Ibn khaldun (wafat 808 h/1406 m) Tentang ilmu pengetahuan dan berbagai jenisnya, tentang pengajaran serta metode-metode dan aspek-aspeknya, dan tentang berbagai hal yang bersangkutan dengan semua itu
April 13, 2017
Add Comment
Ilmu pengetahuan dan
pengajaran alami dalam peradaban manusia
Dalam hal ini manusia sama dengan hewan-hewan lain yaitu memiliki
alat indra, gerak, makan, ruang hidup, dan seterusnya. Tetapi manusia mempunyai
kelebihan yaitu adanya kemampuan berfikir yang menjadi penuntun bagi dirinya,
masyarakat dan taat pada ajaran ALLAH dan Nabi.
Jadi manusia itu tak pernah lepas untuk berfikir walaupun
hanya sekejap mata. Dari cara berfikir manusia ini timbullah ilmu pengetahuan
dan industry, karena berfikiran itu
bersifat alami pada manusia, begitupun dengan binatang memiliki dorongan untuk
mendapatkan apa yang dituntut oleh alam. Pada dasarnya akal itu cenderung untuk
memperoleh hal baru yang sebelumnya tidak diketahui. Oleh karena itu mereka
mempelajari orang-orang pada zaman dulu dalam hal ilmu pengetahuan.
Cara berfikir, perhatian dan sifat orang tersebut diarahkan
dan dikaji kepada berbagai kenyataan secara satu persatu, sehingga orang
tersebut menjadi terlatih dalam mengkaji suatu ilmu dan menjadikan suatu
kebiasaan. Sehingga menambah wawasan mereka, dan mendorong mereka untuk
mempelajari ilmu pengetahuan. Dari hal ini lah timbul suatu pengajaran.
Ilmu pengetahuan
berkembang apabila peradaban dan kebudayaan berkembang
Hal ini terjadi karena mengajarkan ilmu pengetahuan
merupakan jenis industry, yang berkembang dikota-kota, karena industry
merupakan hal baru dalam kehidupan maka tingkat kuantitatif dan kualitatif
sebanding dengan peradaban kota tersebut.
Sekarang, ilmu pengetahuan dan pengajaran dapat dilihat di
mesir, karena peradaban dan kebudayaan telah mantap dan berkembang pesat,
termasuk industry pengajaran dan pengetahuan.
Tentang berbagai
jenis ilmu pengetahuan yang terdapat dalam peradaban masa kini
Kelompok pertama yaitu ilmu hikmah dan falsafah. Ilmu
pengetahuan yang didapat dari alam fikir manusia ,dengan menggunakan alat
indera sehingga biasa melihat objek, persoalan, demonstrasi, aspek pngajaran
dan dapat menymampaikan pengajaran dengan benar. Kelompok kedua ilmu
tradisional (naqly) dan konvensional (wadi’i) ilmu tersebuur seluruhnya
disandarkan pada orang lain. Dalam ilmu ini tidak ada tempat bagi akal,
kecualii dalam mengaitkan segi-segi cabang dari permasalahannya. Karena itu
memerlukan pengkaitan denga qiyas, karena qiyas in prcabangan dari berita dan
memiliki ketentuan hokum dalam ajaran pokok yang bersufat naqly, sehingga qiyas
kembali kepada tradisi yang merupakan pengembangan dari naqli.
Keseluruhan sumber ilmu ppengetahuan ialah ajaran syariat
dari kitab suci dan sunnah yang telah ditetapkan. Serta ilmu pengetahuan yang
saling berkaitan sebagai ilmu penopang untuk member manfaat yang lenbih besar.
Ilmu naqliyah memiliki banyak jenis, saat pertama
mempelajari kitab suci yaitu mengenai lafal-lafalnya yang disebut ilmu tafsir. Kemudian mempelajari ilmu
kesinambungan berita dan riwayat kitaab sehingga sampai kepada nabi SAW, dan
terdapat perbedaan riwayat para ahli baca dan dalam membacanya di sebut ilmu qira’at. Kemudian harus diketahui sanad sunah sampai kepada pemilik
asalnya di sebut ilmu hadits. Kemudian
harus melakukan penyimpulan mengenai hukum-hukum dari sumber pokok yang
melandasi kesimplan tersebut di sebut ushul
al-fiqih.
Dalam melakukan pengkajian al-qur’an dan hadist mengan
menggunakan ilmu bahasa dintaranya ilmu linguistic, ilmu gramatika, ilmu
retorika dan ilmu sastra.
Tentang ilmu kalam
Ialah ilmu yang mencakup argument-argument untuk kaidah-kaidah
keimanan dengan menggunakan dalil-dalil rasional, dan yang penolakan terhadap
kaum bid’ah yang menyimpang dalam akidah dari mazhab salaf dan Ahlus-sunnah.
Inti daripada kaidah ini adalah tauhid (Ketuhanan Yang Maha Esa).
Sesungguhnya setiap kejadian penciptaan (al-hadits) dalam alam, baik yang
berupa zat ataupun berupa tingkah laku manusia dan binatang memiliki sebab
akibat. Masing-masing sebab tersebut bersifat hadist, sehingga memerlukan sebab lain. Dalam peningkatannya, sebab
tersebut semakin meluas sehingga sulit dipahami oleh akal.oleh karena itu, tida
ada yang dapat mengetahui sebab tersebut kecuali ilmu yang komprehensif,
apalagi yang berkenaan denga tingkah laku manusia dan binatang. Karena diantara
sebab tingkah laku tersebut memiliki kehendak dan tujuan yaitu berupa perkara
kejiwaan yang muncul dari konsep yang telah ada.
Jadi tauhid merupakan ketidak mampuan memahami sebab-sebab tersebut
serta cara kerjanya, dan menyerahkan hal tersebut pada yang maha kuasa. Maka
sasaran ilmu kalam bagi para ahli
ialah, kaidah-kaidahh keimanan, setelah semuanya benar menutut syara’, maka
biasa dibuktikan kebenaranya dengan menggunakan dalil-dalil rasio, sehingga
bid’ah, keraguan dan kesamaan mengenai akidah hilang.
Tetang ilmu-ilmu Rasional
dan Bagian-bagiannya
Adapun ilmu-ilmu rasional yang bersifat alami bagi manusia yaitu
cara berfikirnya,hal ini ada semenjak dulu dan ilmu-ilmu ini dinamakan ilmu
falsafah dan hikmah.
Ilmu rasional ini mencakup empat macam ilmu, yang pertama ialah ilmu manthiq (logika) yang
merupakan ilmu untuk menjaga fikiran dari kesalahan dalam menyimpulkan
pencarian yang belum diketahui dengan menggunakkan hal-hal yang tersedia dan
yang telah diketahui. Faedahnya ialah memperjelas perbedaan yang salah dari
yang benar mengenai hal-hal yang dipelajari,untuk menyampaikan pembuktian
kebenaran mengenai alam semesta.
Kemudian mereka mengkaji terhadap hal-hal yang dapat di jangkau
indra yaitu materi-materi elementer maupun benda-benda yang tersusun dari
materi-materi elementer, misalnya barang-barang tambang, tumbuh-tumbuhan,
binatang, benda-benda langit, gerak-gerak alami. Ilmu ini dinamakan ilmu alam
dan merupakan bagian kedua dari ilmu
rasional.
Bagian ketiga, pengkajian
pada perkara di luar alam, yaitu hal-hal keruhanian dan dinamakan ilmu
ketuhanan (metafisika). Ilmu yang keempat,
ilmu yang mempelajari ukuran-ukuran. Ilmu ini mencakup empat ilmu pengetahuan
dan dinamakan ilmu-ilmu instruktif (ta’limi). Yang pertama ialah ilmu ukur,
yang berupa pengkajian tentang ukuran-ukuran secara umum, baik yang
terpisah-pisah karena ukuran itu bias terpisah atau bersambung yang terdiri
dari satu dimensi seperti titik atau mempunyai dua dimensi yaitu permukaan atau
tiga dimensi yaitu ruang. Ukuran-ukuran itu dikaji dari segi sifat, ukurannya
dan hubungannya satu dengan yang lainnya.
Kedua yaitu aritmatika (ilmu hitungan), yaitupengetahuan tentang apa
yang terjadi pada angka terpisah, yaitu bilangan, dengan memperhatikan
cirri-ciri khususnya serta sifat-sifat nya.
Ketiga yaitu ilmu music, berupa pengetahuan tentang nisbat
suara-suara dan melodi-melodi satu sama lainnya, serta pengukurannya dengana
angka. Ilmu ini menghasilkan pengetahuan
tentang komposisi music dari sebuah lagu.
Keempat yaitu astronomi, yaitu penentuan berbagai bentuk untuk
cakrawala dan pembatasan berbagai situasi dan variasainya untuk setiap
peredaran bintang dan benda-benda langit yang lain.
Maka pokok-pokok ilmu fallsafah ada tujuh, yaitu logika yang
merupakan pengantar baginya, kemudian ikmu-ilmu instruksi, yaitu ilmu hitung,
ilmu ukur, astronomi, music, ilmu-ilmu alam, dan ilmu-ilmu ketuhanan
(metafisika).
Tentang bantahan terhadap
falsafah dan ketidak benaran pengakuannya
Kaum rasional mengira bahwa alat indra mengerti hakikat dan
sifat-sifatnya melalui pengertian tentang sebab-sebab dan kausalitasnya dengan teori-teori
fikiran dan kias-kias rasional. Dan kaidah keimanan didukung kebenarannya dar
sudut pandang ilmiah bukan dari pengajaran, mereka dinamakan kaum falsafah.
Kemudian mereka melakukan pengkajian mengenai hal itu dengan membuat
rumusan-rumusan yang dapat menuntun akal sehingga dapat membedakan mana yang
baik dan mana yang salah, hal ini dinamakan logika. Hasil dari pengkajian.
Dari
pengkajian tersebut menghasilkan sebuah pengertian dari sasaran individu, dari
berbagai pengertian tersebut di cocokkan dan di satukan sehingga menemukan
titik temu. Hal ini di sebut varitas tertinggi. Apabila pengertian itu dilihat
dari susunan yang satu dengan yang lainnya di sebut pngertian intelektual
tngkat kedua.
Tentang cara yang benar
dalam mengajarkan ilmu pengetahuan dan metode penggunaannya
Dalam mengajarkan suatu ilmu akan berfaedah apabila di ajarkan
secara terus menerus dan sedikit demi sedikit, yang pertama diberikan yaitu
mengenai persoalan cabang ilmu tersebut. Dan dalampenyampaiannya menggunkan
pendekatan. Dalam menyampaikan ilmu tersebut harus diperhatikan tingkat
kemampuannya untuk menerima ilmu yang akan disampaikan.
Kemudian untuk kedua kalinya mengulang kembali cabang ilmu tersebut,
kemudian pengkajian lebih ditingkatkan dari yang sebelumnya dengan dilengkapai
penjelasan dan keterangannya. Kemudian diulangi lagi sampai mereka menjadi
pandai. Inilah metode pengajaran yang member manfaat.
Diantara aliran-aliran dan metode-metode yang harus dilaksanakan
dalam pengajaran ialah sebaiknya tidak dicampur-adukan dua ilmu sekaligus,
karena sedikit kemungkinin dapat menguasai ilmu tersebut.
Komentar:
Pada peradaan Ibn khaldun ini memberikan tentang ilmu
pengetahuan dan berbagai jenisnya, tentang pengajaran serta metode-metode dan
aspek-aspeknya, dan tentang berbagai hal yang bersangkutan dengan semua itu. Dalam peradaban ini ilmu pengetahuan
akan berkembang apabila peradaban dan kebudayaannya berkembang, sehingga dari
perkembangan tersebut banyak menambah ilmu pengetahuan dan timbul sebuah
pengajaran. Selain tu daari ilmu pengetahuan tersebut terdapat tentang ilmu
kalam, ilmu-ilmu rasional. Hal ini pan banyak memberikan ilmu pengetahuan yang
luas dan gambling. Sehingga bagi siapa pun yang membaca buku ini bisa tau
berbagai jenis ilmu, dan metode pada zaman terdahulu.
0 Response to "Ibn khaldun (wafat 808 h/1406 m) Tentang ilmu pengetahuan dan berbagai jenisnya, tentang pengajaran serta metode-metode dan aspek-aspeknya, dan tentang berbagai hal yang bersangkutan dengan semua itu"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR