-->

Posisi Ansor dalam Politik Praktis

Tasikmalaya, Ricky Assegaf, Ketua PC Ansor Kota Tasikmalaya, menegaskan “Saat Ansor mendukung Pemerintahan yang sah, bukan berarti Ansor sedang berkoalisi dengan pemerintah, tapi sedang menunjukkan cintanya kepada ibu pertiwi dan komitmennya terhadap NKRI, sehingga kader Ansor berkewajiban untuk menjaga keamanan negeri ini khususnya di Kota Tasikmalaya”

Pernyataan tersebut disampaikan Senin, (11/06). di hadapan Walikota Tasikmalaya, Drs. H. Budi Budiman dalam kegiatan Mujahadah Kubro dan Khataman al-Quran yang diselenggarakan di Pondok Pesantren al-Hikmah Mugarsari Tasikmalaya.

Ansor juga bukan sebagai oposisi atau simpatisan oposisi saat mengkritisi Pemerintah, Ansor berkewajiban mengingatkan Pemerintah akan hal baik dengan cara yang baik, agar  tetap terciptanya situasi yang kondusif, papar H. Ricky. Bagaimana perekonomian bisa tumbuh apabila situasi tidak kondusif? Bagaimana bisa menjalankan ajaran agama apabila situasi tidak aman? Karenanya dalam baladil amin adalah jaminan bagi terselenggaranya amilus solihat.

Karenanya, Ricky meminta Walikota Tasikmalaya lebih serius untuk pencegahan terorisme, membersihkan bibit radikalisme dengan cara menggalakan ajaran Islam Ahlusunnah wal Jama’ah al-Nahdiyyah di Kota Tasikmalaya.

Islam telah mengajarkan etika dalam menegur pimpinan, yakni menegurnya saat melakukan kesalahan, pun tidak dilakukan dengan cara-cara anarkis, mencaci maki, mengancam, yang meruntuhkan kewibawaannya. Namun harus dilakukan dengan cara santun, dialog yang baik di tempat yang tertutup dan tidak melakukan demonstrasi, yang rawan menimbulkan konflik atau kericuhan. Hal ini adalah ajaran Rasulullah saw dalam hadits:

من كانت عنده نصيحة لذي سلطان فلا يكلمه بها علانية، وليأخذ بيده فليخل به، فإن قبلها قبلها وإلاّ قد كان أدّى الذي عليه والذي له ( رواه الحاكم، صحيح)

“Barang siap hendak menasihati pemerintah, maka jangan dengan terang-terangan di tempat terbuka. Namun jabatlah tangannya, ajaklah bicara di tempat tertutup, bila nasehatnya diterima, bersyukurlah. Bila tidak diterima, maka tidak mengapa, sebab sungguh ia telah melakukan kewajibannya dan memenuhinya“. (HR. al- Hakim, shahih)

Selain itu, dalam Ihya Ulummuddin, Imam Al-Ghazali menyatakan “Agama sangat menjaga Wibawa pemerintah di hadapan rakyatnya. Bahkan, ulama salaf melarang keras mendo’akan buruk kepada Pemerintah, sebab tidak menyelesaikan masalah dan menimbulkan dampak buruk yang besar” (Faquha)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Posisi Ansor dalam Politik Praktis"

Post a Comment

SILAHKAN KOMENTAR

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel