-->

Pemerintah Lupa urus Bandara Udara International Kemayoran


Faquha.com - Sebagai bandara internasional, Bandara Kemayoran sempat menjadi salah satu bagian penting dalam sejarah nasional Indonesia. Lokasi ini pernah berperan penting dalam hubungan bilateral, multilateral, dan kedirgantaraan Indonesia.

Kini, seperti habis manis sepah dibuang, ketika bandara lain yang lebih besar sudah tersedia, lokasi ini tampak ditinggalkan begitu saja. Bahkan, generasi yang lahir pada 1990-an hanya mengenal Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng sebagai satu-satunya bandara termegah di Jakarta. 

Padahal, jauh sebelum bandara tersebut resmi beroperasi, Indonesia sudah memiliki bandara bertaraf internasional, meski kapasitasnya jauh di bawah Bandara Internasional Soekarno-Hatta. 

Menara Pemantau, Tampak Tak terurus
Lokasi bandara ini pun terbilang lebih strategis karena berada di tengah kota. Bandara yang pada masa kejayaannya dieja dengan nama Kemajoran (Djakarta) International Airport itu bahkan disebut-sebut dalam salah satu literatur terpenting dalam budaya populer.

Bandara Internasional Kemayoran atau Kemayoran International Airport disebut dan bahkan digambarkan oleh Georges Remi atau Herge dalam seri pertualangan Tintin berjudul Penerbangan 714 (Vol 714 pour Sydney). 

Lantas, apa yang akan terjadi pada lokasi bersejarah ini? Tabrie menjelaskan, setelah mendapat status sebagai BLU penuh itu, kawasan Bandara Kemayoran perlu berbenah diri agar mampu meraup keuntungan. Tabrie menilai bahwa tampilan kawasan ini harus bisa menarik. 

Menurut Tabrie, PPKK akan bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta, pakar, instansi pendidikan, dan praktisi untuk menetapkan cetak biru Kompleks Kemayoran yang kini telah ditetapkan dalam Rencana Bagian Wilayah Kota (RBWK) 2005. Kompleks Kemayoran menjadi Sentra Baru yang ditegaskan dalam Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) DKI 2010 sebagai Kota Baru Mandiri. Area ini kelak menjadi pusat kegiatan perdagangan dan jasa berskala pelayanan internasional (Indonesia International Trade Center atau IITC). 

Selain menjadi pusat jasa dan niaga, Kemayoran juga ditetapkan sebagai kota taman dan berfungsi sebagai paru-paru kota. Tabrie mengaku, daerah hijau di Jakarta kurang dari 15 persen, dan tujuh persennya ada di Kemayoran.

Saat ini, langkah awal paling jelas terlihat dari rencana itu adalah pembangunan tanda-tanda di kawasan Kemayoran. Menurut Tabrie, kawasan Kemayoran ini berukuran besar, tetapi tidak ada penanda memasuki ke wilayah tersebut. 

"Kalau masuk ke kompleks Kemayoran, tidak ada tanda-tandanya masuk Kemayoran. Tempo hari kita buat pintu gerbang dari Tol Tanjung Priok, itu sebagai ikon Kemayoran," ujar Tabrie. 
Selain itu, meski belum mendapat persetujuan dari Kementerian Sekretaris Negara, dia juga ingin membangun ikon berupa ondel-ondel terbesar di seluruh dunia berukuran tinggi 13 meter. Sembilan meter untuk ondel-ondel dan empat meter untuk dasarnya. Menurut dia, hal ini dilakukan untuk meningkatkan nama baik Kemayoran.
Tabrie menilai, Kemayoran di masa depan dapat dijadikan green international business district. Jadi, di samping untuk bisnis, lokasi ini juga digunakan untuk perumahan, tepatnya sebagai hunian yang nyaman, termasuk karena lokasi ini juga direncanakan sebagai hutan kota.

"Saya berharap Kemayoran (menjadi) tempat tinggal, tempat wisata yang nyaman, aman. Tidak ada gangguan dari preman, dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab," tandas Tabrie.
Namun, dari semua yang terlihat langsung di lapangan, semua itu masih berupa rencana dan wacana. Semua hanya mimpi, karena masih jauh untuk melihat bandara paling melegenda ini benar-benar berguna sebagai lokasi yang menarik dan bermanfaat bagi masyarakat ketimbang sebagai lahan tidur yang tak berguna. 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pemerintah Lupa urus Bandara Udara International Kemayoran "

Post a Comment

SILAHKAN KOMENTAR

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel