara umum, baik yang terpisah-pisah karena ukuran itu bias terpisah atau bersambung yang terdiri dari satu dimensi seperti titik atau mempunyai dua dimensi yaitu permukaan atau tiga dimensi yaitu ruang. Ukuran-ukuran itu dikaji dari segi sifat, ukurannya dan hubungannya satu dengan yang lainnya.

Kedua yaitu aritmatika (ilmu hitungan), yaitupengetahuan tentang apa yang terjadi pada angka terpisah, yaitu bilangan, dengan memperhatikan cirri-ciri khususnya serta sifat-sifat nya.
Ketiga yaitu ilmu music, berupa pengetahuan tentang nisbat suara-suara dan melodi-melodi satu sama lainnya, serta pengukurannya dengana angka. Ilmu ini  menghasilkan pengetahuan tentang komposisi music dari sebuah lagu.

Keempat yaitu astronomi, yaitu penentuan berbagai bentuk untuk cakrawala dan pembatasan berbagai situasi dan variasainya untuk setiap peredaran bintang dan benda-benda langit yang lain.
Maka pokok-pokok ilmu fallsafah ada tujuh, yaitu logika yang merupakan pengantar baginya, kemudian ikmu-ilmu instruksi, yaitu ilmu hitung, ilmu ukur, astronomi, music, ilmu-ilmu alam, dan ilmu-ilmu ketuhanan (metafisika).

Tentang bantahan terhadap falsafah dan ketidak benaran pengakuannya
Kaum rasional mengira bahwa alat indra mengerti hakikat dan sifat-sifatnya melalui pengertian tentang sebab-sebab dan kausalitasnya dengan teori-teori fikiran dan kias-kias rasional. Dan kaidah keimanan didukung kebenarannya dar sudut pandang ilmiah bukan dari pengajaran, mereka dinamakan kaum falsafah. Kemudian mereka melakukan pengkajian mengenai hal itu dengan membuat rumusan-rumusan yang dapat menuntun akal sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang salah, hal ini dinamakan logika. Hasil dari pengkajian. 

Dari pengkajian tersebut menghasilkan sebuah pengertian dari sasaran individu, dari berbagai pengertian tersebut di cocokkan dan di satukan sehingga menemukan titik temu. Hal ini di sebut varitas tertinggi. Apabila pengertian itu dilihat dari susunan yang satu dengan yang lainnya di sebut pngertian intelektual tngkat kedua.

Tentang cara yang benar dalam mengajarkan ilmu pengetahuan dan metode penggunaannya
Dalam mengajarkan suatu ilmu akan berfaedah apabila di ajarkan secara terus menerus dan sedikit demi sedikit, yang pertama diberikan yaitu mengenai persoalan cabang ilmu tersebut. Dan dalampenyampaiannya menggunkan pendekatan. Dalam menyampaikan ilmu tersebut harus diperhatikan tingkat kemampuannya untuk menerima ilmu yang akan disampaikan.

Kemudian untuk kedua kalinya mengulang kembali cabang ilmu tersebut, kemudian pengkajian lebih ditingkatkan dari yang sebelumnya dengan dilengkapai penjelasan dan keterangannya. Kemudian diulangi lagi sampai mereka menjadi pandai. Inilah metode pengajaran yang member manfaat.
Diantara aliran-aliran dan metode-metode yang harus dilaksanakan dalam pengajaran ialah sebaiknya tidak dicampur-adukan dua ilmu sekaligus, karena sedikit kemungkinin dapat menguasai ilmu tersebut.

Komentar:
Pada peradaan Ibn khaldun ini memberikan tentang ilmu pengetahuan dan berbagai jenisnya, tentang pengajaran serta metode-metode dan aspek-aspeknya, dan tentang berbagai hal yang bersangkutan dengan semua itu. Dalam peradaban ini ilmu pengetahuan akan berkembang apabila peradaban dan kebudayaannya berkembang, sehingga dari perkembangan tersebut banyak menambah ilmu pengetahuan dan timbul sebuah pengajaran. Selain tu daari ilmu pengetahuan tersebut terdapat tentang ilmu kalam, ilmu-ilmu rasional. Hal ini pan banyak memberikan ilmu pengetahuan yang luas dan gambling. Sehingga bagi siapa pun yang membaca buku ini bisa tau berbagai jenis ilmu, dan metode pada zaman terdahulu.



Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Ibn khaldun (wafat 808 h/1406 m) Tentang ilmu pengetahuan dan berbagai jenisnya, tentang pengajaran serta metode-metode dan aspek-aspeknya, dan tentang berbagai hal yang bersangkutan dengan semua itu"

Post a Comment

SILAHKAN KOMENTAR

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel