Perspektif Modern; Manfaat Praktis Sains (Dari Sains ke Teknologi)
June 9, 2012
1 Comment
Jakarta, Faquha.com- Pada bagian ini saya akan mendiskusikan manfaat sains, bukan lagi secara teoritis, tetapi secara praktis, yang itu bisa kita lihat dengan jelas pada teknologi. Tapi marilah kita mulai dengan penjelasan bagaimana dari sains bisa berkembang ke teknologi.
Pada awalnya teknologi diperlukan untuk membuat alat bantu penelitian ilmiah terhadap objek-objek empiris. Penekanan sains yang begitu kuat pada aspek empiris dari objek penelitiannya, di satu pihak, dan keterbatasan daya observasi indrawi di pihak lain, telah memaksa para ilmuwan untuk menciptakan alat-alat bantu penelitian, dari objek renik yang sangat kecil, sampai kepada objek alam yang sangat besar seperti galaksi. Untuk memiliki pengamatan yang lebih akurat tentang makhluk-makhluk renik, seperti virus,
Seorang ilmuwan Belanda telah menciptakan sebuah mikroskop yang mampu membesarkan objeknya 300 kali, sehingga ia bisa menangkap gambar protozoa dan spermatozoa. Alat bantu penelitian ini terus diperbaiki, sehingga saat ini, mikroskop telah berkembang sedemikian rupa sehingga sebuah mikroskop yang paling canggih, yang kemudian disebut "nanoskop mikrosfer" telah mampu menditeksi virus yang masuk ke dalam sebuah sel, padahal sebelumnya hanya bagian luar sel yang bisa terdeteksi. Mikroskop ini, dikatakan mampu menditeksi benda sekecil 20 nanometer.
Demikian juga, untuk meneliti benda-benda angkasa yang sangat jauh, para ilmuwan telah menciptakan sebuah alat pantau yang disebut telskop. Dari teleskop yang sederhana, seperti yang diciptakan Galile Galileo, yang dengannya ia telah mempu mengambil gambar satelit Saturnus yang sangat besar (dan karena itu disebut Titan), sampai kepada apa yang dikenal sebagi "teleskop Hubble," yang diorbitkan di ruang angkasa pada ketinggian 569 km dari permukaan Bumi, yang mampu, karena tidak terhalang oleh atmosfer Bumi, mengambil gambar-gambar spektakular dari benda-benda angkasa yang dahulunya hanya ada dalam imajinasi saja. Bukan saja gambar bumi yang utuh untuk pertaman kalinya, lebih dari itu teleskop Hubble juga mampu mengirim gambar nebula, supernova, black hole, galaksi, bahkan gugus-gugus galaksi yang sangat menakjubkan.
Demikian juga untuk memiliki informasi yang lebih akurat tentang atmosfer dan cuasa bumi, para ilmuwan telah menciptakan satelit. Dikatakan bahwa tujuan peluncuran Sputnik Rusia, satelit pertama yang pernah diluncurkan oleh Rusia, adalah untuk mengetahui kepekatan udara di atas lapisan eksosfer. Tentu saja masih banyak alat-alat penelitian ilmiah lainnya yang sangat dibutuhkan para ilmuan untuk menyempurnakan hasil penelitian mereka, yang tidak bisa disebutkan satu per satu di sini.
Pertanyaannya adalah bagaimana dari pengetahuan (sains) berubah ke teknologi (sebagai pemanfaaatan pengetahuan untuk kesejahteraan manusia)? Sebenarnya sejak dulu, manusia menimba ilmu untuk memberi manfaat bagi dirinya. Tentu saja kita tidak mau menjadi pemikir yang, seperti dikatkan Karl Mark, puas dengan menafsirkan dunia. Para ilmuwan mengetahui objeknya dengan benar justru dalam rangka memanfaatkannya bagi keuntungan dan kesejahteraan manusia. Sebab secanggih apapun teori dan metode saintifik, tetapi kalau tidak dipergunakan untuk kepentingan dan keuntungan manusia, maka sains tidak akan memberi manfaat apa-apa kecuali kepuasan intelektual.
William James, bapak Pragmatisme, bahkan pernah berujar "Sebuah teori tidak akan dikatakan benar, kalau ia tidak memberi manfaat bagi manusia."
Masalahnya sekarang adalah bagaimana sains beralih ke teknologi? Kebutuhan metodologis ilmiah, telah mendorong bahkan memaksa para ilmuwan untuk menciptakan alat-alat penelitian, dari yang sederhana sampai kepada yang canggih, seperti yang disinggung di atas (mikroskop, teleskop dan satelit). Tetapi dikemudian hari, ternyata alat-alat penelitian itu dapat digunakan bukan hanya untuk tujuan penelitian (untuk mengetahui objek sebagaimana adanya), tetapi juga untuk manfaat yang lain. Misalnya satelit, tidak hanya berguna untuk mengetahui kepekatan udara di atas atmosfer, yang mungkin berguna untuk pengetahuan meteorologis, tetapi juga bisa digunakan untuk sistem telekomunikasi, yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Dengan sistem telekomunikasi seperti ini, orang di mana saja, dapat berkomunikasi dengan kecepatan yang luar biasa. (Contoh, sekarang ini, dari kamar yang sepi ini saya bisa mengontak anda yang berada ditempat yang jauh dan berbeda-beda). Juga satelit bisa digunakan untuk tujuan militer atau operasi penyelamatan (SAR). Demikian juga fakta penelitian yang dihasilkan oleh alat penelitian (seperti mikroskop) bisa dimanfatkan untuk kepentingan manusia, seperti di bidang kesehatan.
Virus atau bakteri tertentu yang terpantau dalam alat tersebut, ternyata bisa digunakan misalnya untuk kepentingan anti-biotik, termasuk vaksin. Bahkan penelitian terhadap intisel, dan ditemukannya DNA pada inti sel tersebut, dapat digunakan untuk tujuan tertentu yang sangat berguna secara praktis (mengidentifikasi korban kecelakaan pesawat Shukoi yang sudah hancur, misalnya, atau mengidentifikasi anak yang hilang dsb,)
Demikian juga penemuan kekuatan uap, yang tadinya dilakukan hanya untuk mengetahui kekuatan alamiah dari batubara, misalnya, telah diarahkan untuk menghasilkan mesin uap, yang bisa digunakan sebagai alat transportasi yang sangat berguna, semisal kereta api, dan telah memicu terjadinya revolusi industri di Eropa.
Demikian juga penemuan daya elektrik, sebagai hasil kegiatan ilmiah, telah dikembangkan, melalui teknologi, sebagai bukan hanya penerang rumah tangga, melalui lampu pijarnya, tetapi juga untuk membantu pengoperasian mesin-mesin tertentu yang membutuhkan tenaga elektrik, seperti komputer yang kita gunakan ini.
Demikain juga penemuan sinar x, yang semula adalah hasil penelitian murni, ternyata bisa digunakan untuk tujuan yang beragam, seperti untuk meronsen, mengoperasi organ-orpgan internal manusia. Sementara alat-alat optik, yang semula, diciptakan untuk mempertajam pengamatan terhadap objek renik, ternyata bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki penglihatan kita, dan dari situ muncullah industri kacamata...
Tentu saja masih banyak contoh serupa ini yang tidak bisa diperinci semuanya di sini. Tapi dengan ini saya harap anda bisa mengerti bagaimana pergeseran yang terjadi dari sains (yang tugasnya mencari tahu tentang objek sebagaimana adanya) ke pemanfaatan dari baik alat maupun hasil penelitiannya ke dalam teknologi.
Atau dengan kata lain dari upaya memahani dan menafsirkan dunia, ke arah merubahnya, sebagai jawaban dari keresahan Karl Marx, yang suatu ketika pernah berkata: "para filosof bersibuk diri untuk menafsirkan dunia. Poinnya adalah bagaimna merubahnya?"
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat. (Prof. Mulyadhi Kartenegara)
Pada awalnya teknologi diperlukan untuk membuat alat bantu penelitian ilmiah terhadap objek-objek empiris. Penekanan sains yang begitu kuat pada aspek empiris dari objek penelitiannya, di satu pihak, dan keterbatasan daya observasi indrawi di pihak lain, telah memaksa para ilmuwan untuk menciptakan alat-alat bantu penelitian, dari objek renik yang sangat kecil, sampai kepada objek alam yang sangat besar seperti galaksi. Untuk memiliki pengamatan yang lebih akurat tentang makhluk-makhluk renik, seperti virus,
Seorang ilmuwan Belanda telah menciptakan sebuah mikroskop yang mampu membesarkan objeknya 300 kali, sehingga ia bisa menangkap gambar protozoa dan spermatozoa. Alat bantu penelitian ini terus diperbaiki, sehingga saat ini, mikroskop telah berkembang sedemikian rupa sehingga sebuah mikroskop yang paling canggih, yang kemudian disebut "nanoskop mikrosfer" telah mampu menditeksi virus yang masuk ke dalam sebuah sel, padahal sebelumnya hanya bagian luar sel yang bisa terdeteksi. Mikroskop ini, dikatakan mampu menditeksi benda sekecil 20 nanometer.
Demikian juga, untuk meneliti benda-benda angkasa yang sangat jauh, para ilmuwan telah menciptakan sebuah alat pantau yang disebut telskop. Dari teleskop yang sederhana, seperti yang diciptakan Galile Galileo, yang dengannya ia telah mempu mengambil gambar satelit Saturnus yang sangat besar (dan karena itu disebut Titan), sampai kepada apa yang dikenal sebagi "teleskop Hubble," yang diorbitkan di ruang angkasa pada ketinggian 569 km dari permukaan Bumi, yang mampu, karena tidak terhalang oleh atmosfer Bumi, mengambil gambar-gambar spektakular dari benda-benda angkasa yang dahulunya hanya ada dalam imajinasi saja. Bukan saja gambar bumi yang utuh untuk pertaman kalinya, lebih dari itu teleskop Hubble juga mampu mengirim gambar nebula, supernova, black hole, galaksi, bahkan gugus-gugus galaksi yang sangat menakjubkan.
Demikian juga untuk memiliki informasi yang lebih akurat tentang atmosfer dan cuasa bumi, para ilmuwan telah menciptakan satelit. Dikatakan bahwa tujuan peluncuran Sputnik Rusia, satelit pertama yang pernah diluncurkan oleh Rusia, adalah untuk mengetahui kepekatan udara di atas lapisan eksosfer. Tentu saja masih banyak alat-alat penelitian ilmiah lainnya yang sangat dibutuhkan para ilmuan untuk menyempurnakan hasil penelitian mereka, yang tidak bisa disebutkan satu per satu di sini.
Pertanyaannya adalah bagaimana dari pengetahuan (sains) berubah ke teknologi (sebagai pemanfaaatan pengetahuan untuk kesejahteraan manusia)? Sebenarnya sejak dulu, manusia menimba ilmu untuk memberi manfaat bagi dirinya. Tentu saja kita tidak mau menjadi pemikir yang, seperti dikatkan Karl Mark, puas dengan menafsirkan dunia. Para ilmuwan mengetahui objeknya dengan benar justru dalam rangka memanfaatkannya bagi keuntungan dan kesejahteraan manusia. Sebab secanggih apapun teori dan metode saintifik, tetapi kalau tidak dipergunakan untuk kepentingan dan keuntungan manusia, maka sains tidak akan memberi manfaat apa-apa kecuali kepuasan intelektual.
William James, bapak Pragmatisme, bahkan pernah berujar "Sebuah teori tidak akan dikatakan benar, kalau ia tidak memberi manfaat bagi manusia."
Masalahnya sekarang adalah bagaimana sains beralih ke teknologi? Kebutuhan metodologis ilmiah, telah mendorong bahkan memaksa para ilmuwan untuk menciptakan alat-alat penelitian, dari yang sederhana sampai kepada yang canggih, seperti yang disinggung di atas (mikroskop, teleskop dan satelit). Tetapi dikemudian hari, ternyata alat-alat penelitian itu dapat digunakan bukan hanya untuk tujuan penelitian (untuk mengetahui objek sebagaimana adanya), tetapi juga untuk manfaat yang lain. Misalnya satelit, tidak hanya berguna untuk mengetahui kepekatan udara di atas atmosfer, yang mungkin berguna untuk pengetahuan meteorologis, tetapi juga bisa digunakan untuk sistem telekomunikasi, yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Dengan sistem telekomunikasi seperti ini, orang di mana saja, dapat berkomunikasi dengan kecepatan yang luar biasa. (Contoh, sekarang ini, dari kamar yang sepi ini saya bisa mengontak anda yang berada ditempat yang jauh dan berbeda-beda). Juga satelit bisa digunakan untuk tujuan militer atau operasi penyelamatan (SAR). Demikian juga fakta penelitian yang dihasilkan oleh alat penelitian (seperti mikroskop) bisa dimanfatkan untuk kepentingan manusia, seperti di bidang kesehatan.
Virus atau bakteri tertentu yang terpantau dalam alat tersebut, ternyata bisa digunakan misalnya untuk kepentingan anti-biotik, termasuk vaksin. Bahkan penelitian terhadap intisel, dan ditemukannya DNA pada inti sel tersebut, dapat digunakan untuk tujuan tertentu yang sangat berguna secara praktis (mengidentifikasi korban kecelakaan pesawat Shukoi yang sudah hancur, misalnya, atau mengidentifikasi anak yang hilang dsb,)
Demikian juga penemuan kekuatan uap, yang tadinya dilakukan hanya untuk mengetahui kekuatan alamiah dari batubara, misalnya, telah diarahkan untuk menghasilkan mesin uap, yang bisa digunakan sebagai alat transportasi yang sangat berguna, semisal kereta api, dan telah memicu terjadinya revolusi industri di Eropa.
Demikian juga penemuan daya elektrik, sebagai hasil kegiatan ilmiah, telah dikembangkan, melalui teknologi, sebagai bukan hanya penerang rumah tangga, melalui lampu pijarnya, tetapi juga untuk membantu pengoperasian mesin-mesin tertentu yang membutuhkan tenaga elektrik, seperti komputer yang kita gunakan ini.
Demikain juga penemuan sinar x, yang semula adalah hasil penelitian murni, ternyata bisa digunakan untuk tujuan yang beragam, seperti untuk meronsen, mengoperasi organ-orpgan internal manusia. Sementara alat-alat optik, yang semula, diciptakan untuk mempertajam pengamatan terhadap objek renik, ternyata bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki penglihatan kita, dan dari situ muncullah industri kacamata...
Tentu saja masih banyak contoh serupa ini yang tidak bisa diperinci semuanya di sini. Tapi dengan ini saya harap anda bisa mengerti bagaimana pergeseran yang terjadi dari sains (yang tugasnya mencari tahu tentang objek sebagaimana adanya) ke pemanfaatan dari baik alat maupun hasil penelitiannya ke dalam teknologi.
Atau dengan kata lain dari upaya memahani dan menafsirkan dunia, ke arah merubahnya, sebagai jawaban dari keresahan Karl Marx, yang suatu ketika pernah berkata: "para filosof bersibuk diri untuk menafsirkan dunia. Poinnya adalah bagaimna merubahnya?"
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat. (Prof. Mulyadhi Kartenegara)
Penjelasannya menarik (y)
ReplyDelete