KH. Ismail Fahmi: Kemandirian dalam Ilmu Agama harus sebelum Kemandirian dalam Ilmu lainnya
February 22, 2015
Add Comment
Ciputat, Faquha.com - Tak diragukan lagi bahwa kemandirian
adalah ujung dari pembelajaran dalam hidup. Sikap mandiri harus ditunjukkan
seseorang agar bisa mengarungi kehidupan di dunia tanpa terus menerus
bergantung kepada orang lain. Namun tahukah anda bahwa sikap mandiri
(kemandirian) yang pertama dan utama dalam kehidupan sesungguhnya adalah
kemandirian dalam ibadah.
Indikasi dari
kemandirian dalam ibadah adalah seseorang dapat melaksanakan Shalat secara benar
dan tuntas sekalipun sendiri, secara kuantitas maupun secara kualitas. Seseorang
yang bisa melaksanakan ibadah dengan khusu dan ikhlas sekalipun sendiri adalah
cerminan dari pribadi yang telah memiliki kemandirian dalam Ibadah papar KH.
Ismail Fahmi ketika mengisi pengajian Remaja Mesjid al-Mujahidin Komplek BI
Ciputat (22/02)
Ia melanjutkan
bahwa “Agama Islam menekankan agar kita menjadi pelaku Shalat, tidak hanya
sebagai penyuruh apalagi sebagai penonton orang salat”. Adapun kemalasan yang
diderita oleh orang-orang yang enggan melaksanakan Shalat adalah karena ia
tidak merasakan dinamika dalam variasi solatnya, misalnya setiap salat yang
dibaca hanya kulhu (surat al-Ikhlas), tidak mau mencoba surat yang lain,
walaupun hanya dengan satu ayat
Sehingga salatnya
hanya seremonial dan sekedar “ngisi absen”, tidak dapat memahami dan mengambil
makna dari Shalat itu sendiri. Padahal Shalat sebagai Media (Perangkat) untuk
mengingat Allah (al-Shalatu li dzikri). Dan Tujuan dari Shalat adalah
dapat mencegah dari Keji dan Munkar (Inna al-Shalata Tahha ‘anil Fahsya wal
munkar)
Kemandirian dalam
Ibadah tergantung dalam kemandirian dalam ilmunya, oleh karena itu
pengajian-pengajian rutin dan intensif diperlukan. (Edin)
0 Response to "KH. Ismail Fahmi: Kemandirian dalam Ilmu Agama harus sebelum Kemandirian dalam Ilmu lainnya"
Post a Comment
SILAHKAN KOMENTAR