Penyebab tidak harmonis Orang China dan Pribumi di Indonesia
January 24, 2015
1 Comment
Tasikmalaya, Faquha.site - Suatu hari saya ditanya oleh pengusaha londri sebut saja si bos, mengenai karyawan londri. si bos merasa aneh, di Salary dan fasilitas yang sama, mengapa karyawan londri milik orang China lebih loyal (manut) pada perusahaan dari pada karyawan londri milik sendiri (perusahaan milik orang indonesia).
Pertanyaan itu cukup unik dan mengglitik, penulis juga merasa aneh dan bertanya-tanya pada diri sendiri. bahkan merembet ke pertanyaan selanjutnya kenapa bisnis yang dikelola orang china terbilang lebih sukses? bukan lebih maju, karena konon katanya bisnis pedagang kaki lima lebih maju daripada bisnis china, mengingat lapak pedagang kaki lima suka buka lapak didepan toko orang China (its joke)
Permasalahan kenapa orang kita lebih manut terhadap orang China daripada kepada sesama bangsa Indonesia perlu dijawab dari dari faktor sejarah sekaligus faktor sosiologi. kita kenal dengan proses Asimilasi yakni usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan dan tujuan-tujuan bersama. sehingga jika sudah terjadi proses asimilasi maka seseorang/kelompok tidak akan membedakan lagi dari yang lainnya dan tidak dianggap asing.
Soerjono Soekanto (2013) misalnya menyatakan bahwa "Proses Asimilasi tidak akan terjadi walaupun terdapat pergaulan yang intensif dan luas antara kelompok-kelompok yang bersangkutan. bila antara kelompok-kelompok tersebut tidak ada sikap toleran dan simpati. dalam keadaan demikian proses asimilasi akan macet. misalnya, hubungan antara orang-orang Tionghoa di Indonesia yang bergaul intens dan luas dengan orang-orang asli Indonesia sejak berabad-abad yang lalu, tetapi belum juga terintegrasi ke dalam masyarakat Indonesia.
hal itu, antara lain dapat dikembalikan pada politik pemerintah Belanda sewaktu menjajah Indonesia. Penduduk Indonesia waktu itu dibagi atas tiga golongan, yaitu golongan Eropa, Timur Asing dan Bumiputera (Indonesia). Dasar hukum yang mengadakan pembedaan tersebut tercantum dalam Pasal 163 Indische Staatsregeling (IS).
Hak-hak orang Tionghoa (yang tergolong ke dalam golongan Timur Asing) lebih menguntungkan daripada golongan Bumiputera. sebegai salah satu akibat politiknya adalah golongan Tionghoa mendapat fasilitas-fasilitas tertentu yang memungkinkan mereka menduduki lapisan lebih tinggi di atas rakyat Indonesia.
Ini dimungkinkan oleh peraturan-peraturan yang mengikat mereka secara ekonomis lebih kuat. selanjutnya, fakta-fakta lain kian mempertajam masalah ini. seperti apa yang terjadi pada masa Perang Kemerdekaan Nasional.
Kita lihat tidak begitu banyak orang Tionghoa yang memihak kepada Republik, sebagian lain memihak Belanda, sebagian yang lain ada yang berpaling ke negeri leluhurnya (yaitu Tiongkok Kuo Min Tang/RRC
disimpulkan kenapa China susah bertemu dengan warga Pribumi adalah
1. Perbedaan ciri-ciri badaniyah
2. in-group feeling yang sangat kuat pada golongan Tionghoa sehingga mereka lebih kuat mempertahankan identitas sosial dan kebudayaannya yang eksklusif.
3. Dominasi ekonomi yang menyebabkan timbulnya sikap tinggi hati.
Jika dilihat dari pemaparan di atas, permasalahan kenapa bangsa kita tertinggal (baca orang pribumi) karena faktor mental, yang selalu mendahulukan bangsa lain maju. Padahal jika dilihat di Malaysia, penduduk Melayu dan Penduduk pribumi terlihat sama, bahkan etnis China di Malaysia sering kedapatan sedang mengayuh becak atau pengemudi taksi dan bajaj. kalau di Indonesia mana ada
Tidak bijak jika beralasan bahwa kelemahan dan kemunduran kita adalah karena orang lain, khususnya Cina. Cina memang disingkat menjadi Cinta Niaga, maka pantas saja mereka sukses dalam Niaganya.
Kesuksesan Cina seharusnya dilawan dengan kesuksesan warga pribumi, warisan hirearki ini tidak lantas bersikap anti Etnis Cina, karena memang dengan keberadaan Cina maka inilah Indonesia.
itu belanda udah lama berlalu, gak ada hubungannya lagi sekarang.
ReplyDeleteudah beda.
orang cina memang menghalalkan segala cara