PUISI MALAM PERTAMA DI ALAM KUBUR
November 22, 2012
Add Comment
Wahai Kawan
ajja’
El-Buqisi (Penggiat Teater Syahid UIN Jakarta)
Kullu
nafsin dzaaiqatul maut
Kullu
nafsin dzaaiqatul maut
Wahai
kawan
tahukah
enkau, siapa yang berbicara itu
tahukah
engkau, apa yang dibicarakan-Nya
tahukah
engkau, siapa yang dibicarakan-Nya
kita,
kita, kita
kita
kita
yang terbelenggu dalam jasad ini
Kullu
nafsin dzaaiqatul maut
Wahai
kawan
tidak
takutkah kita bertemu dengan pelayan-Nya
dia
akan menarik kita secara paksa
menyeret
kita tampa perasaan
ketahuilah,
kematian akan membuat kita gamang
karena
tidak akan ada yang bisa lari dari kematian itu
kemanapun
kita bersembunyi
Kullu
nafsin dzaaiqatul maut
Wahai
kawan
Cobalah
kita bertanya kepada bumi, apakah dia masih mau menopang kita
Cobalah
kita bertanya kepada langit, apakah dia
masih mau menaungi kita
Cobalah
kita bertanya kepada udara, apakah dia masih mau dihirup oleh kita
Jawabannya……
Jawabannya
hanya satu
Kecuali
Kullu
nafsin dzaaiqatul maut
Wahai
kawan
Tahukah
kalian, siapa yang akan menemani kita di sana
Tahukah
kalian, siapa yang akan membantu kita di sana
Untuk
menjawab pertanyaan dari pelayan-pelayan-Nya
Tidak
ada
Tidak
ada, tidak adaaaaaaaaaaaa
Apakah
benar tidak ada?
Jawabannya……..
Jawabannya
hanya satu
Kecuali
Kullu
nafsin dzaaiqatul maut
Wahai
kawan
pernahkah
kita bersujud dengan pasrah dihadapan-Nya
pernahkah
kita luangkan waktu kita sedikit saja untuk-Nya
pernahkah
hati kita bergetar mendengar nama-Nya
pernahkah
kita menyebut nama-Nya dengan rasa cinta
Kullu
nafsin dzaaiqatul maut
Wahai
kawan
Setiap
hari kita memikirkan teori-teori-Nya
Setiap
hari kita mengiyakan kata-kata-Nya
Tapi
pernahkah kita melaksanakan perintah-perintah-Nya
Pernahkah
kita menjauhi larangan-larangan-Nya
Kullu
nafsin dzaaiqatul maut
Wahai
kawan
Masihkah
ada hari untuk kita
Masihkah
ada jam untuk kita
Masihkah
ada menit untuk kita
Masihkah
ada detik untuk kita
Kullu
nafsin dzaaiqatul maut
Kullu
nafsin dzaaiqatul maut
Wahai
kawan
Tujuan
kita hanya satu di antara dua
Neraka
atau Surga
Kita
tidak akan berengkarnasi seperti ummat budha
Sungai
gangga tidak akan menghapus dosa kita, seperti yang dilakukan ummat hindu
Apa
yang kita tanam di dunia ini
Maka
akan kita tuai di akherat kelak
Wahai
kawan
Mari
kita tundukkan ke angkuhan diri ini
Mari
kita ratahkan kening ini di tanah
Singkirkan
saja sajadah mahalmu
Dia tidak
membutuhkannya…..
Dia
tidak membutuhkannya…..
Dia
tidak membutuhkannya…..
Dia
memerlukah kepasrahan dan cinta kita kepada-Nya
Dia
akan membelai kita dengan Rahmat-Nya yang Agung
Kullu
nafsin dzaaiqatul maut
Wahai
kawan
Marilah
kita terbang dengan kekasih
Terbang
dengan penuh rasa cinta
Itupun
karena
Kecuali
0 Response to "PUISI MALAM PERTAMA DI ALAM KUBUR"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR