-->

Tafsir al-Baghawi, Biografi pengarang dan Karakteristik Tafsirnya.

Tafsir al-Baghawi

Faquha.com - Berikut adalah Makalah Mata Kuliah Tafsir Klasik, Membahas Tafsir al-Baghawi, Sewaktu di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta asuhan Dr. Lilik Ummi Kaltsum MA.

a. Biografi dan Latar Belakang Pendidikan 
Ia adalah Abu Muhammad al-Husayn ibn Mas'ud ibn Muhammad al-Farra' al-Baghawi lahir 1122 M dan wafat pada bulan Syawal tahun 516 H. di Marw ar-Rud, di kuburkan di samping makam gurunya (al-Qadi Husen), Terkenal sebagai Mufassir, ahli Hadis dan Faqih bermadzhabkan al-Syafi'i 

Gurunya yaitu Imam al-Husin ibn Muhammaad al-Marwazi al-Qadhi. Seorang ulama di Khurasan, pemimpin mazhab Syafii’ ,  dalam bidang hadis ia berguru pada al-Muhaddits al-Fadhl Abu Bakar Ya’kub al-Juwaini yang terkenal dengan gelar Syaikh al-Hijaz wafat pada tahun 463 H.  

b. Penilaian Ulama
Al-Subki berkata bahwa: Imam Baghawi dikenal sebagai penghidup, pengamal sunnah dan pembela agama, sayag beliau tidak datang ke Baghdad, jika ia pernah kesana, niscaya biografinya bertambah luas dan tinggi kedudukannya baik dalam ilmu-ilmu agama, tafsir, maupun hadis, lingkaran pengaruh keilmuannya meluas terutama dalam transfer ilmu hadis.

Selanjutnya al-Subki mengatakan bahwa: “Ia sering melihat al-Baghawi jarang mengambil riwayat kecuali setelah ditelitinya. Ia hanya mengutamakan riwayat yang lebih kuat dan mengungkapkannya dengan ringkas. Hal tersebut menunjukakan bahwa ia diberikan kecerdasan yang luar biasa. Dan  ia sangat berhati-hati dalam hal penelitiannya.”

c. Sekilas mengenal kitab Tafsir al-Baghawi
Ibn Taimiyyah ditanya tentang mana tafsir yang lebih dekat kepada al-kitab dan al-Sunnah,  al-Zamakhsari, al-Qurtubi, al-Baghawi atau yang lain? Ia menjawab, ketiga tafsir yang ditanyakan itu, yang paling selamat dari bid’ah dan hadis-hadis dhai’f adalah tafsir al-Baghawi. 
Hanya saja ia merupakan ringkasan dari tafsir al-Tsa’labi dengan membuang sanad-sanad dha’if dan bid’ah yang ada di dalamnya dan membuangt hal-hal yang tidak perlu.

Tafsir al-Baghawi sangat terpengaruhi kuat oleh Tafsir al-Tsa’labi : al-Kasyf wa al-Bayan. Sekalipun pada kenyataanya punya karakteristik tersendiri. Sumber penafsirannya adalah Bil Ma’tsur.Tafsir al-Baghawi telah diringkas oleh al-Syaikh Tajuddin Abu Nashri Abdul Wahab ibn Muhammad al-Husaini, wafat tahun 875 H.

d. Metode Tafsir Imam al-Baghawi.
Dalam Muqaddimah Tafsirnya, ia menjelaskan tentang metode tafsirnya, tujuannya, dan sisi lain dari ilmunya yang luas dalam bidang penelitian al-Quran. Kemudian ia menyebutkan sejumlah pasal yang ada dalam tafsirnya berikut penjelasannya. Seperti fadilah al-Quran dan mengajarkannya, keutamaan membaca al-Quran, ancaman bagi orang yang berbicara tentang al-Quran dengan pendapatnya sendiri tanpa dilandasi pengetahuan.

Imam al-Baghawi telah benar-benar mempersiapkan tafsirnya dari segi bahasa. Karena sebagian orang menyangka bahwa mengenal tafsir cukup dengan kebahasaan, menurut al-Baghawi mereka keliru. Karena menafsirkan al-Quran membutuhkan aspek-aspek lain, diantaranya: mengetahui sunah Nabi saw.

e. Karakteristik Tafsir al-Baghawi:
Kitab Maa’lim al-Tanzil merupakan kitab yang pertengahan, pengarangnya mengambil dari penafsiran para sahabat, tabii’n dan generasi setelah Tabii’n,  sebuah kitab yang paling elegan dan bagus, mencakup pada perkataan yang sahih, terlepas dari gumud, dan bikin ribet dalam menjelaskan teks al-Quran, lengkap dengan hadis-hadis Nabi dan Atsar sahabat yang sarat akan ke sahihan nya.

1. Mengedepankan Tafsirsan ayat dengan bahasa yang mudah dan ringkas, kalimat yang Gharib dikembalikan kepada asalnya atau mengutip ayat-ayat yang lain, hadis-hadis, atsar para sahabat, Tabiin yang mahir dalam sastra, (tidak terjebak terlalu dalam pertikaian ahli sastra mengenai sebuah makna)

2. Dalam menjelaskan makna kandungan ayat, al-Baghawi menafsirkan nya dengan ayat lain (menafsirkan ayat dengan ayat lain), karena nya ayat al-Quran saling menjelas dari sebagianya, seperti ketika ada ayat yang mujmal pada suatu tempat, maka di jelaskan di ayat yang lainnya, misalnya: وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
Dengan: وَأَمْدَدْنَاكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ

3. Al-Baghawi juga menampilkan hadis-hadis yang sahih dan lengkap dengan sanad nya, jarang sekali hadis yang dikutif tidak lengkap dengan sanadnya
4. Memperhatikan perbedaan beberapa Qiraat, ketika terdapat perbedaan qiraat, beliau menampilkannya, lebih-lebih perbedaan Qiraat yang menyebabkan perbedaan dalam makna, seperti ayat : وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ

Dibaca oleh Ahli Madinah, dan Imam Asim dengan Qaf dibaca  fatah, akan tetapi yang ahli Qiraat yang lainnya membaca kasrah, padahal ketika Qaf dibaca fathah:
أقررن أي الزمن فى بيوتكن من قولهم قررت بالمكان أقر قرارًا

Sementara jika Qaf nya di kasrah kan maka artinya:
كُنَّ أهل وقار وسكون، من قولهم: وقر فلان يقر وقورًا إذا سكن واطمأن

5. Jika perbedaan antara ahli ra’yi dan dan ahli sunnah, al-Baghawi selalu memperkuat ahli sunnah, dan memberi penjelasan secara Naqlu dan Akal, contoh penafsirannya mengenai ayat: لَا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ
Dengan

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ }  وقوله تعالى: { كَلَّا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ }
Selanjut nya al-Baghawi juga menjelaskan hadis nabi mengenai melihat Allah, dan selanjutnya beliau membedakan makna Idrak dengan makna Rukyah.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

2 Responses to "Tafsir al-Baghawi, Biografi pengarang dan Karakteristik Tafsirnya."

SILAHKAN KOMENTAR

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel