Terimakasih Pak Dede Sudrajat
TERIMA KASIH PAK DEDE SUDRAJAT
Kumis rada tebal di atas bibirnya sering menyunggingkan senyum. Ia sangat murah senyum. Lelaki paruh baya itu bernama Dede Sudrajat. Ia tak asing lagi bagi masyarakat Kota Tasik karena telah bekerja dan mengabdi sepuluh tahun lamanya.
Lelaki pengusaha moda transfortasi ini jarang bicara. Ia irit kata. Ia seperti jarang marah. Tapi sekali marah, ia termasuk pejabat yang tegas. Namun demikian, senyum lebih banyak ia hamburkan dibanding marah. Beruntung bagi orang yang mengenal dekat dengan pak Dede Sudrajat.
Ia pejabat yang sederhana. Rumahnya sebagai seorang pejabat sekaligus pengusaha terbilang tak mewah. Baju yang dipakainya pun tidak terlihat mencolok. Batiknya tak terkesan mentereng. Biasa saja. Ia seperti nyaman dengan konsep seadanya, tidak gemerlapan dan tidak memaksakan diri.
Banyak hal positif yang diinspirasikan pa Dede selama perjalanannya menjadi Wakil Wali Kota Tasik. Sepuluh tahun menjadi wakil dari dua wali kota yang berbeda. Ia tak terwacanakan masuk ke pusaran korupsi yang sering ramai dibicarakan warga di pos ronda dan tempat-tempat nongkrong. Wacana korupsi di Tasik sering mengemuka. Pak Dede tak terdengar masuk di pusaran itu.
Dua kali ia menempati Z2 sebagai Wakil Wali Kota Tasik. Dengan H. Syarif Hidayat dan H. Budi Budiman. Dengan H. Syarif pak Dede pernah kurang harmonis. Belakangan mereka kembali akrab dan pak Syarif mendukung pencalonan pak Dede di Pilkada Kota Tasik Juni 2017 lalu.
Bersama H. Budi, sejak awal sudah tercium pak Dede kurang harmonis. Tapi, sebagai politisi ia bisa menyembunyikannya. Ia memendamnya selama lima tahun. Belakangan, marahnya pecah juga. Kecewanya tersalurkan. Ia merasa harus marah dengan alasan yang dikemukakan. Marahnya dipirsa publik. Netizen pun merespon. Umumnya, respon masyarakat negatif. Sesuatu yang harus direfleksi ke depannya. Setelah ini, semoga pak Dede bisa lebih menahan diri untuk tidak marah di depan publik. Kini, pak Dede memulai menikmati cerita baru sebagai rakyat sekaligus sebagai pengusaha.
Sosok pak Dede termasuk jarang dibicarakan. Irit kata membuatnya jarang dibicarakan orang. Itu lebih baik daripada hambur kata yang pada gilirannya mudah untuk dikritisi. Bahkan bisa jadi sedikit bicara gambaran banyak bekerja.
Sepuluh tahun bekerja adalah gambaran tentang masa yang lama untuk mengabdi. Pengabdian pa Dede bukanlah pengabdian yang sepele. Sepuluh tahun telah menorehkan banyak prestasi yang terekam dalam sejarah perjalanan Kota Tasik di usianya yang ke-enam belas. Lebih dari setengah dari usia Kota Tasik diikuti langsung oleh pak Dede. Tenaga, pemikiran dan pengorbanan lainnya telah dikerahkan. Perkembangan Kota Tasik sehingga maju seperti terlihat sekarang ini tak bisa dilepaskan dari peran pak Dede.
Masyarakat Kota Tasik tentu tak akan melupakan kebaikan, jasa dan pengorbanan pak Dede. Bakti, karya dan prestasinya telah terpatri. Kini langkah pak Dede sudah diisi pak M. Yusuf. Pak M. Di hadapan pak M. Yusuf terbentang kisah panjang yang harus dimulai minggu ini. Ia harus banyak belajar kepada pak Dede dengan berbagai sisi positif yang melekat padanya.
Selamat purna tugas pak Dede Sudrajat. Lapangan pengabdian yang sesungguhnya dimulai hari ini, di permanen sistem. Di masyarakat yang kini tak lagi berjarak. Terima kasih untuk segalanya. Semoga Allah menerima segala pengabdian yang terkerah.
0 Response to "Terimakasih Pak Dede Sudrajat"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR