Membaca bukan sekedar mengeja kata
March 21, 2017
Add Comment
Membaca bukan sekedar mengeja kata
Saat kita membaca sebuah tulisan, apa yang kita cari dari bacaan itu? Sekedar hiburan? Atau hendak mendapat info baru? Mari saya 'bocorkan' rahasia ini: carilah jiwa penulisnya, raih imajinasinya dan resapi energinya.
Tulisan yang bagus adalah yang menyodorkan jiwa pemilik kata dan kalimat kepada pembacanya. Saat anda membeli buku, bukan saja kertas dan tinta yang anda beli. Saat anda membaca untaian kalimat, bukan saja ejaan huruf yang anda tangkap ke dalam pikiran anda. Bisakah anda menyelami jiwa penulisnya? Untaian kata dan rangkaian kalimat yang telah dilepaskan oleh penulis dari jemarinya adalah bagian dari jiwa penulis yang diserahkannya kepada para pembaca.
Tulisan yang baik akan mengajak berkelana dalam imajinasi anda. Dibawanya anda turut serta bukan sekedar pada gagasan penulis, yang mungkin saja tak anda sukai dan bisa seketika anda bantah, tapi lebih dari itu. Tulisan yang dahsyat akan mengajak anda menyusuri tepian imajinasi penulis dan mendorong anda mengembangkan imajinasi anda sendiri. Saat imajinasi penulis bertemu dengan imajinasi pembaca, buku atau artikel yang tengah anda baca telah berhasil menjalankan misinya. Setiap anda membaca ulang, tulisan yang dahsyat akan selalu membuka ruang imajinasi yang berbeda.
Mereka yang hendak membungkam sebuah tulisan hanya karena tidak sependapat dengan gagasan di dalamnya akan kecewa. Kalimat boleh terhapus, gagasan boleh dibungkam, tapi imajinasi akan tetap abadi. Itulah sebabnya penulis akan tetap hidup di benak para pembacanya meski penulisnya sudah mati ratusan atau ribuan tahun yang lalu. Tidak pula anda bosan berulangkali membacanya.
Terakhir, tulisan yang bagus tidak hanya sekedar berbagi jiwa pemilik kata, dan mempertemukan imajinasi penulis dengan pembaca, tapi juga menebar energi. Betapa banyak orang yang tergerak hanya karena kekuatan energi rangkaian kalimat. Tulisan tanpa energi hanya sekedar mengajari pembaca mengeja kata. Makna tulisan ditentukan oleh sejauh mana energi yang dihadirkan mampu diraih oleh pembaca. Anda merasakan ada yang menari-nari di kepala anda, ada yang membuat bergetar di hati anda, dan ada seperti kilatan listrik di darah anda: semua hanya karena meresapi energi sebuah tulisan.
Baik, sudah saya bocorkan rahasia ini.
Mari sekarang anda membuka al-Qur'an. Mulai saat ini anda akan terkejut setiap membaca al-Qur'an: anda sudah tahu apa yang anda inginkan. Anda ingin dapat merengkuh jiwa al-Qur'an, meraih imajinasinya dan meresapi energinya. Al-Qur'an itulah buku terbaik!
Tabik,
Nadirsyah Hosen
Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama Australia - New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School
Saat kita membaca sebuah tulisan, apa yang kita cari dari bacaan itu? Sekedar hiburan? Atau hendak mendapat info baru? Mari saya 'bocorkan' rahasia ini: carilah jiwa penulisnya, raih imajinasinya dan resapi energinya.
Tulisan yang bagus adalah yang menyodorkan jiwa pemilik kata dan kalimat kepada pembacanya. Saat anda membeli buku, bukan saja kertas dan tinta yang anda beli. Saat anda membaca untaian kalimat, bukan saja ejaan huruf yang anda tangkap ke dalam pikiran anda. Bisakah anda menyelami jiwa penulisnya? Untaian kata dan rangkaian kalimat yang telah dilepaskan oleh penulis dari jemarinya adalah bagian dari jiwa penulis yang diserahkannya kepada para pembaca.
Tulisan yang baik akan mengajak berkelana dalam imajinasi anda. Dibawanya anda turut serta bukan sekedar pada gagasan penulis, yang mungkin saja tak anda sukai dan bisa seketika anda bantah, tapi lebih dari itu. Tulisan yang dahsyat akan mengajak anda menyusuri tepian imajinasi penulis dan mendorong anda mengembangkan imajinasi anda sendiri. Saat imajinasi penulis bertemu dengan imajinasi pembaca, buku atau artikel yang tengah anda baca telah berhasil menjalankan misinya. Setiap anda membaca ulang, tulisan yang dahsyat akan selalu membuka ruang imajinasi yang berbeda.
Mereka yang hendak membungkam sebuah tulisan hanya karena tidak sependapat dengan gagasan di dalamnya akan kecewa. Kalimat boleh terhapus, gagasan boleh dibungkam, tapi imajinasi akan tetap abadi. Itulah sebabnya penulis akan tetap hidup di benak para pembacanya meski penulisnya sudah mati ratusan atau ribuan tahun yang lalu. Tidak pula anda bosan berulangkali membacanya.
Terakhir, tulisan yang bagus tidak hanya sekedar berbagi jiwa pemilik kata, dan mempertemukan imajinasi penulis dengan pembaca, tapi juga menebar energi. Betapa banyak orang yang tergerak hanya karena kekuatan energi rangkaian kalimat. Tulisan tanpa energi hanya sekedar mengajari pembaca mengeja kata. Makna tulisan ditentukan oleh sejauh mana energi yang dihadirkan mampu diraih oleh pembaca. Anda merasakan ada yang menari-nari di kepala anda, ada yang membuat bergetar di hati anda, dan ada seperti kilatan listrik di darah anda: semua hanya karena meresapi energi sebuah tulisan.
Baik, sudah saya bocorkan rahasia ini.
Mari sekarang anda membuka al-Qur'an. Mulai saat ini anda akan terkejut setiap membaca al-Qur'an: anda sudah tahu apa yang anda inginkan. Anda ingin dapat merengkuh jiwa al-Qur'an, meraih imajinasinya dan meresapi energinya. Al-Qur'an itulah buku terbaik!
Tabik,
Nadirsyah Hosen
Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama Australia - New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School
0 Response to "Membaca bukan sekedar mengeja kata"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR