Makna dan Filosofi Kalimat Tahmid
July 15, 2015
Add Comment
Faquha.com - Kalimat tahmîd. "alhamdu lillâhi rabbil’âlamîn, segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian
alam. Apa
makna kalimat suci ini?
Setiap manusia memiliki potensi
diri untuk dipuja dan dipuji. Manusia akan merasa bangga jika pujian dan pujaan
diperolehnya. Untuk mewujudkan impiannya itu, maka manusia akan berjuang
menggapai keagungannya.
Manusia akan berjuang menjadi kaya, mendapatkan jabatan
tinggi dan sejenisnya. Semua ini adalah materi-materi guna mendapatkan pujian
dari sesamanya. Seorang raja akan bangga di saat dielu-elukan rakyatnya.
Seorang saudagar bangga di saat namanya disebutkan dalam daftar donatur masjid.
Semua ini adalah pujian.
Pujiaan dan pujaan yang didapat
manusia terkadang menjerumuskannya ke dalam kesombongan dan keangkuhan. Manusia
cenderung menepuk dada di saat pujian datang. Jika ia seorang pejabat, maka ia
akan merasa sombong dengan merasa sebagai orang besar, sehingga tidaklah perlu
menghormati bawahan.
Jika dia seorang saudagar, maka ia
akan merasa sebagai orang yang paling berada yang dapat memenuhi kebutuhannya,
kapanpun dan dimanapun, sehingga dengan sewenang-wenang memperlakukan pembantu.
Ini hanyalah salah satu dampak negatif dari adanya pujian. Manusia akan
terjerumus pada perilaku buruk yang justru bertentangan dengan fitrahnya
sebagai makhluk yang patuh terhadap aturan-Nya.
Jika
sikap sombong ini terus tumbuh dalam diri manusia, tindakan bodoh selanjutnya
yang muncul adalah mengaku diri sebagai makhluk yang tidak membutuhkan siapa-siapa,
termasuk Tuhan. Dia merasa apa yang didapatkan adalah
hasil keringatnya, usahanya sendiri, tidak ada bantuan dari pihak manapun. Jika
demikian halnya, maka Tuhan sebagai pemberi rezeki akan dienyahkan dari
memorinya. Bahkan dia akan menganggap dirinya sebagai Tuhan karena mampu
memberikan kebutuhan bagi manusia lainnya yang lebih miskin darinya. Penyakit
sombong ini jelas akan membahayakan manusia
Makna
Filosofi Tahmid
Di sinilah kita melihat filosofi
kalimat tahmîd yang dapat dijadikan
solusi atas beberapa penyakit. Tahmîd
mengajarkan kepada kita bahwa pujian itu hanya milik Allah. Mengapa hanya milik
Allah? Karena pujian itu didasarkan atas adanya keagungan-Nya, dan keagungan
Tuhan bersifat mutlak. Tuhan pemilik semua keagungan yang ada di muka bumi ini.
Karena memang Dia adalah pencipta
sekaligus pemilik kehidupan ini. Dengan demikian, jika di antara kita
mendapatkan keagungan berupa kedudukan sosial seperti jabatan ataupun kekayaan,
maka janganlah merasa berhak untuk dipuji. Sesungguhnya apa yang dimiliki
manusia hanyalah pemberian dari Allah, dimana suatu saat Dia akan mengambilnya.
Manusia bukanlah pemilik abadi dunia ini.
Jika kesadaran seperti ini telah
tumbuh dalam diri kita, maka tidak ada satupun pujian yang akan menghempaskan
kita kepada sikap sombong di hadapan Tuhan. Justru pujian itu akan dirasakan
sebagai duri yang sewaktu-waktu akan menusuk hati, sehingga hati akan terasa
gundah dan sakit.
Kita takut jika pujian itu malah
menjadikan kita orang yang sombong. Di lain pihak, kesadaran ini juga akan
melahirkan kerendahan hati dengan selalu memuji Tuhan sebagai pemilik semua
keagungan dunia. Kita akan memuji dan bersyukur kepada-Nya atas segala
keagungan ini.
0 Response to "Makna dan Filosofi Kalimat Tahmid"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR