Hilal Kemenangan; Polemik Quick Count dan Real Count
May 5, 2019
Add Comment
Mendekati bulan ramadhan seperti hari ini, banyak pihak yang merasa was2, atau belum yakin apakah tanggal satu ramadhan jatuh pada hari, persis tertanggal kalender, atau berbeda? Mundur satu hari, atau justru hari berikut dari tanggal kalender. Pasalnya tentu saja ril satu ramadhan setelah ditetapkan melalui -prosesi- sidang. Yang di dalamnya ada dinamika, melalui pelbagai tahapan, perselisihan. Sebelum bersepakat pada satu waktu.
Seperti dimaklumi, perubahan bulan tahun qomariah, hijriyah adalah dikala (sesaat setelah) muncul bulan sabit muda (hilal) di atas horizon, ufuk. Dengan kadar, ketinggian tertentu. Hal demikian dibuktikan melalui observasi, penglihatan langsung. Baik denga mata 'bugil', atau melalui alat, teleskop, dll. Setelah terbukti, maka secara sah esok hari masuk tanggal satu. Jika tidak ada, dibawah ufuk atau sebab gulita, maka pada lusa baru berganti bulan.
Hilal, bulan sabit muda adalah pertanda, sinyal yang meyakinkan adanya -pergantian bulan baru. Sebelum ada sinyal, siapapun tidak bisa memastikan, mengklaim adanya pergantian. Nah, Kegiatan tersebut (sidang dan observasi) dilakukan pada akhir bulan qomariah, seperti hari ini. Dan prakti inilah kiranya bisa dinamai perhitungan sebenarnya, alias real qount (RC).
Dalam pada itu, tidak sembarang orang mampu memandang bulan muda, hanya seorang ahli, astronom yang terlatih. Mereka biasanya tersebar diberbagai tempat pematauan sinyal (TPS) yang ditentukan dan memungkinkan bisa meraba hilal. Begitu ia dapati di satu TPS, peneropong boleh berikrar di hadapan saksi2 dengan bersumpah, selanjutnya, lapor atau dibawa ke majelis isbat.
Begitu pula para pihak yang menetapkan putusan dalam mahkamah isbat. Adalah seorang pakar yang memiliki legalitas. Seorang pejabat, alat negara. Yang dalam putusannya memiliki payung konstitusi. Yang suaranya bisa mengikat, jadi pijakan hukum bagi warganya. Dan tentu saja bisa dipertanggungjawabkan.
Meskipun demikian, tentu saja tidak ada larangan bagi siapapun -perorangan atau kolektif- bahkan awam sekalipun untuk memantau hilal. Menghitung, lalu menyiarkan kepada khalayak. Tetapi hasilnya tidak mengikat, sebab bukan oleh seorang 'ahlinya ahli' yang mendapat mandat dari 'negara'. Sebab itu hasilnya hanya untuk konsumsi pribadi, atau pihak yang percaya saja. Ini bisa dikata 'RC ecek2', yang tidak berkekuatan formal. Bahkan boleh jadi perhitungan 'pesanan, bayaran untuk memuluskan pihak tertentu. Agar awal puasa sesuai dengan kehendaknya.
Selain dari hal di atas. Ada pula pihak yang 'pandai' memprediksi tentang saat jatuhnya tanggal satu Ramadhan. Pihak ini memiliki satu rumusan 'ilmiah' yang terukur, secara cepat dan akurat sedari awal bisa memastikan hari istimewa ini. Perangkat yang mampu 'meramal' hal dimaksud adalah ilmu hitung, atau biasa disebut metode hisab. Pihak ini pun hanya orang ahli terlatih
Metode ini, adalah hitungan logaritma astronomi, tentang pergerakan benda langit. Tentang gerak-gerik matahari, bulan, bumi (MBB) dan cakrawala lainnya. Kapan dan dimana MBB ini berkumpul pada satu garis lurus, ijtima. Dan kapan salah satunya, -bulan misal- naik ke atas ufuk, ketika matahari terbenam ketinggian bulan sabit (irtifaul hilal) berapa derajat. Sehingga dipastikan bisa atau tidak bisa terlihat oleh para pemantau. Dll.
Prosesi hisab awal bulan ramadhan, bisa dilakukan jauh hari sebelum akhir bulan sya'ban. Setidaknya dikala menginjak awal bulan sya'ban. Mereka, ahli hitung sudah bisa memberikan gambaran, informasi sahih tentang hari pertama bulan ramadhan. Ini persis versi hitung cepat, alias quick qount (QC).
Mengapa metode ini bisa dipercaya? Pasalnya pergerakan benda langit, MBB selalu konstan. Berotasi teratur, dengan kecepatan dan jalur yang sama pada setiap periodiknya. Walhasil, pada waktu tertentu, orang bisa membaca letak posisi MBB. Termasuk posisi hilal di awal atau akhir bulan, di bawah atau sudah melewati ufuk pada ketinggian, derajat tertentu.
Sebab demikian, terang saja hasil perhitungan model ini bisa dipercaya dan dipertanggungjawabkan, sebab berdasarkan data ilmiah. Dan bisa dibuktikan nanti, ketika ada proses melihat langsung, observasi hilal, RC. Hasil cukup mendekati, bahkan banyak begitu tepat.
Nah, untuk ramadhan tahun ini, data ilmiah melalui proses hisab atau hitung cepat sudah ada jawabannya. Tinggal menunggu pembuktian melalui observasi hilal dan sidang isbat. Dan saya bisa memastikan hasilnya akan sama. Kalau pun berbeda hanya sedikit saja, tidak sampai satu derajat. Tidak akan merubah ketetapan awal bulan ramadhan. Percayalah.
Perhitungan hilal cukup relevan dengan prosesi Pemilu tempo hari. Yang kini, tengah dalam proses dan menunggu hasil pembuktian, real count dan sidang mahkamah 'isbat' pleno KPU. Jauh hari banyak pihak yang telah melakukan hisab, quick count. -Calon- pemenangnya sudah terbaca. Hasilnya, apakah persis dengan RC?, Cukup dimengerti, sebab hilal kemenangan telah benderang. Mari kita sambut....
Marhaban ramadhan
Marhaban hilal
Marhaban kemenangan
Marhaban hilal
Marhaban kemenangan
Bumi Apari sehari menjelang puasa, 30 Sya'ban 1440
0 Response to "Hilal Kemenangan; Polemik Quick Count dan Real Count"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR