Kritik Hadis Perangi Hawa Nafsu adalah Jihad paling besar
November 30, 2016
Add Comment
Kritik Hadis Perangi Hawa Nafsu adalah Jihad paling besar
رجعنا من جهاد الأصغر الى جهاد الأكبر
“Kita pulang dari jihad kecil menuju jihad besar”
Hadis ini sangat populer di antara
para ulama tradisional dan para sufi, namun dianggap lemah (dlaif) oleh beberapa
pihak dan ditolak oleh sekte Wahabi. Secara riwayah hadis ini memang dinilai
lemah, tapi secara dirayah, hadis ini konsisten dengan pesan utama jihad dalam
Islam.
Ini bisa dilihat dalam hadis lain
sekalipun dengan redaksi berbeda namun secara ma’nawi sejalan dengan maksud
hadis di atas, seperti riwayat Ahmad ibn Hanbal, dalam hadis nomor 24678,
24692, dan 24465
المجاهد
من جاهد نفسه الى الله، فى الله
"Mujahid
adalah orang yang berjihad terhadap dirinya demi Allah"
Atau
dalam riwayat lain, dalam jalan menuju Allah, lihat Abu Abdillah Ahmad ibn
Muhammad ibn Hanba, Masnad Ahmad, (Cairo: Mauqi Wizarat al-Auqaf
al-Mishriyyah,tt)
Hadis penguat bisa dilihat yang
dikemukakan dalam Fath al-Qadir karya al-Syaukani, “Al Mujahid man
jahad anfsahu fi taat allah (Mujahid adalah orang yang berjihad terhadap
dirinya dalam ketaatan kepada Allah), diriwayatkan oleh Ibn Jarir, dan al-Hakim
meyakininya shahih, diriwayatkan pula oleh Ibn Mardawaih dari ‘Aisyah lihat
al-Syaukani, Fath al-Qadir (Cairo: Mauqi al-Tafasir, tt), Vol5, h. 142)
Hal penting yang perlu ditekankan
adalah bahwa jihad lebih menekankan pada usaha sungguh-sungguh untuk
mengendalikan diri, mengendalikan hawa nafsu.
Al-Razy misalnya-bahkan menekankan
bahwa jihad dalam konteks perang (Qital) pun harus diawali dengan kemenangan
pertama dan terutama terhadap diri sendri, seperti tidak munafik,, tidak riya,
dan tidak untuk kepentingan sendiri.
Semua harus dilakukan secara ikhals,
yang berarti harus diawli dengan usaha mengendalikan diri agar aktivitas apa
pun yang akan dilakukan tidak dikendalikan oleh hawa nafsu (baca dalam :
Fakhruddin al-Razi, Mafatih al-Ghaib, kairo, Mauqi al-Tafasir,tt), vol 7, h.
474).
Kesimpulan hadis ini diterima oleh
para ulama tradisional dan para sufi karena secara dirayah sejalan dengan
hadis-hadis lain yang secara riwayah berada dalam kualitas shahih
0 Response to "Kritik Hadis Perangi Hawa Nafsu adalah Jihad paling besar"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR