-->

Pengertian Ahli Kitab dalam Ali Imron ayat 113; Kajian Tafsir Ibn 'Asyur, al-Razy, Ibn Katsir, dan Sayyid Qutb


۞لَيۡسُواْ سَوَآءٗۗ مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ أُمَّةٞ قَآئِمَةٞ يَتۡلُونَ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ ءَانَآءَ ٱلَّيۡلِ وَهُمۡ يَسۡجُدُونَ 
Mereka itu tidak (seluruhnya) sama. Di antara ahli kitab ada golongan yang jujur (golongan ahli kitab yang telah memeluk agama Islam) mereka membaca ayat-ayat Allah pada malam hari, dan mereka (juga) bersujud (salat)[2]
A. Bedah Kata
            kata سَوَاء adalah masdar, tarkibnya sebagai khobar dari laisa, tetap dimufradkan sekalipun ismnya jamak mudzakar يقال فلان وفلان سواء، أى متساويان[3] sementara أُمَّة ditafsirkan oleh Ibn Asyur dengan الفريق berarti golongan.
Al-Razi menafsirkan قَآئِمَةٞ dengan Solat berdasarkan al-Furqan; 64, al-muzzammil; 2 dan al-Baqarah 238[4]. Selain itu akhir dari ayat ini terdapat kata يَسۡجُدُونَ yang tarkibnya adalah hal[5], yang berarti mendeskripsikan kata قَآئِمَةٞ sehingga semakin kuat penafsirannya mengarah kepada Salat, karena satu paket dengan sujud. Sekalipun sebagian penafsir lain berpendapat bahwa Qaimah diartikan dengan Tsabitah ‘ala al-tamassuk biddin al-haq.
Demikian pula kalangan Islam Liberal (JIL) mangartikan Qaimah dengan berpegang pada agama asal (misalnya Yahudi dan Nasrani), artinya keimanan Yahudi dan Nasrani akan jadi jalan keselamatan sesuai dengan truth claim (klaim kebenaran masing-masing). Artinya sekalipun sudah di utusnya Nabi Muhammad, Yahudi dan Nasrani tetap menjadi agama yang akan diterima[6].
Pendapat ini ditentang oleh Al-Razi, bahwa syariat yang legal diakhir zaman adalah syariatnya Nabi Muhammad berdasarkan hadis nabi:
إنكم لم تكلفوا أن تعلموا بما فى التورة والأنجيل وإنما أمرتم أن تؤمنوا بهما وتفوضوا علمهما إلى الله تعالى، وكلفتم أن تؤمنوا بما أنزل علي فى هذا الوحي غدوة وعشيا والذي نفس محمد بيده لو أدركني إبراهيم وموسى وعيسى لآمنوا بي واتبعوني

Selain dibantah oleh hadis di atas, juga oleh firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 19:
إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَٰمُۗ
“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam[7]

Selanjutnya Al-Razi menafsirkan kata يتلون  dengan إتباع اللفظ اللفظ , berarti terdapat perbedaan antara Tilawah (masdar dari Yatluna) dengan Qiraah. Tilawah adalah membaca mengikuti susunan lapad, sedangkah qiraah hanya membaca lapad. Dalam istilah arab “bacalah nama mu[8]
Selanjutnya Al-Razi menafsirkan lapad يَسۡجُدُونَ  dengan tidak hanya diartikan sujud, tapi juga diartikan dengan khusu dan khudu’. Karena menurutnya jika diartikan dengan sujud maka tidak boleh membaca al-Quran dalam keadaan ruku dan sujud
            Ibn Katsir dan al-Razi berpendapat bahwa yang dibaca adalah al-Quran, berbeda dengan Ibn Asyur, bahwa yang dibaca adalah kitab mereka (ahli kitab)
            Tanpa menjelaskan Asbab nuzulnya, Ibn Asyur berpendapat bahwa ayat ini menjelaskan pujian Allah kepada ahli kitab yang soleh (dibaca ta’at) dari kalangan yahudi dan Nasrani mereka senantiasa menjalankan ajaran nabinya masing-masing dengan membaca kitab-kitab mereka di Biara-biara dan Gereja, lalu tanpa kesulitan mengimani ajaran Nabi Muhammad saw setelah nabi Muhammad di utus[9]

