-->

Nikmatnya Bid’ah Nisfu Sya'ban

Nikmatnya Bid’ah Nisfu Sya'ban

Faquha.site - Esok hari Sabtu malam, adalah terhitung pertengahan bulan Sya’ban (Nisfu Sya’ban), yang mana menurut orang-orang arif billah dari kalangan orang-orang shaleh, adalah termasuk waktu yang mustajab karena Allah akan menerima doa-doa para hamba-Nya, serta banyak menurunkan ampunan-Nya.

Diriwayatkan dari Siti Aisyah ra bercerita bahwa pada suatu malam ia kehilangan Rasulullah SAW. Ia lalu mencari dan akhirnya menemukan beliau di Baqi’ sedang menengadahkan wajahnya ke langit. Beliau berkata: “Sesungguhnya (rahmat & ampunan) Allah Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam nisfu Sya’ban dan mengampuni (dosa) yang banyaknya melebihi jumlah bulu domba Bani Kalb.” (HR Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah),

Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan). Menurut al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya’ban Allah SWT memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Karepa pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT.

Nisfu Sya’ban juga dikenal sebagai hari yang tepat untuk memulai upaya mengubah nasib, dari yang negatif menuju yang positif, dari yang sengsara menuju keberuntungan, dan dari kesempitan menuju keluasan hidup.
Dalam surat Ar-Ra`d ayat 11 disebutkan:
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ”
Setiap nasib seseorang itu hakikatnya telah ditentukan oleh taqdir Allah. Namun dalam ketentuan taqdir yang baku itu ada klasifikasi sebagai berikut:

Taqdir Muallaq, adalah taqdir yang masih bisa dirubah dengan ikhtiar dan kerja keras, usaha dan doa.
Sebagai contoh yang tertera dalam do a yang umum dibaca pada malam Nisfu Sya’ban:
“Ya Allah, jika Engkau telah menulis aku di sisi-Mu di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit rezeki, maka hapuskanlah wahai Allah, dengan anugrah-Mu dari Ummul Kitab akan celakaku, terhalangku, tertolakku serta kesempitanku dalam rezeki, dan tetapkanlah aku di sisi-Mu  dalam Ummul Kitab  sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melakukan kebajikan”.

Taqdir Mubram adalah taqdir Allah yang tidak dapat diubah, tidak peduli sekuat apapun usaha merubahnya. Karena Taqdir Mubram itu sudah menjadi ketetapan Allah yang Maha Kuasa yang tidak bisa diganggu gugat dan diubah.
Contoh: Seseorang yang dilahirkan dengan mata sipit, mata bulat, atau dilahirkan dengan kulit putih, kulit hitam, atau lahir sebagai etnis Jawa, Madura, Arab, Inggris dan sebagainya.

Dengan demikian dapat dipahami, bahwa upaya mengubah nasib yang dianjurkan oleh para ulama agar di mulai dari Nisfu Sya`ban itu adalah ketentuan Allah yang berkaitan dengan Taqdir Muallaq.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to " Nikmatnya Bid’ah Nisfu Sya'ban"

Post a Comment

SILAHKAN KOMENTAR

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel