Dalil mahalul qiyam saat membaca shalawat
September 2, 2016
1 Comment
Faquha.site - Tasikmalaya - Berdiri untuk menghormati sesuatu sebetulnya
sudha menjadi tradisi kita. Bahkan tidak jarang, orang berdiri untuk
menghormati benda mati. Misalnya, setiap kali upacara bendera dilaksanakan pada
hari Senin, setiap tanggal 17 Agustus, maupun pada waktu yang lain
Ketika bendera merah putih dinaikkan dan lagu
Indonesia raya dikumandangkan, maka seluruh peserta upacara diharuskan berdiri.
Tujuannya tidak lain hanya untuk menghormat bendera merah putih dan mengenang
jasa para pejuang bangsa
Maka demikian pula dengan berdiri ketika
membaca shalawat, lebih lanjut penulis buku Hujjah al-Nahdiyah menyatakan
“Jika dalam upacara
bendera saja harus berdiri, tentu berdiri untuk menghormati Nabi Muhammad lebih
layak dilakukan sebagai ekspresi dari bentuk penghormatan. Bukankah Rasulullah
adalah manusia teragung yang layak untuk lebih dihormati daripada yang lain”
Apakah ada dalilnya?
Dalam Hadis Riwayat Imam Muslim nomor 3314,
diriwayatakan dari Sa’ad al-Khudri,
“Rasulullah saw bersabda pada sahabat Anshor, “Berdirilah kalian untuk tuan kalian atau orang yang paling baik di antara kalian.” (HR. Muslim 3314)
“Rasulullah saw bersabda pada sahabat Anshor, “Berdirilah kalian untuk tuan kalian atau orang yang paling baik di antara kalian.” (HR. Muslim 3314)
Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki menyatakan
bahwa Imam Barjanzi di dalam kitab Maulidnya yang berbentuk prosa menyatakan “Sebagian
para imam ahli hadis yang mulia itu menganggap baik (istihsan) berdiri ketika
disebutkan sejarah kelahiran Nabi. Betapa beruntungnya orang yang mengagungkan
Nabi, dan menjadikannya hal itu sebagai puncak tujuan hidupnya (Muhammad bin
Alawi al-Maliki. (al-Bayan wa al-Ta’rif fi Dzikra al-Mawlid al-Nabawi, hal.
29-30)
Disalin dari Buku Hujjah al-Nahdiyyah
wahabi itu kalo ada presiden saudi pada berdiri kang, tapi mahallul qiyam dibid'ah2in...
ReplyDelete