Pemerintah Lupa urus Bandara Udara International Kemayoran
April 4, 2015
Add Comment
Faquha.com - Sebagai bandara internasional, Bandara Kemayoran sempat menjadi salah satu bagian penting dalam sejarah nasional Indonesia. Lokasi ini pernah berperan penting dalam hubungan bilateral, multilateral, dan kedirgantaraan Indonesia.
Kini, seperti habis manis sepah dibuang, ketika bandara lain
yang lebih besar sudah tersedia, lokasi ini tampak ditinggalkan begitu saja.
Bahkan, generasi yang lahir pada 1990-an hanya mengenal Bandara Internasional
Soekarno-Hatta di Cengkareng sebagai satu-satunya bandara termegah di Jakarta.
Padahal, jauh sebelum bandara tersebut resmi beroperasi, Indonesia sudah
memiliki bandara bertaraf internasional, meski kapasitasnya jauh di bawah
Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Menara Pemantau, Tampak Tak terurus |
Lokasi bandara ini pun terbilang lebih strategis karena
berada di tengah kota. Bandara yang pada masa kejayaannya dieja dengan nama
Kemajoran (Djakarta) International Airport itu bahkan disebut-sebut dalam salah
satu literatur terpenting dalam budaya populer.
Bandara Internasional Kemayoran
atau Kemayoran International Airport disebut dan bahkan digambarkan oleh
Georges Remi atau Herge dalam seri pertualangan Tintin berjudul Penerbangan 714
(Vol 714 pour Sydney).
Lantas, apa yang akan terjadi pada lokasi bersejarah ini? Tabrie menjelaskan,
setelah mendapat status sebagai BLU penuh itu, kawasan Bandara Kemayoran perlu
berbenah diri agar mampu meraup keuntungan. Tabrie menilai bahwa tampilan
kawasan ini harus bisa menarik.
Menurut Tabrie,
PPKK akan bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta, pakar, instansi pendidikan,
dan praktisi untuk menetapkan cetak biru Kompleks Kemayoran yang kini telah
ditetapkan dalam Rencana Bagian Wilayah Kota (RBWK) 2005. Kompleks
Kemayoran menjadi Sentra Baru yang ditegaskan dalam Rencana Umum Tata Ruang
(RUTR) DKI 2010 sebagai Kota Baru Mandiri. Area ini kelak menjadi pusat
kegiatan perdagangan dan jasa berskala pelayanan internasional (Indonesia
International Trade Center atau IITC).
Selain menjadi pusat jasa dan niaga, Kemayoran juga
ditetapkan sebagai kota taman dan berfungsi sebagai paru-paru kota. Tabrie
mengaku, daerah hijau di Jakarta kurang dari 15 persen, dan tujuh persennya ada
di Kemayoran.
Saat ini, langkah awal paling jelas terlihat dari rencana
itu adalah pembangunan tanda-tanda di kawasan Kemayoran. Menurut Tabrie,
kawasan Kemayoran ini berukuran besar, tetapi tidak ada penanda memasuki ke
wilayah tersebut.
"Kalau masuk ke kompleks Kemayoran, tidak ada
tanda-tandanya masuk Kemayoran. Tempo hari kita buat pintu gerbang dari Tol
Tanjung Priok, itu sebagai ikon Kemayoran," ujar Tabrie.
Selain itu, meski belum mendapat persetujuan dari
Kementerian Sekretaris Negara, dia juga ingin membangun ikon berupa ondel-ondel
terbesar di seluruh dunia berukuran tinggi 13 meter. Sembilan meter untuk
ondel-ondel dan empat meter untuk dasarnya. Menurut dia, hal ini dilakukan
untuk meningkatkan nama baik Kemayoran.
Tabrie menilai, Kemayoran di masa depan dapat dijadikan green international
business district. Jadi, di samping untuk bisnis, lokasi ini juga digunakan
untuk perumahan, tepatnya sebagai hunian yang nyaman, termasuk karena lokasi
ini juga direncanakan sebagai hutan kota.
"Saya berharap Kemayoran (menjadi) tempat tinggal, tempat wisata yang nyaman, aman. Tidak ada gangguan dari preman, dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab," tandas Tabrie.
Namun, dari semua yang terlihat langsung di lapangan, semua
itu masih berupa rencana dan wacana. Semua hanya mimpi, karena masih jauh untuk
melihat bandara paling melegenda ini benar-benar berguna sebagai lokasi yang
menarik dan bermanfaat bagi masyarakat ketimbang sebagai lahan tidur yang tak
berguna.
0 Response to "Pemerintah Lupa urus Bandara Udara International Kemayoran "
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR