Membangun Kembali Peradaban Islam Lewat Pendidikan Usia Dini (PAUD)
August 23, 2016
Add Comment
Membangun Kembali Peradaban Islam Lewat Pendidikan Usia Dini (PAUD) |
Di dunia Arab mereka berlomba membangun gedung termegah dan
tertinggi di muka bumi. Lihatlah Abraj al-Bait (Makkah Tower) yang dibangun di
depan Masjidil Haram dan menjadi bangunan tertinggi nomor 3 di dunia dan jam
terbesar di dunia. Lihat pula Burj Khalifa di Dubai yang menjadi gedung
tertinggi di dunia. Megah!
Di tanah air kita tidak mau kalah dengan bangunan mall
dimana-mana maka berlomba-lomba masjid pun hendak kita bangun dengan megah.
Contoh terakhir, Gubernur Sumatera Selatan sedang membangun Masjid Sriwijaya
yang disebut-sebut akan menjadi masjid Termegah se-Asia. Gubernur Jawa Barat
juga akan membangun masjid senilai 1 Triliun. Hebat!
Inikah peradaban Islam yang hendak kembali kita bangun?
Melalui kemegahan pilar dan beton? Mengapa tidak kita bangun perpustakaan
termegah dengan koleksi terlengkap, sarana olah raga untuk generasi muda
sehingga mereka tidak hanya nongkrong di mall, atau taman-taman kota yang indah
dan asri, atau fasilitas wifi gratis di setiap sudut kota sehingga saat macet
pun kita tetap bisa produktif bekerja, atau membangun dan melengkapi fasilitas
sekolah di pelosok negeri. Atau sediakan beasiswa untuk anak bangsa di sudut
desa agar mereka bisa menjadi profesor kelas dunia.
Tapi harapan itu masih ada
Seorang sahabat yang menyelesaikan PhD nya di Australia dan
dosen filsafat di UGM memilh untuk membangun kembali peradaban Islam yang carut
marut ini dengan menyediakan rumahnya untuk anak-anak TK. Dia tinggal di lantai
dua, sementara lantai satu dan halaman belakang dijadikan Sekolah TK.
Nama sekolahnya RA AFKAARUNA Islamic School, beralamat di
JL. Kaliurang Km 12,5 Dusun Pelem, Sleman, Yogyakarta. Samsul Maarif Mujiharto
bersama istrinya punya gagasan besar untuk mencetak generasi Indonesia berbasis
nilai-nilai Islam, kearifan lokal dan berdaya saing internasional. Dan mereka
memilih untuk memulai gagasan besar itu lewat pendidikan TK. Saya tentu dengan
senang hati meng-iya-kan ketika saya diminta menjadi Penasehat (website:
afkaarunapeduli dot org).
Peradaban dibangun kembali lewat pendidikan sejak kecil.
Saya pun sudah lama mengidamkan untuk bisa membuat Taman Bacaan untuk penduduk
kampung. Gerakan membaca ini harus terus digelorakan ditengah kepungan sinetron
dan medsos yang membuat anak-anak malas membaca. Pucuk dicita ulam tiba,
seorang sahabat yang lain, Ahmad Mughni, lulusan s2 Australia dan s3 Inggris,
membuat lembaga Bookstart Indonesia (website: bookstart dot or dot id). Agenda
utama Bookstart Indonesia adalah memberikan buku berkualitas kepada anak usia
bawah lima tahun (balita) secara cuma-cuma, sebagai pemicu bagi para orang tua
agar menginsipirasi dan mengembangkan sikap dan kebiasaan cinta baca pada anak
mereka. Metode penanaman cinta baca yang digunakan adalah orang tua membacakan
buku cerita pada anak balitaya serta keteladanan cinta baca di lingkungan
keluarga.
Dengan pendekatan ini sikap cinta baca akan melekat terus
sepanjang hayat mereka dan menjadi bekal agar mereka menjadi manusia yang
berbudi kelak. Bookstart Indondesia juga meyertakan buku panduan untuk orang
tua dan pengajar anak agar mereka menyadari pentingnya membiasakan anak
membaca, bersajak, dan bernanyi lagu anak, sejak bayi. Saya juga senang sekali
diminta terlibat sebagai Dewan Penasehat.
Membaca usaha kawan-kawan di atas menyadarkan saya bahwa
harapan untuk membangun kembali peradaban Islam lewat pendidikan dan bukan
semata-mata lewat bangunan fisik masih berjalan. Masih banyak kawan-kawan yang
dengan resources yang terbatas masih siap mengabdi pada umat. Mereka tidak mungkin
berlomba membangun gedung mewah nan megah. Mereka fokus pada pengembangan
sumber daya manusia lewat pendidikan usia dini.
Kita harapkan akan muncul kembali para raksasa ilmu sekelas
al-Farabi, Ibn Sina, al-Razi dan Ibn Rusyd dari rahim umat di masa mendatang,
yang memenuhi perintah pertama Allah di gua hira: Iqra (bacalah)! Membaca yang
terbaca dan tak terbaca dengan senantiasa menyebut dan memuliakan nama Allah.
Tabik,
Nadirsyah Hosen
Penasehat Raudhatul Athfal (RA) Afkaaruna Islamic School,
Sleman, Yogyakarta dan Dosen Senior Monash Law School
0 Response to "Membangun Kembali Peradaban Islam Lewat Pendidikan Usia Dini (PAUD) "
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR