Ta'aruf dalam Tafsir Morfologi Ilmu Sharaf
February 27, 2014
2 Comments
Jakarta, Faquha.com - Ta’ruf ditemukan dalam al-Quran pada surah al-Hujrat; 13, dalam bentuk masdar yaitu lit’ârafû. sebagai pisau analisisnya, di sini pembahasannya dengan nuansa Sharaf yakni dengan metode Nashrif, sebuah tradisi cara belajar di Pesantren
Nashrif bisa jadi cara ampuh atau jurus jitu yang
menjadi spesialisasi bagi Pesantren tertentu. Karena memang setiap pesantren
sering mempunyai versi yang berbeda dalam kontennya
Walaupun begitu Nasrif bagian dari program belajar dalam
rangka “maharat al-sharaf” untuk mengasah kemampuan menguasai ilmu
sharaf; sebuah ilmu yang mempelajari struktur bahasa Arab. Nasrif laksanan
suplemen tambahan untuk lebih cepat memahami ilmu Sharaf
Melalui Nashrif, kita akan mengetahui asal-muasal
kata dalam bahasa Arab dan beberapa derivasinya, jika dicotohkan dalam bahasa
Indonesia, seperti kata memakan, makanan, tempat makan, makanlah! Adalah
modifikasi dari kata “makan” begitu pun dalam bahasa Arab, dari kata
ilmu, kita akan menemukan Mualim, ma’lum, taklim, alim, dan maklumat,
Jelaslah sangat penting sekali mempelajari ilmu Sharaf untuk
memahami bahasa Arab, sehingga tidak satupun lembaga pesantren yang meluputkan
kajian ilmu ini dalam kurikulum pelajarannya.
Mempelajari Nashrif berarti kita akan di tantang
untuk menghafal berbagai wazn (timbangan kata), jika dihitung semua
tasrifan di urut dari mulai fi’il madi, fiil mudâri, masdar, ism Fâil, ism
Maf’ûl, fi’il amr, fi’il nahyi, ism zaman, ism makan dan ism alat,
jadi semuanya ada 10 bentuk, seperti kata nasara-yansuru-nasran-nasirun-mansurun-unsur-lâ
tansur-mansarun-mansarun-minsarun.
Lalu kata perkata dari bentuk tersebut masih bisa dipecahkan
dalam “wuqu” seperti dari fi’il mâdi menjadi 14
pecahan, sesuai dengan tuntutan bahasa Arab menghendaki adanya mufrad,
tasniyah, jamak, mudakar, muanas, mukhatab, gâib, dan mutakllim.
Selain bisa dikiaskan menjadi 14 pecahan, fiil madi bisa
dimodifikasi kedalam 39 bentuk, hal ini sesuai dengan gramatika bahasa Arab,
yang terdapat tsulasi-ruba’i, mujarrad-mazîd, asli-mulhak, mazîid bi
harfin-biharfain-bitsalatsati ahrûf.
Nashrif di Pesantren Baitul Hikmah Haurkuning
Di pesantren Baitul hikmah, Haurkuning, seorang santri
diperlukan waktu 2-3 Bulan untuk menghafal dan
memahami Nashrif dan tektek bengek-nya. Dengan intensitas
belajar yang rutin, dengan Jargon ”Tatalaran” seorang santri akan
memanfaatkan waktu luang dengan “tatalaran” seorang santri yang tidak
menyukai “tatalaran” ibarat Tukang Pos yang salah alamat, masuk ke
Pesantren alat. seperti Baitul Hikmah Haurkuning.
Sebagai alumnus pesantren alat, seorang santri akan sangat
peka terhadap kata dalam bahasa Arab, ketika mendengar satu kata bahasa Arab,
dia akan langsung bisa menebak asal muasal bahkan makna yang dikandung dalam
kata tersebut, sehingga dia tidak akan sulit membedakan perbadaan dan persamaan
dari keduanya.
Penulis mengambil contoh kata Musyawarah dan kata Ta’aruf
dalam al-Quran.
Secara disiplin Nashrif (Sharaf), kata Musyawarah
diambil dari kata Syâwara, yusâwiru, musyâwarah, ber-wazn Faaala,
yufâilu, mufâa’lah termasuk dalam katagori Tsulasi Mazîd
biharfain. Yang menunjukan arti musyarakah baina
al-Istnaini (Komunikasi dalam dua orang)
Sementara kata Ta’aruf secara Nashrif diambil
dari kata Taâ’arafa, Yata’ârafu, Ta’ârufan, ber-wazn Tafâa’ala,
Yatafâa’alu, Tafâ’ulan, yang menunjukkan arti musyarakah baina
al-Itsnaini fa aktsara (komunikasi dalam dua orang atau melebihi).
Dalam kasus sehari-hari kita akan mengenal kata “Pacaran dan
Ta’arufan”
1. Pacaran menikmati kelebihan pasangan,
ta'aruf mengenal calon pasangan apa adanya.
2. Pacaran memperindah topeng untuk
pasangan, ta'aruf memperindah akhlaq di hadapan Allah.
3. Pacaran menyalurkan syahwat.
ta'aruf mengundang datangnya rahmat.
4. Pacaran niatnya untuk menikmati,
ta'arufnya niatnya untuk menikahi.
5. Pacaran didukung oleh syaitan,
ta'aruf dido'akan oleh malaikat.
6. Pacaran biasanya diperlama.
Ta'aruf justru dipersingkat.
7. Siap memacari belum tentu siap
menikahi. Siap ta'aruf udah pasti berniat menikahi.
Ketika dikembalikan ke asal-muasal dari kata Ta’aruf secara
ilmu Sharaf, maka makna Ta’aruf mempunyai makna komunikasi melibatkan beberapa
orang
Maka bagi siapapun yang ingin segera Ta’aruf maka anda harus
menghadirkan keluarga anda bertemu dengan keluarga pacar anda, sehingga menjadi
komunikasi yang melibatkan berbagai pihak, karena dengan itu sesuai dengan
hakikat dari perkawinan,
Bukan hanya mempertemukan dua insan/dua sejoli tapi
mempertemukan, mengkomunikasikan dua keluarga, dan itulah cita-cita besar yang
di usung oleh kata Ta’aruf.
Wallahu a’alam.
subhanallah,, dikemas dgn cara santai :) good.. lanjutkan berkarya !!
ReplyDeleteterimakasih atas kunjungannya..
ReplyDelete