B. Asbab Nuzul
            Sebab turun ayat ini pertama berkaitan dengan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud:
أما إنه ليس من أهل هذه الأديان أحد يذكر الله هذه الساعة غيركم
            Kedua, ayat ini diturunkan bersamaan ketika Pendeta Yahudi beriman (kepada Nabi Muhammad saw) yaitu Abdullah bin Salam, Asad bin Ubaid, Tsa’labah bin Sa’ya dan lainnya


C. Penafsiran (Interpretasi)
1. al-Razi
            Terdapat dua penafsiran mengenai ahli kitab, pertama adalah golongan yang beriman kepada Nabi Musa dan Isa, diceritakan ketika Abdullah bin Salam masuk Islam, para pemuka Yahudi madinah berkata “kau telah kafir dan rugi” lalu turunlah ayat ini. Sebagian periwayat (Atho) berkata “ayat ini turun ketika 40 Nasrani Najran dan 32 Nasrani Habasyah dan 3 Nasrani Rum menyatakan Islam kepada Nabi Muhammad Saw.
            Kedua: yang dimaksud dengan Ahli Kitab adalah setiap umat yang diberikan Kitab hal ini diperkuat oleh riwayat Ibn Mas’ud sebagaimana dalam tafsir Ibn Katsir, terdapat kata al-Adyan

2. Ibn Asyur
            Ayat ini sebagai penjelasan dari ayat sebelumnya:
وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ ١١٠ 
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik
3. Sayyid Qutb (fi Dzilal alquran).
            Ayat ini menjelaskan Karakteristik hebat dari Mukmin ahli Kitab yang memiliki keimanan yang mendalam, teguh dalam pendirian dan bergabung dalam barisan muslimin. Mereka terkategorikan khaira ummatin

D. Kesimpulan
            Sanjungan yang diabadikan dalam al-Quran terhadap ahli kitab, hadir seiring dengan bergabungnya beberapa kelompok ahli kitab dalam barisan Rasulullah saw. Melalui piagam madinah (kalimatun sawa) nabi mengatur tata kehidupan seagama dan toleransi antar umat beragama. Alquran bahkan menghalalkan makanan yang disembelih ahli kitab
            Alquran memang mengancam dan mengutuk keras terhadap ahli kitab, namun selalu ada pengecualian, karena memang terdapat ahli kitab yang beriman kepada Nabi Muhammad saw. Misalnya Allah menggunakan min bermakna li tab’id (sebagian) dalam al bayyinah ayat 6:
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ وَٱلۡمُشۡرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآۚ
            Wacana Ahli kitab menjadi kajian hangat dalam diskusi, simposium, komperensi dan short course yang diadakan oleh Jaringan Islam liberal (JIL) dalam beberapa kesempatan, dimana mereka memberikan term (sebutan) Islam inklusif dan Islam Pluralisme untuk kalangan yang berpendapat bahwa akan ada jalan keselamatan untuk ahli kitab yang sampai saat ini dalam agamanya (Media Zainul 2010). Meskipun hal ini ditolak kalangan Kristen sendiri yaitu Dr. Suster Gerardette Philips, RSCJ. Melalui teorinya “Beyond Pluralism: Open Integrity As A Suitable”

واللّه أعلم بالصواب









Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pengertian Ahli Kitab dalam Ali Imron ayat 113; Kajian Tafsir Ibn 'Asyur, al-Razy, Ibn Katsir, dan Sayyid Qutb"

Post a Comment

SILAHKAN KOMENTAR

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel