Banser Jaga Gereja
April 15, 2017
Add Comment
*BANSER JAGA GEREJA*
___
Foto ini mengajarkan betapa indahnya toleransi dan keberagaman. Kita tentu respect untuk *Michael Essien* seorang non-muslim yang dengan percaya diri mengupload dan mengcaption sebuah foto di akun IG-nya saat menghadiri acara *pengajian* bersama anak yatim.
Hal ini sebenarnya tidak jauh beda dengan apa yang dilakukan oleh *Banser Nahdlatul Ulama* yang menggelar aksi toleransinya dengan mengawal kegiatan *natalan di gereja* beberapa waktu yang lalu. Tentu kita harus memberi apresiasi atas aksi toleransi yang dilakukan oleh Banser tersebut.
Tapi anehnya, ada saja kalangan yang tidak memahami lantas berujar, "Kok banser jaga gereja? Jual Akidah?"
Pertanyaan ini kemungkinan muncul akibat ketidak fahaman, dengan beberapa faktor:
(1) Benar-benar awam
(2) Karena tergiring opini pemberitaan dari kalangan pemecah belah kerukunan umat beragama
(3) Ingin menjatuhkan NU, Pancasila dan Bhinrka Tunggal Ika.
Oleh karena itu, khusus mengenai Banser, rasanya perlu diluruskan, bahwa *opini* yang disebar luaskan di masyarakat mengenai Banser yang diidentikan dengan menjaga gereja itu adalah *SALAH BESAR*
Bila anda menemukan pemberitaan yang menyudutkan untuk membenci Banser, maka seyogyanya anda harus berfikir ulang dan bertabayyun. 😊
[1] Aksi Banser mengawal kegiatan natalan di gereja merupakan aksi toleransi. Hal ini guna menunjukan pada dunia bahwa islam adalah agama yang ramah dan menghargai perbedaan. Bukan agama radikal.
[2] Aksi tersebut digelar beberapa tahun ke belakang menyikapi maraknya teror BOM yang hampir setiap tahun terjadi di gereja-gereja saat natalan. Tentu kita masih ingat. Dan pelakunya mengatas namakan islam dalam melancarkan aksi bom tersebut.
[3] Sehingga, GP Ansor mengintruksikan Banser NU untuk mengawal gereja-gereja saat natalan guna mengamankan gereja dari aksi teror yang akan memperburuk citra islam kala itu. Dan *masyaAllah..* aksi ini benar-benar membuat hati kita terenyuh. Seorang Banser bernama Riyanto gugur. Ia mati syahid saat mengamankan bom di Gereja Eben Haezer, Mojokerto. Bom meledak dipelukannya ketika ia sedang melarikan bom ke tempat jauh dari gereja yang saat itu sedang ramai orang. Kisah Riyanto ini telah diangkat ke layar lebar dan diperankan oleh aktor ternama, Reza Rahardian.
[4] Kini, Banser NU sering dituduh oleh saudara-saudara kita yang awam sebagai penjaga gereja dan penjual akidah. Bahkan tidak jarang kita temui ada statement yang mengatakan "Banser itu mengawal gereja, bukan mengawal ulama", _naudzubillah_ semoga memberikan hidayah kepada kita semua.
[6] Faktanya, anggota banser itu lebih dari setengahnya adalah santri dari kalangan pesantren. Gelaran pengajian dan kegiatan-kegiatan umat islam diberikan pengawalan paling utama oleh Banser, termasuk khidmah dan tunduk pada ulama-ulama pesantren. Semua dilakukan *tanpa dibayar* lillahi ta'ala.
[7] Kegiatan pengawalan gereja saat natalan, itu hanya kegiatan kecil. Hanya sekedar bentuk toleransi dan persatuan. Serta demi menyelamatkan citra umat islam di kalangan non-muslim dan masyarakat dunia dari cap terorisme. Terlebih, gereja yang dikawal pun bisa dihitung jari. Tidak semua gereja dikawal. Sebab, pengawalan gereja hanya bentuk simbolis semangat persatuan. Anehnya, cap *"Banser jaga gereja"* seolah-olah menghukumi bahwa banser memang memiliki tugas pokok jaga gereja saja. Seolah banser itu setiap hari menjaga gereja, dan seluruh gereja dijaga. Pedahal nyatanya tidak demikian. Inilah kesalahan logika dari kalangan awam yang menghukumi nilai setitik (juz'iy) untuk keseluruhan (kulliy).
[8] Banser itu mengawal NU. Musuh Banser adalah mereka yang berusaha menghancurkan Islam, NU dan NKRI.
____
Ang Rifki_yal
#AnsorSindangkerta #AnsorBandungBarat
___
Foto ini mengajarkan betapa indahnya toleransi dan keberagaman. Kita tentu respect untuk *Michael Essien* seorang non-muslim yang dengan percaya diri mengupload dan mengcaption sebuah foto di akun IG-nya saat menghadiri acara *pengajian* bersama anak yatim.
Hal ini sebenarnya tidak jauh beda dengan apa yang dilakukan oleh *Banser Nahdlatul Ulama* yang menggelar aksi toleransinya dengan mengawal kegiatan *natalan di gereja* beberapa waktu yang lalu. Tentu kita harus memberi apresiasi atas aksi toleransi yang dilakukan oleh Banser tersebut.
Tapi anehnya, ada saja kalangan yang tidak memahami lantas berujar, "Kok banser jaga gereja? Jual Akidah?"
Pertanyaan ini kemungkinan muncul akibat ketidak fahaman, dengan beberapa faktor:
(1) Benar-benar awam
(2) Karena tergiring opini pemberitaan dari kalangan pemecah belah kerukunan umat beragama
(3) Ingin menjatuhkan NU, Pancasila dan Bhinrka Tunggal Ika.
Oleh karena itu, khusus mengenai Banser, rasanya perlu diluruskan, bahwa *opini* yang disebar luaskan di masyarakat mengenai Banser yang diidentikan dengan menjaga gereja itu adalah *SALAH BESAR*
Bila anda menemukan pemberitaan yang menyudutkan untuk membenci Banser, maka seyogyanya anda harus berfikir ulang dan bertabayyun. 😊
[1] Aksi Banser mengawal kegiatan natalan di gereja merupakan aksi toleransi. Hal ini guna menunjukan pada dunia bahwa islam adalah agama yang ramah dan menghargai perbedaan. Bukan agama radikal.
[2] Aksi tersebut digelar beberapa tahun ke belakang menyikapi maraknya teror BOM yang hampir setiap tahun terjadi di gereja-gereja saat natalan. Tentu kita masih ingat. Dan pelakunya mengatas namakan islam dalam melancarkan aksi bom tersebut.
[3] Sehingga, GP Ansor mengintruksikan Banser NU untuk mengawal gereja-gereja saat natalan guna mengamankan gereja dari aksi teror yang akan memperburuk citra islam kala itu. Dan *masyaAllah..* aksi ini benar-benar membuat hati kita terenyuh. Seorang Banser bernama Riyanto gugur. Ia mati syahid saat mengamankan bom di Gereja Eben Haezer, Mojokerto. Bom meledak dipelukannya ketika ia sedang melarikan bom ke tempat jauh dari gereja yang saat itu sedang ramai orang. Kisah Riyanto ini telah diangkat ke layar lebar dan diperankan oleh aktor ternama, Reza Rahardian.
[4] Kini, Banser NU sering dituduh oleh saudara-saudara kita yang awam sebagai penjaga gereja dan penjual akidah. Bahkan tidak jarang kita temui ada statement yang mengatakan "Banser itu mengawal gereja, bukan mengawal ulama", _naudzubillah_ semoga memberikan hidayah kepada kita semua.
[6] Faktanya, anggota banser itu lebih dari setengahnya adalah santri dari kalangan pesantren. Gelaran pengajian dan kegiatan-kegiatan umat islam diberikan pengawalan paling utama oleh Banser, termasuk khidmah dan tunduk pada ulama-ulama pesantren. Semua dilakukan *tanpa dibayar* lillahi ta'ala.
[7] Kegiatan pengawalan gereja saat natalan, itu hanya kegiatan kecil. Hanya sekedar bentuk toleransi dan persatuan. Serta demi menyelamatkan citra umat islam di kalangan non-muslim dan masyarakat dunia dari cap terorisme. Terlebih, gereja yang dikawal pun bisa dihitung jari. Tidak semua gereja dikawal. Sebab, pengawalan gereja hanya bentuk simbolis semangat persatuan. Anehnya, cap *"Banser jaga gereja"* seolah-olah menghukumi bahwa banser memang memiliki tugas pokok jaga gereja saja. Seolah banser itu setiap hari menjaga gereja, dan seluruh gereja dijaga. Pedahal nyatanya tidak demikian. Inilah kesalahan logika dari kalangan awam yang menghukumi nilai setitik (juz'iy) untuk keseluruhan (kulliy).
[8] Banser itu mengawal NU. Musuh Banser adalah mereka yang berusaha menghancurkan Islam, NU dan NKRI.
____
Ang Rifki_yal
#AnsorSindangkerta #AnsorBandungBarat
0 Response to "Banser Jaga Gereja"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR